AM 54

13.4K 1.1K 96
                                    

Jennie Pov

Baru saja rasanya aku terlelap, alarm ponselku sudah berdering. Kulirik jam dinding, jarumnya menunjuk angka 8. Oh aku tepat waktu. Meski hanya beberapa jam tidur, itu cukup untukku meredakan jetlag. Aku menoleh ke samping, Ella masih tidur, entah mimpi apa namun bibirnya membentuk senyum tipis. Kudaratkan ciuman di keningnya sebelum beranjak untuk bersiap memulai hari.

Keadaan sudah sepenuhnya berbeda, tak ada lagi menikmati mandi pagi. Harus cepat selesai, aku punya kewajiban mengurus putriku. Tak lama kemudian aku turun, mendapati kedua orang tuaku bercengkrama di ruang tengah. Aku menghampiri mereka, memberi pelukan dan ciuman di pipi.

"Kami sangat merindukanmu, Jennie" suara lembut ibuku dan setiap penekanan kasih sayangnya, itu menghangatkan hati. Aku harus jadi ibu yang baik, minimal seperti ibuku.

"Aku juga merindukan kalian. Mom, Dad, Ella di sini" aku perlu memberitahu keberadaan putriku, kami sampai di rumah masih petang, jadi tidak ada sambutan selamat datang dari orang rumah. Aku mengamati reaksi orang tuaku, itu bagus ! Mereka tidak menunjukan keberatan, ada senyuman penuh arti dan harapan yang entah apa, bahkan binar mata mereka menunjukan kebahagiaan. Ini di luar ekspektasiku, luar biasa.

"Benarkah ? Mana cucuku ? Panggil Ella sekarang !" Ayah sangat antusias, Ibu menggelengkan kepala, senyuman masih terpampang di wajah cantiknya.

"Dia masih tidur. Aku berharap kalian bersikap baik. Dia gadis cantik yang pintar !"

"Tentu saja ! Marco tidak akan memberikan M.H untuk Ella. Tapi YG akan jadi miliknya !" Setiap kata yang keluar dari pria itu mengejutkanku, aku sudah bahagia dengan penerimaan mereka, tapi memutuskan Ella memiliki YG benar-benar tidak terduga. Bagaimana pun Ella bukan darah daging mereka sendiri. Hanya saja, perlu diakui minat dan bakat Ella tentang musik luar biasa. Mungkinkah Ayah melihat sisi itu ?

"Meski pun kamu melahirkan cucuku yang lain Marco tidak akan membiarkanya mewarisi YG. Sedangkan Ella sangat berminat dengan musik. Dia akan jadi penggantimu di masa depan"

Itu bagus, hanya saja, apakah itu tepat ?

"Bagaimana jika anakku yang lain juga ingin YG ?"

"Dia harus memiliki minat yang tinggi tentang musik !" Balas Ayah. Meski masih ada antisipasi lain di lubuk hati, kusimpan itu sendiri. Bagaimana pun juga, tidak ada yang pasti mengenai masa depan.

"Araseo. Aku lega kalian tidak keberatan sama sekali. Dad, Mom, aku sangat menyayangi Ella !"

Ibuku mengusap rambutku dengan sayang, memberi tatapan dukungan.

"Itu bagus. Jadilah ibu yang baik. Tidak ada satu pun anak yang lahir bersalah. Mommy tahu jalan di depanmu masih panjang, dan entah akan ada apalagi di setiap persimpangan. Hadapi dengan kepala dingin. Pernikahan, berumah tangga merupakan proses pendewasaan instan. Ingat kendali dan pondasinya ada di seorang istri" aku mengangguk memeluk ibuku erat.


Seperti janjiku pada Ella jika dia mau ikut pulang ke Korea, maka setiap pagi aku akan membuatkanya Muffin.

"Muffin ?" Ibuku bergabung denganku di dapur.

"Yah Ella suka sarapan dengan Muffin. Dia bilang buatanku sangat enak"

"Bagaimana rasanya menjadi seorang ibu hm ?"

Aku memasukan loyang ke oven. Berbalik ke ibu lalu memeluknya, kuhirup aroma menentramkan. Hatiku menghangat, namun ada rasa perih sedikit begitu mengingat aku tidak selalu menuruti nasihatnya. Bagaimana jika anak-anakku nanti begitu ? Membayangkanya saja, aku tidak sanggup.

"Thankyou Mom. Itu pasti perjalanan panjang dan sulit membesarkanku. Terimakasih sudah menyayangiku, mencintaiku, dan memberikan segala yang terbaik untukku. Maaf, sampai matipun aku tidak bisa membalas semua kasih sayangmu"

Arranged Marriage S1 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang