Woozi tidak bisa melepaskan tatapan matanya dari layar TV di ruang tunggu Minseok. Karena ia, Vernon, dan Bumzu tidak diundang secara resmi dalam program baru TvN itu, mereka hanya bisa menonton secara langsung di ruang tunggu. Tidak mungkin pula bergabung dengan para panonton karena kehadiran mereka bisa menggemparkan para fans dan yang paling parah dimarahi CEO agensi mereka. Tapi bukan karena Minseok matanya jadi tajam ke arah TV, Woozi memperhatikan Gum yang muncul sebagai peserta ketiga acara itu.
Gum yang ia cari-cari. Gum yang masih ia tunggu kabarnya.
"Kau serius mau bekerja sama dengannya?" Tanya Minseok yang urutan naik ke panggungnya masih lama. Ia ikut memperhatikan layar TV dengan intens. Kehadiran Gum sejujurnya membuat nyalinya makin ciut padahal gadis itu adalah juniornya sebagai rapper.
"Iya." Ucap Woozi, ia meraih remot TV dan mengencangkan suara benda persegi itu. Mendengarkan dengan khidmat suara Gum yang menyanyikan Metamorph secara langsung.
Vernon menyeringai. Ia paham mengapa Woozi menyukai suara Gum. Teringat beberapa kali pria itu suka memujinya saat proses rekaman lagu mereka di studio. Suara Gum punya warna yang sama dengan suaranya--dan tidak perlu mengelak fakta bahwa Woozi juga menyukai suaranya. Pria itu merasa warna suara Vernon sangat cocok dengan lagu-lagunya, begitu pula dengan Gum tapi dalam versi yang lebih lembut.
Dan kalau Woozi sudah begini, pria itu akan berusaha keras untuk meyakinkan Gum agar mereka bisa bekerja sama. Apalagi kalau ditelisik, maksud Woozi mungkin bukan hanya sekadar berkolaborasi dengan Seventeen pada album selanjutnya. Vernon yakin kalau Woozi ingin memproduseri Gum sebagai rapper ternama.
Setelah Gum selesai bernyanyi, Woozi menatap Minseok dengan kedua matanya yang tajam. "Kau kenal dengannya kan, Kak?"
"Iya. Bumzu juga."
"Aku hanya kenal sekilas saja." Kilah Bumzu cepat.
"O-oke. Terus?"
"Bisakah aku meminta tolong kepadamu?"
~~~
Kedua bola mata Jinri melebar. Ia baru saja ingin beranjak dari ruang tunggunya untuk pulang dan menikmati waktu berleha-leha di apartemennya saat Minseok datang membawa tiga orang yang ia kenal. Tiga orang yang sering dilihatnya di TV. Salah satunya bahkan sering ia temui di beberapa acara musik di Itaewon. Gadis itu mematung, agak kikuk karena seperti diberi kejutan oleh orang yang tidak ia kenal dengan baik.
"Kenalkan, Bum--"
"Hai, Gum." Sapa Bumzu santai memotong Minseok. Ia sering bertemu Jinri alias Gum sehingga merasa tidak perlu diperkenalkan.
Jinri segera membungkuk dengan sopan. Minseok dan ketiga orang di hadapannya kini adalah seniornya di dunia hiburan. Ia tidak mungkin bersikap semena-mena dengan mereka. Ya, meski ia bersikap semena-mena dengan sebuah email yang dikirim seseorang di antara mereka.
"Ini Woozi dan Vernon. Kau pasti tahu mereka." Lanjut Minseok menahan kesal karena sikap Bumzu yang songong--meski ia tahu maksud sahabatnya tidak demikian.
Lagi-lagi Jinri membungkuk sopan kepada dua orang yang dikenalkan Minseok. Tidak lupa ia juga menyapa mereka dengan santun meski di dalam hatinya, Jinri ingin sekali kabur dari ruangan itu.
"Aku suka dengan lagumu." Woozi berkata to the point. Tatapannya tajam sekali sampai Jinri harus pura-pura melihat ke arah lain karena takut.
"T-terima kasih." Ucap Jinri sembari membungkukkan badan.
"Aku juga suka mendengarkan Soundcloud-mu akhir-akhir ini. Salam kenal." Sapa Vernon lebih ramah dan Jinri tidak bisa menahan senyum. Kalau nada bicara Woozi seperti menuntut, Vernon malah kebalikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
High Rises [Complete]
FanfictionUnderground Rapper dengan nama panggung Gum mencuri perhatian dua Idol asal Korea Selatan, Woozi dan Vernon. Keduanya berusaha mencari tahu Gum untuk bekerja sama dalam pembuatan album Seventeen di masa mendatang. Dan tiba-tiba gadis itu muncul dala...