20

172 29 0
                                    

"Jinri! Ada produser yang mau bicara denganmu!"

Kedua mata Jinri melebar. Soohyun, Peodusernya melongokkan kepala di pintu studio. Sebelum Jinri berkata sesuatu, pintu itu dibuka lebar-lebar oleh Soohyun. Memperlihatkan dua pria berkupluk yang menganggukkan kepala kepadanya. Dengan sopan Jinri segera berdiri dari kursi, ia membungkuk kepada dua pria yang sudah masuk ke studionya bersama Soohyun.

"Dia Park Jinri atau biasa dikenal sebagai Gum. Dia MD kami, silahkan duduk." Kata Soohyun bersikap seakan menjadi seperti manajer Jinri, mempersilahkan dua pria itu duduk di sofa yang berhadapan dengan ruang recording.

"Perkenalkan, Saya Park Jinri." Sapa jinri sopan, sekali lagi membungkukkan kepala di hadapan dua pria itu.

"Salam kenal, Gum. Saya Teddy."

Jinri terbelalak. Ia tahu Teddy! Sangat tahu! Salah satu produser hebat dan ternama dari sebuah agensi entertainment besar di Korea Selatan.

"Salam kenal, Teddy."

"Langsung saja," Kata Teddy sembari melirik pria di sampingnya, yang sama sekali tidak bersuara dan hanya duduk santai melihat-lihat isi studionya yang kecil itu. "Saya suka sama lagu Metamorph dan Home. Kalau kau tertarik, apa kau mau menjual lagumu padaku?"

Lidah Jinri terasa kelu. Tawaran itu sama sekali tidak menarik. Ia tidak pernah ingin menjual lagunya, apalagi Metamorph yang saat ini malah dijadikan proyek besarnya dengan Woozi, produser lain dari agensi yang juga ternama. Kalau saja ia belum bekerjasama dengan Woozi, mungkin Jinri rela menawarkan kerjasama dengan Teddy.

"Bagaimana?" Tanya Teddy.

"Saya mohon maaf." Jinri sedikit menundukkan kepala. "Lagu Metamorph saat ini sedang dipersiapkan untuk orang lain. Saya tengah bekerjasama dengan seorang produser juga saat ini."

"Sayang sekali." Teddy menghela napas panjang. Tanpa buang-buang waktu, ia segera berdiri dari sofa diikuti pria di sampingnya.

Jinri menundukkan kepala. "Mohon maaf."

"Hubungi aku kalau kau punya lagu yang menarik." Kata Teddy sembari menyerahkan sebuah kartu nama kepada Jinri--yang diterima gadis itu sesegera mungkin.

"Terima kasih, akan saya hubungi anda sesegera mungkin."

Teddy mengangguk. Sebelum ia keluar dari studio itu, ia berbalik. "Siapa produser yang sekarang bekerjasama denganmu?"

"Woozi." Jawab Jinri cepat.

"Ooh... Lee Jihoon. Bagus juga." Kata Teddy kemudian berlalu meninggalkan ribuan tanda tanya di kepala Jinri sekarang.

Sepeninggal dua orang itu, Soohyun yang daritadi diam, menjaga rasa excited-nya segera memukul bahu Jinri dengan gemas. "Gilaa!!!! Kau keren sekali, Jinri!!"

Sembari mengusap bahu, Jinri menatap kartu nama sang produser. Ia menghela napas panjang. "Kau kenapa kaku sekali dengannya sih, Kak? Bukannya mereka harus lebih ramah kepadamu sebagai PD radio?"

"Dia beda, Park Jinri!"

Memang berbeda. Jinri pun merasakannya. Tapi Woozi lebih dahulu menemukannya. Teddy cukup telat, yang berarti pria itu memang belum pernah mendengar lagunya sebelumnya di soundcloud. Sayang beribu sayang.

"Ah! Kalau saja dia lebih cepat menawarkan kerjasama kepadamu!"

~~~

"Kak Teddy menanyakanmu." Kata Bumzu tanpa basa-basi begitu masuk ke studionya. Woozi menaikkan kedua alisnya.

"Kenapa?"

"Metamorph." Jawab Bumzu sembari duduk menyilangkan kaki di sofa. Ia melipat kedua tangan di depan dada, menatap Woozi yang masih asyik bergerumul dengan komputer.

"Lagunya memang tipe mereka, kok." Kata Woozi. "Tidak heran."

"Dan kau berhasil mendapatkannya dengan mudah."

"Thanks to you."

Bumzu tertawa. Itu benar. Tanpa ada daftar nama artis Soundcloud darinya, Woozi mungkin tidak akan pernah bertemu dengan Jinri. Tapi mendapatkan Jinri pun tidak mudah, bahkan sekarang mereka agak khawatir kalau-kalau Jinri ingin membatalkan proyek secara tiba-tiba.

"Jinhyuk menghubungiku." Kata Bumzu, kali ini membuat Woozi segera berbalik menghadapnya. "Dia pikir, kau harus tahu soal ini, soal Jinri."

"Ada apa?" Tanya Woozi sembari menyandarkan tubuhnya di atas kursi. Ia sebenarnya agak deg-degan, tidak bisa membayangkan apa gerangan yang ingin diberitahu Jinhyuk kepadanya.

"Jinri tidak diperbolehkan menjadi musisi oleh Ayahnya. Kejadian kemarin, soal Trending Naver... Ayah Jinri menelpon Jinhyuk dan memarahinya. Makanya anak itu belum bisa ke sini, setiap malam Ayahnya selalu memastikan Jinri berada di rumah."

Tubuh Woozi yang awalnya bersandar malah jadi tegap. Ia mendengarkan baik-baik apa yang dikatakan Bumzu tentang permasalahan yang ternyata pelik. Timbul pula berbagai pertanyaan di otaknya. "Terus kenapa waktu itu dia berani ikut program TV itu? Harusnya dia tahu, dong, konsikuensi kehadirannya di sana?"

"Jinhyuk yang meminta karena saat itu mereka kekurangan peserta di H-2 acara. Kau lihat, kan, bagian Jinri sedikit sekali ditayangkan?"

Woozi mengangguk.

"Itu permintaan Jinri, agar penampilannya tidak terlalu diperhatikan oleh orang banyak. Dan..."

"Sekarang namanya malah trending di Naver."

"Iya. Jinhyuk dan Jinri kewalahan sekarang. Aku dengar, Ayah Jinri akan datang ke sini sebentar lagi dan gadis itu harus mempersiapkan diri."

"Aku harap tidak bertepatan dengan meeting kita bersama CEO dan Marketing."

Bumzu mengangguk. Ia mengharapkan hal yang sama. Ditatapnya Woozi yang pandangannya kosong ke arah lantai studio. Ia tidak tahu apa yang sedamg dipikirkannya, yang penting ia sudah memberitahukan Woozi tentang fakta yang harus diketahuinya tentang Jinri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
High Rises [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang