Underground Rapper dengan nama panggung Gum mencuri perhatian dua Idol asal Korea Selatan, Woozi dan Vernon. Keduanya berusaha mencari tahu Gum untuk bekerja sama dalam pembuatan album Seventeen di masa mendatang. Dan tiba-tiba gadis itu muncul dala...
Saat melihat Woozi berlari mengejar Jinri keluar dari Restoran BBQ, Vernon merasa dadanya sesak luar biasa. Ia sebenarnya ingin pula mengejar Jinri, tetapi terlambat beberapa detik. Mungkin memang ia jarang memperlihatkan reaksi tertentu, topeng ekspresi santainya selalu terjaga, aman sehingga tidak ada orang yang tahu tentang apa yang ia pikirkan--tapi sepertinya Scoups tahu. Apalagi pria itu pernah memarahinya di KakaoTalk berhubungan soal kejadian di Vinyl and Plastic Hyundai bersama Jinri beberapa waktu lalu.
Begitu melihat Woozi keluar, Scoups menatapnya tajam. Seakan memberikan isyarat agar Vernon tidak melakukan hal aneh. Vernon paham dan ia pintar menahan diri.
Hanya saat ia sendirian di kamar, barulah Vernon bisa melakukan apa yang daritadi ditahannya. Menghubungi Jinri. Ia benar-benar serius menginginkan Jinri, apalagi ia merasa sifat mereka sangat berbeda, sesuatu yang membuatnya makin tertarik dengan gadis itu.
Vernon
Does your father arrived safely?
Pesan itu segera dikirim Vernon, berharap Jinri belum memasuki dunia mimpi dan bisa membalasnya secepat mungkin. Ia masih tidak bisa berpikir jernih tentang kejadian tadi, apalagi ia tidak tahu apa yang terjadi antara Woozi dan Jinri.
Jinri
He did. Sorry I can't join the dinner til the end
Vernon
Belum tidur? Salam untuk Ayahmu, Kak :)
Jinri
I just arrived at my apart Hahaha... not promise to tell him that
Vernon
Take a rest then... Owhhh... why not?
Jinri
You too... He gonna kill you, maybe?
Vernon
Semengerikan itu?
Jinri
GOD! LMAO!! He is scarier than what u think
Vernon
Wish to see him soon :) I'm not that easy to be scared of someone tho
Jinri
GOD! VERNON! INSANE LOL!
Vernon
Insane bcs of u :)
~~~
Jinri tidak bisa tidur. Bukan hanya karena kehadiran Ayahnya di Seoul, tapi juga pesan Vernon yang tidak bisa dibalasnya. Ia dibuat skakmat karena pilihan kalimat Vernon yang bisa membuatnya melayang di angkasa kalau ia menjadi fans pria itu. Jinri bukan perempuan yang mudah terperdaya oleh kata-kata manis pria, ia bahkan termasuk tomboy dan terlalu logis sebagai perempuan apabila dilihat dari perhitungan horoscopnya, jadi membaca pesan Vernon membuat kepalanya terus berpikir segala kemungkinan dan alasan dibalik kalimat itu.
Vernon memang pernah menyatakan bahwa ia menyukai Jinri, yang sangat sulit diterima Jinri karena ia terlalu logis dan merasa pertemuan singkat mereka sangat tidak masuk akal untuk melahirkan sebuah perasaan. Sifat santai dan bebas Vernon juga membuatnya berpikir kalau pria itu hanya sekadar memujinya, bukan benar-benar menyukainya dari dasar perasaan hati.
Membuatnya jadi makin banyak pikiran saja, padahal ia harus tidur cepat karena besok harus kembali bekerja seperti biasa. Lalu lepas kerja harus menemani Ayahnya menemui beberapa kolega perusahaan Cargo, mengunjungi makam Neneknya, mengunjungi rumah Jinhyuk... too many things that stressed her out, karena hal itu membuatnya tidak bisa bersemedi di studio.
Dilanda kesibukan ini membuat Jinri sadar, kesibukannya membuat proyek bersama Woozi ternyata lebih menyenangkan. Ia bahkan bisa belajar banyak dari produser itu. Daripada harus menemani Ayahnya ikut perjamuan, membicarakan bisnis yang membuatnya mengantuk. Belum lagi obrolan tentang pasar, investasi, saham, uang, uang... muak sekali memikirkannya.
Tapi Jinri pun tidak punya pilihan lain. Suatu saat ia memang yakin akan berakhir bekerja meneruskan perusahaan Ayahnya, sebagaimana ia adalah anak satu-satunya. Apalagi ia tidak mau membuat Ayahnya lebih murka lagi. Toh, ia hanya memiliki Ayahnya saja. Ibunya sudah tiada sejak ia kecil, meninggal karena Kanker Serviks.
Satu-satunya harta berharga yang ia miliki adalah Ayahnya. Bukan musik meski mereka juga harta milik Jinri. Ia paham, tapi tetap ingin mewujudkan keinginannya untuk sementara waktu. Hanya sebentar saja, pikir Jinri. Toh, tahun depan ia berjanji akan meneruskan S2-nya kepada Jinhyuk dan Bibinya.
~~~
Sebuah bola kasti dilempar-lempar Woozi ke angkasa. Ia tengah berbaring, menunggu terlelap namun tidak bisa karena kepalanya terus memutar kejadian bersama Jinri di halte. Senyumnya merekah, ia suka sekali melihat Jinri dengan mata yang berbinar saat ia memberikan kartu pass itu. Juga saat Jinri terus melihat dan melambaikan tangan dari balik jendela bus.
Ya, meski setelah itu ia sadar Vernon terus meliriknya penasaran. Anak-anak Seventeen tahu kalau Vernon menyukai Jinri, apalagi ia dan Seungcheol yang sering melihat keduanya bercengkrama di studio. Walau Vernon bukan tipe yang gampang menunjukkan reaksi, tetap saja sikap pria itu kepada Jinri bisa diidentifikasi secara cepat.
Tapi mereka belum ada status, jadi menurut Woozi, tidak ada salahnya menyimpan hati kepada orang yang disukai oleh saudaranya sendiri.
Bukannya egois, tapi Woozi tidak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan meski ia tidak akan memaksa keadaan pula. Soal cinta, Woozi lebih suka mengikuti alur yang diberikan Tuhan dan ia berharap Tuhan memberikannya kesempatan kali ini. Ia tentu saja tidak akan mengulang kebodohannya di masa lalu.
Apalagi Jinri sudah sangat cocok dengan tipenya. Selain musisi, ia bisa melihat Jinri sebagai orang yang tegas. Orang yang ia harap bisa menegurnya yang juga keras kepala.
Semoga saja pikir Woozi. Ia tidak akan mau kalah dengan Vernon. Lagipula ia dan Jinri punya urusan yang belum benar-benar sepenuhnya selesai. Woozi akan menggunakan sisa-sisa kesempatan itu dengan baik. Pokoknya kali ini ia akan serius melalukan pendekatan kepada Jinri!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.