26

172 31 0
                                    

Saat melihat Woozi berlari mengejar Jinri keluar dari Restoran BBQ, Vernon merasa dadanya sesak luar biasa. Ia sebenarnya ingin pula mengejar Jinri, tetapi terlambat beberapa detik. Mungkin memang ia jarang memperlihatkan reaksi tertentu, topeng ekspresi santainya selalu terjaga, aman sehingga tidak ada orang yang tahu tentang apa yang ia pikirkan--tapi sepertinya Scoups tahu. Apalagi pria itu pernah memarahinya di KakaoTalk berhubungan soal kejadian di Vinyl and Plastic Hyundai bersama Jinri beberapa waktu lalu.

Begitu melihat Woozi keluar, Scoups menatapnya tajam. Seakan memberikan isyarat agar Vernon tidak melakukan hal aneh. Vernon paham dan ia pintar menahan diri.

Hanya saat ia sendirian di kamar, barulah Vernon bisa melakukan apa yang daritadi ditahannya. Menghubungi Jinri. Ia benar-benar serius menginginkan Jinri, apalagi ia merasa sifat mereka sangat berbeda, sesuatu yang membuatnya makin tertarik dengan gadis itu.

Vernon

Does your father arrived safely?

Pesan itu segera dikirim Vernon, berharap Jinri belum memasuki dunia mimpi dan bisa membalasnya secepat mungkin. Ia masih tidak bisa berpikir jernih tentang kejadian tadi, apalagi ia tidak tahu apa yang terjadi antara Woozi dan Jinri.

Jinri

He did.
Sorry I can't join the dinner til the end

Vernon

Belum tidur?
Salam untuk Ayahmu, Kak :)

Jinri

I just arrived at my apart
Hahaha... not promise to tell him that

Vernon

Take a rest then...
Owhhh... why not?

Jinri

You too...
He gonna kill you, maybe?

Vernon

Semengerikan itu?

Jinri

GOD! LMAO!!
He is scarier than what u think

Vernon

Wish to see him soon :)
I'm not that easy to be scared of someone tho

Jinri

GOD! VERNON!
INSANE LOL!

Vernon

Insane bcs of u
:)

~~~

Jinri tidak bisa tidur. Bukan hanya karena kehadiran Ayahnya di Seoul, tapi juga pesan Vernon yang tidak bisa dibalasnya. Ia dibuat skakmat karena pilihan kalimat Vernon yang bisa membuatnya melayang di angkasa kalau ia menjadi fans pria itu. Jinri bukan perempuan yang mudah terperdaya oleh kata-kata manis pria, ia bahkan termasuk tomboy dan terlalu logis sebagai perempuan apabila dilihat dari perhitungan horoscopnya, jadi membaca pesan Vernon membuat kepalanya terus berpikir segala kemungkinan dan alasan dibalik kalimat itu.

Vernon memang pernah menyatakan bahwa ia menyukai Jinri, yang sangat sulit diterima Jinri karena ia terlalu logis dan merasa pertemuan singkat mereka sangat tidak masuk akal untuk melahirkan sebuah perasaan. Sifat santai dan bebas Vernon juga membuatnya berpikir kalau pria itu hanya sekadar memujinya, bukan benar-benar menyukainya dari dasar perasaan hati.

Membuatnya jadi makin banyak pikiran saja, padahal ia harus tidur cepat karena besok harus kembali bekerja seperti biasa. Lalu lepas kerja harus menemani Ayahnya menemui beberapa kolega perusahaan Cargo, mengunjungi makam Neneknya, mengunjungi rumah Jinhyuk... too many things that stressed her out, karena hal itu membuatnya tidak bisa bersemedi di studio.

Dilanda kesibukan ini membuat Jinri sadar, kesibukannya membuat proyek bersama Woozi ternyata lebih menyenangkan. Ia bahkan bisa belajar banyak dari produser itu. Daripada harus menemani Ayahnya ikut perjamuan, membicarakan bisnis yang membuatnya mengantuk. Belum lagi obrolan tentang pasar, investasi, saham, uang, uang... muak sekali memikirkannya.

Tapi Jinri pun tidak punya pilihan lain. Suatu saat ia memang yakin akan berakhir bekerja meneruskan perusahaan Ayahnya, sebagaimana ia adalah anak satu-satunya. Apalagi ia tidak mau membuat Ayahnya lebih murka lagi. Toh, ia hanya memiliki Ayahnya saja. Ibunya sudah tiada sejak ia kecil, meninggal karena Kanker Serviks.

Satu-satunya harta berharga yang ia miliki adalah Ayahnya. Bukan musik meski mereka juga harta milik Jinri. Ia paham, tapi tetap ingin mewujudkan keinginannya untuk sementara waktu. Hanya sebentar saja, pikir Jinri. Toh, tahun depan ia berjanji akan meneruskan S2-nya kepada Jinhyuk dan Bibinya.

~~~

Sebuah bola kasti dilempar-lempar Woozi ke angkasa. Ia tengah berbaring, menunggu terlelap namun tidak bisa karena kepalanya terus memutar kejadian bersama Jinri di halte. Senyumnya merekah, ia suka sekali melihat Jinri dengan mata yang berbinar saat ia memberikan kartu pass itu. Juga saat Jinri terus melihat dan melambaikan tangan dari balik jendela bus.

Ya, meski setelah itu ia sadar Vernon terus meliriknya penasaran. Anak-anak Seventeen tahu kalau Vernon menyukai Jinri, apalagi ia dan Seungcheol yang sering melihat keduanya bercengkrama di studio. Walau Vernon bukan tipe yang gampang menunjukkan reaksi, tetap saja sikap pria itu kepada Jinri bisa diidentifikasi secara cepat.

Tapi mereka belum ada status, jadi menurut Woozi, tidak ada salahnya menyimpan hati kepada orang yang disukai oleh saudaranya sendiri.

Bukannya egois, tapi Woozi tidak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan meski ia tidak akan memaksa keadaan pula. Soal cinta, Woozi lebih suka mengikuti alur yang diberikan Tuhan dan ia berharap Tuhan memberikannya kesempatan kali ini. Ia tentu saja tidak akan mengulang kebodohannya di masa lalu.

Apalagi Jinri sudah sangat cocok dengan tipenya. Selain musisi, ia bisa melihat Jinri sebagai orang yang tegas. Orang yang ia harap bisa menegurnya yang juga keras kepala.

Semoga saja pikir Woozi. Ia tidak akan mau kalah dengan Vernon. Lagipula ia dan Jinri punya urusan yang belum benar-benar sepenuhnya selesai. Woozi akan menggunakan sisa-sisa kesempatan itu dengan baik. Pokoknya kali ini ia akan serius melalukan pendekatan kepada Jinri!

 Pokoknya kali ini ia akan serius melalukan pendekatan kepada Jinri!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
High Rises [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang