"Jinhyuk itu siapa?" Tanya Woozi kepada Bumzu yang tengah menyetir menuju Pledis setelah pertemuan alot mereka di Studio Prismfilter, membicarakan proyek Woozi dan Jinri yang ternyata sisa memasuki tahap akhir. Tidak banyak yang dikoreksi, hanya hal-hal kecil terkait looping dan tempo.
Telinga Bumzu berjengit. Ia mendelik kepada Woozi di kursi penumpang. "Kenapa? Penasaran, ya?"
"Tentu saja." Kata Woozi sembari menatap keluar jendela, ia agak malu menatap Bumzu yang suka sekali menjahilinya. "Dia seperti orang yang sangat penting dan anak-anak Prismfilter seperti kenal dekat dengannya."
"Memang."
"B-bagaimana?"
"Kau ingat produser program Can See Your Swag?"
Ingatan Woozi segera membawanya ke hari di mana ia menonton Minseok sekaligus bertemu dengan Gum alias Jinri untuk kali pertama. Di sana ia bertemu dengan Jinhyuk yang menyela obrolannya dengan Jinri di ruang tunggu gadis itu--pria yang membantunya agar bisa bekerjasama dengan Jinri. Lalu Woozi mengangguk, "ingat."
"Dia Jinhyuk, mantan produser di Prismfilter. Kerja cukup lama dengan Ki Tae, terus memutuskan hengkang untuk meraih impiannya di dunia Televisi." Jelas Bumzu membuat Woozi menatapnya penuh minat.
"Terus?"
"Ya. Begitu saja."
"Apa hubungannya dengan Jinri?"
"Hmm..." Bumzu menarik napas panjang. "Dia adik sepupunya Jinhyuk, dari Chicago."
Woozi terperanjat. Kedua matanya melebar. "Kau bercanda!?"
"Aku serius. Jinhyuk sering menceritakannya, makanya aku tahu banyak soal Gum sebelum benar-benar mengenal gadis itu. Karena Jinhyuk pula aku tahu soundcloud dia yang ku rekomendasikan kepadamu."
"Pantas pronunciation Inggrisnya bagus sekali."
Bumzu menganggukkan kepala. Tentu saja. Selain bertemu Jinri di event-event Underground Rapper, ia memang sudah mengenal gadis itu lewat cerita Jinhyuk tentang adik sepupunya yang ke Korea Selatan hanya ingin berkecimpung di dunia radio. Gadis yang giat belajar sampai membuat Jinhyuk kelimpungan sendiri pada waktu itu.
"Nama Jinri muncul di Tranding Naver." Kata Bumzu kemudian setelah jeda pembicaraan yang cukup lama.
"Hah? Sejak kapan?"
"Beberapa menit yang lalu." Kata Bumzu sembari memperlihatkan layar ponselnya. Woozi membelalakkan mata.
"Aku yakin sebentar lagi ia akan menghubungimu, Woozi."
~~~
Apa yang dikatakan Bumzu benar. Begitu Jinri sampai di apartemen, ponselnya berdering terus-menerus. Selain aktivitas chat yang tiba-tiba membludak, pemberitahuan soundcloud-nya juga ramai. Saat Jinri cek, semuanya mempertanyakan dirinya sebagai Gum, tentang Metamorph dan kegiatannya sebagai rapper. Pertanyaan yang membuatnya tidak nyaman dan kelimpungan. Ada rasa takut yang juga menyerangnya tiba-tiba.
Jinri tidak membalas pesan-pesan itu, kemudian beralih mengecek akun soundcloud yang tiba-tiba grafik pengunjungnya naik secara drastis. Begitu pula orang-orang yang meninggalkan komentar pada lagu Metamorph.
Gila! Lagunya keren!
Woah... apakah anda mengunggahnya di Melon?
Kenapa lagu ini tidak ada di Melon?
Ayo unggah lagumu!
Rapper yang bikin telingaku tenang!
Kedua mata Jinri membesar. Ia mengacak kepalanya frustasi. Bukannya tidak siap dengan terjangan tersebut, Jinri malah sudah sangat siap apabila lagu itu rilis setelah diubah oleh ia dan Woozi. Tapi sekarang belum rilis! Terlalu cepat! Jinri tidak bisa berpikir dengan tenang.
Apalagi setelah sebuah pesan dari Taeri masuk.
Taeri
Kak! Selamat!
Namamu muncul di tranding
Naver!!~~~
Vernon mengecek Naver saat melihat nama Gum meroket di sana sebagai Underground Rapper perempuan yang lagunya bisa dinikmati kalangan apapun. Banyak komentar positif dari netizen tentang lagu-lagu Gum di Soundcloud, salah satunya Metamorph yang dibawakan gadis itu di Program Can See Your Swag. Ada rasa bangga di dada Vernon saat melihat trending Naver itu.
Meski hubungannya dengan Jinri belum kunjung baik, gadis itu tetap dingin dan tidak membalas pesan-pesannya di KakaoTalk, Vernon tetap ingin mengucapkan selamat. Dengan santai ia mengetik sesuatu di chat room-nya kepada Jinri.
Vernon
Selamat, Kak!
Namamu trending di Naver!
Kau memang Rapper hebat!~~~
Kedua mata Woozi yang sipit dan tajam laksana pedang yang siap menghunus siapa pun itu memperhatikan komentar-komentar netizen pada lagu Metamorph milik Jinri. Komentar yang untungnya lebih banyak bermuatan kalimat positif daripada negatif. Sedikit ada rasa syukur muncul di dada Woozi, mengingat Seventeen akan mengambil lagu Metamorph sebagai salah satu lagu di album mereka kelak. Naiknya trending di Naver itu tentu menjadi potensi yang sangat baik untuk proyek mereka--tapi juga berbahaya karena kalau tidak sesuai ekspetasi pendengar, ia pasti akan kena kritik.
Maka dari itu, sejak sejam yang lalu, begitu sampai di asrama ia langsung mengecek Soundcloud Jinri dan berita tentang Gum di Naver.
Sayangnya, Woozi tidak begitu senang pula. Tiba-tiba ia mengkhawatirkan Jinri, sebagaimana gadis itu tidak mau membuat namanya meroket. Jinri ingin stay low. Menjadi musisi yang tidak dikenal banyak orang. Pilihan yang aneh memang dan Woozi masih belum menerima alasan Jinri yang terlalu idealis atau kalau dikatakan gadis itu; 'Menjaga keorisinalitasannya sebagai musisi'.
Woozi orang yang suka teka-teki dan teori. Ia yakin Jinri punya alasan lain yang lebih masuk akal. Karena bullshit dengan idealitas, sehebat apapun seorang manusia, idealitas tidak akan pernah bisa bertahan pada diri seseorang di zaman sekarang.
Sangking khawatirnya, Woozi berharap Jinri menelponnya atau mengirimkannya pesan hanya untuk mengkonfirmasikan keadaannya sekarang. Seperti apa yang dikatakan Bumzu.
Tapi nihil.
Dan setelah berpikir panjang sembari mencatat beberapa komentar netizen tentang Metamorph yang dianggapnya penting, Woozi meraih ponselnya. Tanpa ragu ia menelpon Jinri.
KAMU SEDANG MEMBACA
High Rises [Complete]
FanfictionUnderground Rapper dengan nama panggung Gum mencuri perhatian dua Idol asal Korea Selatan, Woozi dan Vernon. Keduanya berusaha mencari tahu Gum untuk bekerja sama dalam pembuatan album Seventeen di masa mendatang. Dan tiba-tiba gadis itu muncul dala...