"Byung Un."
"Siapa?"
"Byung Un." Kata Jinri sekali lagi, menyebutkan nama seorang rapper yang akhir-akhir ini lagunya sering ia dengar. Vernon membulatkan mulut, ia tahu Byung Un. Salah satu lagunya yang berjudul Armadillo yang bekerjasama dengan musisi lain masuk dalam playlist yang ia bagikan secara umum di Spotify.
"Armadillo?"
"Hangang Gang."
Vernon menganggukkan kepala, "Have a good time, have a good time." Nyanyinya tiba-tiba.
"Hangang~"
"Gang!"
"Hangang~"
"Gang!"
Di halte bus yang sepi itu keduanya tertawa setelah bernyanyi lagu Hangang Gang bersama. Keduanya punya selera musik yang jauh berbeda, meski sama-sama Hip Hop, dan sesuai tebakan Vernon waktu itu sebenarnya Jinri lebih tahu banyak lagu Pop lawas. Untuk Hip Hop sendiri, ia baru mendalaminya sejak menjadi penyiar--setelah mendengarkan Hip Hop Gospel yang menjadi soundtrack seri favoritnya di Netflix.
"Kalau Yaeji, kau tahu?"
"Make it rain girl, make it rain~"
"Y-yeah! Thats one!"
"Tapi aku lebih suka Passionfruit." Aku Jinri. Vernon kembali menganggukkan kepala. Ia tahu itu. Dilihat dari lagu-lagu yang diciptakan Jinri, gadis itu pasti lebih suka lagu yang temponya lebih slow, tidak begitu banyak EDM seperti Raingurl-nya Yaeji.
"Tapi 09-mu jauh dari yang aku bayangkan, loh, Kak."
"Itu... itu memang gebrakan baru di hidupku. Makanya tidak ku unggah ke soundcloud." Jinri berubah agak kikuk, ia agak lelah dengan orang-orang yang suka sekali bertanya tentang keputusannya yang tidak mengunggah lagu tertentu ke internet.
"Tidak masalah kalau kau tidak mengunggahnya, Kak." Ujar Vernon santai. "Tapi aku masih speechless kalau kau mau mencoba EDM di musikmu. I mean, itu tidak buruk!"
Mendengar hal itu membuat Jinri terperanjat. Ia mungkin terlalu sensi akhir-akhir ini sampai berpikir semua orang menuntutnya untuk mengunggah lagu-lagunya ke internet, berpikir Vernon akan mengatakan hal yang sama. Ternyata tidak! Vernon tidak pernah mempermasalahkan itu. Vernon hanya ingin berdiskusi tentang pilihan genre-nya pada 09.
"Benar tidak buruk?"
"Seperti kata Kak Woozi, 09 adalah warna musikku. Jangan underestimate penilaianku."
Senyum Jinri muncul di wajah. Ia senang mendengar pujian itu, dan kalau diingat, sejak awal Vernon memang punya tutur kata yang lebih baik dari Woozi. Pria itu senantiasa memujinya, bahkan sejak pertama kali mereka bertemu di ruang tunggu TvN.
"Thanks."
"Jadi, apa aku boleh bekerjasama denganmu di lain waktu?"
Jinri membulatkan mata. Gadis itu mendelik kepada Vernon yang sudah tertawa di balik masker setelah mengeluarkan gurauannya. Dengan lembut gadis itu menepuk bahu Vernon berkali-kali. "Awas, kau, ya!!"
"Sorry! Jk! Sorry, Kak!" Tawa Vernon yang puas sekali membuat Jinri kesal.
"Tapi aku serius! Kalau kau tertarik, tawaranku masih terbuka lebar untukmu, Kak." Kata Vernon sembari menahan pergelangan tangan Jinri. Ia menatap gadis itu sungguh-sungguh. "Aku suka sekali dengan 09. Kau tahu, aku belum pernah melakukan proyek dengan siapa pun dengan genre lagu seperti itu! 09 mu adalah lagu yang pas, Kak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
High Rises [Complete]
FanfictionUnderground Rapper dengan nama panggung Gum mencuri perhatian dua Idol asal Korea Selatan, Woozi dan Vernon. Keduanya berusaha mencari tahu Gum untuk bekerja sama dalam pembuatan album Seventeen di masa mendatang. Dan tiba-tiba gadis itu muncul dala...