Sepertinya Jinri harus menghindari Vernon kapan pun, di mana pun ia berada. Padahal ia sudah menolak berkali-kali di jalan pulang menuju apartemen, pada akhirnya ia luluh juga dengan ajakan Vernon sehingga sekarang ia harus duduk bersebelahan dengan Vernon di sebuah bar di kawasan Itaewon, menonton Symphonic Session yang menampilkan battle antar Underground Rapper di panggung. Jinri menyukai acara ini sebenarnya, kalau ia datang sendiri. Masalahnya ia bersama Vernon dan beberapa orang jadi memperhatikannya.
"Kau mau coba tidak, Kak?" Tanya Vernon sembari berbisik agar Jinri bisa mendengarnya di tengah kebisingan Bar.
Tentu saja Jinri menggelengkan kepala. Sekarang ia sedang tidak ingin naik ke panggung dan sudah lama pula rasanya ia tidak mengikuti rap battle--yang sulit sekali bagi Jinri karena ia tidak terbiasa meng-dissing orang lain.
"Aku mau coba." Kata Vernon sembari menyesap bir kalengnya. Ia tampak santai, asyik menonton 'pertarungan' di panggung.
"Kau yakin?"
"Why not." Vernon berbalik menatap Jinri yang memberikannya tatapan merendahkan. "mau melawanku?"
"Nah. Maybe next time." Tolak Jinri cepat sembari mengangkat salah satu tangannya di depan wajah.
"Ayolah, Kak!"
"Sudah cukup kau membawaku ke sini, Vernon. Awas saja sampai kau memaksaku ke panggung!"
"Vernon!!"
Saat Vernon hendak menertawai Jinri yang kesal, seorang pria berkupluk kuning menepuk bahunya pelan. Pria itu memiliki banyak tato di tubuhnya dan style pakaiannya sangat menarik di mata Jinri. Vernon tersenyum lebar dan ber-high five dengannya. "Apa kabar, Kak Hyeon Jun!?"
Pria bernama Hyeon Jun itu tersenyum lebar, ia memeluk Vernon sesaat. "Baik. Kau bagaimana?"
"Baik. Woah... sudah lama, ya." Ujar Vernon sembari menutup mulutnya. Jinri hanya bisa melihat kedua orang itu melepas kangen, sesekali melihat ke arah panggung.
Jinri tidak tahu siapa pria itu, tapi begitu mata mereka bertemu, tangan kenalan Vernon itu segera terjulur ke arahnya. Dengan sopan Jinri meraihnya dan mereka bersalaman.
"Hyeon Jun. Aku dulu pernah satu acara dengan Vernon. Kau, Gum, kan? Aku melihatmu di TV! Kau keren sekali!" Puji Hyeon Jun tampak sangat senang bertemu dengannya. Sesegera mungkin Jinri mengucapkan 'Terima kasih', ia agak menundukkan kepala untuk mengganti sikap membungkuk saat bertemu dengan orang yang baru dikenalnya.
"Aku mengecek soundcloud-mu! Lagu-lagu yang kau buat, biar ku tebak, terinspirasi dari Rapper Perempuan kulit hitam, kan? Gospelnya terasa sekali. Aku seperti sedang berdoa saat mendengar lagumu." Kata pria itu lagi. Jinri hanya bisa tersenyum tipis. Ia tidak marah, Hyeon Jun benar dan menurutnya, apabila ada orang yang merasa tengah berdoa saat mendengar lagunya adalah hal baik.
"Ya, aku terinspirasi dari lagu-lagu Noname dan akhir-akhir ini agak terbawa dengan Chika." Ujar Jinri yang terbawa suasana, kalau sudah mengobrol tentang siapa yang memberikannya inspirasi di dunia Rapper ia akan berubah menjadi sangat cerewet dan bersemangat.
Hyeon Jun mengangguk-angguk. "Ya, Chika lagunya enak-enak. Aku jadi teringat dengan Metamorph buatanmu, melodinya gabungan musik Noname dan Chika, bukan?"
"Noname." Kata Jinri. "Album Telefone."
"Obrolannya berat sekali. Boleh dilanjutkan lain waktu?" Vernon menginterupsi. Ia menepuk punggung Hyeon Jun, memintanya untuk segera beranjak dari hadapannya. Diam-diam ia cemburu juga melihat keakraban Jinri dan Heyon Jun yang bisa terjalin secepat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
High Rises [Complete]
FanfictionUnderground Rapper dengan nama panggung Gum mencuri perhatian dua Idol asal Korea Selatan, Woozi dan Vernon. Keduanya berusaha mencari tahu Gum untuk bekerja sama dalam pembuatan album Seventeen di masa mendatang. Dan tiba-tiba gadis itu muncul dala...