8

250 40 3
                                    

"Jadi bagaimana?" Jinhyuk bertanya dibalik telepon saat Jinri sedang membereskan tasnya di studio. Sebentar lagi ia harus ke Gedung Pledis, mengerjakan proyeknya bersama Woozi sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

"Tidak bagaimana-bagaimana."

"Ei.... tapi senang, kan? Bertemu bahkan bekerjasama dengan idol! Aku bahkan merasa iri denganmu, Jinri."

Napas Jinri terhela. "Bagaimana kalau kau saja, Kak, yang bekerjasama dengan mereka? Kalau bukan tawaran Kak Soohyun aku mungkin sudah siap untuk berleha-leha di rumah."

"Dan tidak membuat pergerakan yang signifikan? Ayolah, Jinri! Lihat kabar baiknya! Kau bisa belajar banyak darinya! Apalagi Woozi sekarang jadi salah satu anggota tetap KOMCA. Harusnya kau senang, Jinri!"

"Aku tidak." Balas Jinri dengan nada suara datar. Padahal di hatinya ia sedikit merasa senang dan terhenyak setelah mendengar fakta masuknya Woozi sebagai anggota tetap KOMCA.

"Haaaah..." Jinhyuk terdengar menghela napas panjang. Ia tampak kebingungan harus berkata apa kepada Jinri yang masih keras kepala dan ogah-ogahan mengerjakan proyeknya.

"Aku berangkat dulu, Kak." Kata Jinri sembari menyandang tas selempangnya.

"Oke... hati-hati jalan. Semangat, ya!"

"Eo. Thanks."

~~~

Woozi mempersilahkan Jinri untuk duduk di kursi yang sudah ia sediakan di sampingnya. Pria itu tengah menggubah irama Metamorph saat gadis itu mengetuk pintu studionya. Alhasil wajah Jinri tertekuk saat mendengar lagunya menjadi berbeda di telinga. Tapi gadis itu tidak berkomentar, nasi sudah menjadi bubur. Kontrak yang salah satu isinya membiarkan Metamorph diubah sedikit sudah ditandatanganinya.

"Studiomu bagus." Kata Jinri tiba-tiba, cukup mengejutkan Woozi yang tengah mengambil kertas berisi lirik baru Metamorph yang ia kerjakan bersama Vernon dan Seungcheol semalam.

"Thanks."

"Apa aku boleh memutar lagunya sekali lagi?" Tanya Jinri menunjuk tetikus dan Woozi segera mengangguk. "Silahkan."

Irama yang diubah Woozi hanya dimenit ke 1.50 hingga 2.12. Jinri mendengarkannya berulang kali, mempertajam telinga dan menyesuaikan irama dasar Metamorph yang ia buat sendiri di studio kecilnya. Meski kesal, Jinri mencoba untuk menyabarkan hati. Toh, proyek ini proyek bersama jadi ia boleh ikut mengubah apa yang dirasanya tidak sesuai.

"Iramanya terlalu nge-beat. Kalau masuk vokal biasa akan kontras sekali." Komentarnya.

Woozi menganggukkan kepala. "Ah, ya... itu hanya percobaan isengku. Aku ingin dengar bagaimana kalau iramanya dipercepat sedikit."

Tanpa dipersilahkan, Jinri meraih keyboard. Ia melakukan sesuatu pada software audio itu, mengubah volume memggunakan teknik envelopes pada menit yang ia pilih lalu mengubah tempo dengan menyesuaikan vokal yang terlintas di kepalanya. Begitu selesai ia memutarnya untuk didengar oleh Woozi.

"Huumm... tidak buruk." Woozi berkomentar sembari mengusap dagunya. Ia merebut tetikus dan keyboard, menambahkan editan Jinri dengan sangat fokus, hampir lupa kertas lirik yang ia letakkan di atas paha.

"Semalam, aku dan anak-anak sudah membuat lirik." Kata Woozi lalu menyerahkan salah satu kertas kepada Jinri.

Gadis itu menerimanya lalu membaca lirik itu dengan saksama. Awalnya ia sudah bersiap misuh-misuh kalau lirik asli Metamorph dihilangkan, ternyata tidak. Lirik itu masih di sana, lengkap. Ada tanda lirik yang berupa rap dan vokal sehingga dengan mudah dipahami Jinri.

High Rises [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang