It's your fault.
Is that it?
It's my fault.
Probably.
***
"Maafkan aku [Name] ... aku tak bisa menerima cintamu dan Osamu ... dia terlalu mencintaimu
hingga ia rela bertukar tempat denganku."Seperti rasa puluhan pil yang harus ku minum di kala jatuh sakit, pahit nya tak tergambarkan. Begitulah yang aku rasakan ketika berhasil menangkap apa maksud ucapan yang keluar dari mulut Osa- tidak, Atsumu barusan.
Harus menerima kenyataan yang menyakitkan di hari yang tidak tepat bukanlah sesuatu yang aku inginkan. Aku ingin menjadi denial untuk sesaat. Separuh bagian dalam diriku masih ingin mempercayai bahwa laki-laki yang selama ini berstatus sebagai pacar ku adalah Miya Atsumu. Bukan Osamu seperti yang pria di hadapanku katakan.
Namun surat yang diberikan oleh Atsumu mengatakan semuanya. Tulisan tangan yang sangat familiar bagiku, bahkan bagaimana Osamu selalu memberi jarak di antara paragraf, aku sangat hafal dengan kebiasaan menulisnya itu.
Jejak air mata yang sudah mengering juga tak bisa ku hindari.
Mengedarkan pandanganku pada teman akrab pacarku yang datang hari ini, mereka semua menatapku dengan tatapan iba dan beberapa nya malah menghindari tatapanku, seperti Suna yang duduk paling ujung.
Oh, jadi begitu. Sepertinya mereka tahu bahwa Osamu lah yang berkencan denganku selama 6 tahun terakhir.
Aku hanya bisa tersenyum pahit karena selama ini jatuh ke dalam permainan mereka. Layaknya serangga yang terperangkap di dalam jaring-jaring laba dan telah dimakan hidup-hidup.
Hanya aku.
Hanya aku yang tidak mengetahui kebenaran di balik hubungan ini.
Pelukan ku pada guci berisi abu Osamu yang telah diserahkan oleh orang tua nya kepadaku mulai merenggang sedikit. Surat yang diberikan oleh Atsumu mulai remuk di telapak tanganku.
Haruskah aku marah? Haruskah aku mengamuk layaknya orang gila di sini? Mereka tentunya sudah memperhitungkan kemungkinan ini berhubung Kita, sahabat karibku itu tak kunjung meninggalkan sisiku.
Mereka tahu pasti bahwa di saat seperti ini hanya Kita lah yang bisa memegangku erat agar tetap duduk bersimpuh seperti ini dan tak menerjang Atsumu yang terlihat lesu.
Napasku sesak. Air mataku jatuh begitu saja. Tubuhku di lain pihak tak bisa merespon apapun walaupun Atsumu sudah memegang salah satu lenganku. Aku terlalu syok dan tak mempunyai tenaga untuk bertengkar dengannya hari ini.
Banyak hal yang berkelebat di kepalaku. Semuanya tentang dia.
6 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Dalam enam tahun itu sudah banyak hal yang kulalui dengan Atsu- bukan, Osamu. Pertengkaran yang terjadi ketika berselisih paham, skinship yang kerap kami lakukan, masakan yang selalu Osamu buat ketika ia berkunjung ke apartemenku, ciuman di bawah mentari senja Okinawa setelah proses lamaran yang romantis hingga pernikahan kami yang akan dilakukan minggu depan.
Aku pikir, semuanya akan berjalan baik-baik saja hingga hari pernikahan kami.
Osamu juga terlihat super duper bahagia karena ia akan mempersunting ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
hiraeth - miya osamu
Fanfiction6 tahun berpacaran dengan Miya Atsumu, [Full Name] tak pernah mengetahui bahwa pria yang ia kencani bukanlah Atsumu melainkan kembarannya, Miya Osamu. [Name] bahkan baru tahu kebenarannya ketika Atsumu berbicara kepadanya dan menyerahkan surat-surat...