3. Anggota baru

9 5 0
                                    

Aku menyeka pelan keringat di dahi lalu melanjutkan mengangkat semua buku buku LKS ekonomi yang tebal nya Masya Allah ke atas meja guru untuk di bawa ke ruang majelis guru nanti.

" Catatan kimia lo mana? " ucap Gian datar tiba tiba dibelakang ku. Aku berdiri dari jongkok dibawah meja guru, aku melapas handsfree/headset warna hitam di telinga.

" buat? " tanyaku bingung.

" dikawinin, " jawab Gian santai. aku mengerutkan dahi kesal sembari pergi mengambil catatan kimia dari dalam tas. Gian mendeling acuh, mengikuti dari belakang.

aku memberikan catatan kimia dengan wajah super ketus.

" GIAN!! " panggilku penuh bentakan pada Gian karna ia mengambil buku dari tanganku dan langsung pergi begitu saja.

aku berjalan kesal menghampiri Gian. menoyor kepala pria itu, sangat kesal.

" Anj__ !! " gumam Gian hendak marah.

" hati hati, " ucapku santai.mengubah perkataan. dalam hati aku menahan kesal yang amat berat.

Kriiinggg

Aku melihat laju kearah sudut kanan atas kelas dengan mata berbinar, disana terdapat sebuah bel listrik. suara bel barusan tentu saja membuatku berbinar dan semangat, karna sudah waktunya jam pulang.

" ayo luk, gercep! " Dian datang dari arah belakang menyenggol bahuku lalu menarik tanganku bergegas.

" apasih Cud! lepas gak! mau kemana sih? " ketusku marah dengan kerutan di dahi.

" ke rumah lo, Lilu, " jawab Dian gemas.

Aku menarik napas dalam-dalam dan membuang. " mau ngapain sih? " tanyaku mencoba tenang. Dian menampis lengan ku kasar, lalu duduk memberengut di atas meja.

" masa lo lupa sih, kan kita mau nge-stalker Dabus'd, " balas Dian manja tapi kesal. Aku mendengus pasrah lalu tersenyum paksa menghadap Dian.

" Ayo! " ajakku pasrah. Dian berdiri sembari tersenyum lebar.

' berasa ngadepin bocah ' batinku.

✍🏼✍🏼✍🏼

saat turun dari angkot, dan memasuki blok rumah Aku langsung memandang halaman rumah, sunyi dan sepi, tak ada seorang pun disana. biasanya jam jam segini, ibu ibu suka ngumpul di halaman bersama mama. mereka berbincang sembari mengerjakan sesuatu untuk dimasak, misal, mengupas bawang, atau memotong sayuran, dan lain sebagainya.

" gak biasanya rumah lo sepi luk, pada kemana? " tanya Dian, juga memikirkan dan merasakan hal yang sama denganku. aku menjawab dengan mengangkat bahu, karna juga tidak tahu kenapa. Dian mangguk mangguk sembari melihat keseliling.

" Ayok masuk! " ajakku, mengacuhkan keadaan halaman yang kosong.

" baru pulang? " tanya Dian basa basi pada seseorang yang baru saja pulang, memasuki halaman rumah. aku menoleh kebelakang, melihat siapa orang yang disapa Dian.

orang yang disapa Dian tidak membalas, ia hanya menoleh sebentar lalu meneruskan jalan untuk masuk kedalam rumahnya. aku tertawa kecil mengejek Dian sembari kembali melanjutkan jalan memasuki rumahku.

Rumah Gian berada tepat disebelah rumahku, dia dan keluarga, baru saja pindah kesini. ya, jadinya tetanggaku bertambah satu keluarga lagi.

Aku melempar lepas tubuh ramping yang sudah sangat lelah keatas kasur, tempat paling nyaman sedunia, disusul dengan Dian. ia mengguling gulingkan badan diatas kasur, mata nya terpejam. jelas gadis itu terbawa oleh nyamannya tidur setelah seharian dari pagi hingga sore belajar disekolah.

" eh Luk, gue pinjam laptop ya, mau stalker disini aja, biar lebih leluasa, " ujar Dian mengambil laptop didalam laci meja belajarku.

" serah deh serah, serah lu aja Cud, gue ke dapur dulu, mau ngambil Camilan, " balasku santai. Dian mengangguk di sela sela menguapnya.

selang 5 menit aku kembali ke kamar membawa nampan berisikan satu toples roti kering dan kerupuk ikan, dengan minumannya, sirup orange ice dalam teko plastik beserta 2 gelas kecil kaca.

" yah luk, gue udah stalker sampe akar tapi semua fotonya itu gak ada yang menampakkan wajah aslinya, mana postingannya cuma dikit, gila ya, susah amat buat ngintipin wajah Dabus'd, " keluh Dian sembari menjangkau toples berisi kerupuk ikan berbentuk bulat dan mencamili nya.

" ya udah sih, nyerah aja, lagian gak ada untungnya juga, aneh! " balasku acuh. Dian memberengut kesal dan kecewa karena tidak berhasil menemukan foto Dabus'd yang menampakkan wajahnya.

" Abata, gue lupa, tadi Julian nelpon luk, gue sempet angkat sih tapi habis itu gue matiin soalnya gue terlalu kepo sama Dabus'd, " ucap Dian santai. tangannya mengutak atik remote tv mencari channel yang asik.

" kalo gitu gak usah diangkat kalo ujung ujungnya lo matiin juga Cud, " ketusku.

" gue cuma pengen tau siapa yang nelpon, " jawab Dian. lagi lagi gadis itu menjawab dengan santai tanpa dosa. aku menggeleng geleng mendengar jawaban Dian. lalu mengambil telepon, menekan Nomor telepon yang akan ditelpon untuk ditelpon ulang.

" woii!!! kampret!! kenapa dimatiin tadi? "

aku tertawa mendengar suara Julian diseberang telepon. anak itu langsung meluapkan emosinya sebelum aku berkata Hallo.

" kenapa sih? " tanyaku, masih menahan tawa.

" gak usah ketawa!! sini buruan, kerumah Denim, ngumpul, ajak tuh sikampret juga, gue mau gibang tu anak sampe K.O " balas Julian. terdengar dari nadanya masih merasa kesal.

" ya ya, otw " jawabku dan mematikan sambungan telepon.

" gue habis ini mau jalan sama Tino, jadi gak bisa join, " ujar Dian cepat sebelum aku berbicara. dia sudah paham aku akan mengatakan apa, jadi dia langsung menjawab sebelum ditanya.

" ya udah, gue duluan ya, jangan lupa dikemas " balasku tidak memaksa.

Aku mengambil jaket berwarna coklat susu tergantung, berlari kecil keluar menuju rumah Denim. tidak cukup 5 menit untuk berjalan kesana karna rumah kami berdekatan dalam satu komplek ini.

" mau kemana luk? " tanya mama saat aku bersisihan di depan pintu.

" kerumah Denim " jawabku sembari bergegas memakai sandal.

" eh tunggu tunggu, bawa kue ini untuk mama Denim " cegat mama memberikan mangkok berisi bolu kukus yang sudah di tata rapi dalam mangkok. aku langsung menyambar dan pergi menuju rumah Denim, bertemu anak anak.

aku sampai, membuka pintu kamar Denim. disana sudah ada empat anak laki laki sedang menikmati lelucon Vokan.

" Dian mana? " tanya Denim disela sela tawanya.

" Haiss, pasti kabur tuh, alasannya jalan sama Tino kan? " celetuk Julian ketus. aku tertawa kecil sembari mengambil duduk disebelah Julian, bersandar dipunggung nya.

" eh? ada Gian? kok bisa? " tanyaku bingung saat melihat pria jangkung dengan wajah acuh nya duduk dipojokkan bersama komik dan earphone ditelinga.

" nah, dia itu Anggota baru disini, dia teman baru kita, Gian kan baru pindah baru baru ini disini, pasti butuh temen, nah kita nih para lelaki menarik Gian buat join " jelas Vokan merangkul,menepuk nepuk bahu Gian. orang yang dibicarakan hanya diam tidak peduli.

aku memasang tampang masam. lima tahun, dari kelas 7 SMP hingga sekarang kelas 12 SMA, Aku, Dian, Julian, Denim, dan Vokan menjadi sahabat karib hingga kini. dan mereka para lelaki tiba tiba merekrut anggota baru tanpa berbicara terlebih dahulu. hal itu berhasil membuatku kesal.


Salam Hangat
Lintasan_Bintang

Dabus'd & You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang