Prolog

78 6 0
                                    

Bebas bukan pilihan tapi kebutuhan, hobi adalah kesukaan bukan permainan, tapi cinta dan persahabatan adalah real life

__Lailu Falita Adilopa__

Let's Go ...
Selamat Membaca All

" gue heran deh, Luk. lo kok doyan banget manjat pohon ceri? sambil main Hp lagi! gak ada akhlak. " celetuk Gian datang membawa sekantong camilan yang dibeli di minimarket depan.

" urusannya sama lo apa ya, Om? " balasku tak acuh. aku kembali memfokuskan pada handphone ditangan, melihat beranda Instagram. kakiku menjuntai kebawah, punggungku bersandar pada salah satu dahan pohon ceri yang cukup besar besar. aku bersantai diatasnya layaknya tidur diatas sebuah kasur nan nyaman.

Julian berdiri dengan nyeleneh dari duduk bersila di atas rumput hijau, tangannya memegang kulit kacang sehabis memakan isinya. secara tiba tiba Julian mencengkram kakiku dari bawah, membuatku terperanjat kaget dan terkejut.

" Turun. atau gue buang PB lo? " ancam Julian tegas.

" eh jangan!! " cegahku kesal.

" turun makanya!! "

" gak usah kayak monyet deh Luk! malu maluin gue tau! " celetuk Vokan tanpa menoleh kearahku. ia terlalu fokus pada camilan didepan mata.

" nah iya, malu maluin, mana cewe lagi! " sambung Denim membenarkan ucapan Vokan.

Julian masih memagang kakiku dari bawah. seperti yang kalian bayangkan dan ketahui bagaimana bentuk pohon ceri, tapi pohon ceri yang kusinggahi tidak memiliki batang dan dahan yang tinggi. kepala Julian mendongak menatapku. matanya menyipit hingga mengeluarkan kerutan di dahi.

" Ciah!! Sejak kapan lo nganggap gue Cewe, Den? atau jangan-jangan kalian juga udah nganggap gue seorang cewek?, hahaha " ledekku pada anak anak. puas rasanya jika tertawa.

Huuuuu

sorak mereka sembari melempariku dengan kulit kacang tapi meleset karna jarak terlalu jauh. aku tertawa sangat puas.

HAaaaa Aaa Jul jul

teriakku. cemas juga kaget karna julian menarik-narik kakiku dan itu membuatku takut jika sampai terjatuh.

" buruan turun!! "

" iya iya! TAPI LEPAS DULU!! " kesalku merengek takut. Julian melepaskan cengkramannya dari kakiku dan berbalik. aku langsung melompat dan mendarat dipunggung Julian. apa Julian marah? tentu saja anak itu marah tapi dia tetap menangkapku.

" Waw!! keren!!Gaiss lihat itu! lihat!! woh keren buanget!! " teriak Dian tiba tiba berdiri histeris.

" woh iyaa keren banget!!! " sahut vokan meledek Dian.

" apanya yang keren, Pok? " tanyaku sengaja. ak tertawa.

" kutunya keren, lompat lompat!! " jawab Vokan santai lalu tertawa paling keras.

" Yaaa!! iihhss gak asik lo! gue gak like candaan lo, yakali gue punya kutu!! gak asik!! " berang Dian merungut.

" Canda kali Cud! baperan ya kamu, " ucap Vokan menahan tawanya.

" jahat banget sih lo, Pok " selaku sembari merangkul Dian. gadis itu memasang tampang jeleknya yang memberengut kesal.

" itu dari mana? keren banget aksi nya, eh eh dia kesini!! " ujarku melihat sekolompok pemuda berpakaian longgar dan ada ikatan dibeberapa tempat seperti di kepala, dan Lengan. kelompok itu melompat, berlari, melakukan lompatan salto diudara. membuat sebuah gambar dari gerakan formasi yang mereka keluarkan. mereka melompat kesana kemari penuh aksi dan gaya. benar benar sangat menakjubkan dan keren.

" aah baru juga segitu parkour nya, gue juga bisa, malah lebih lagi, " celetuk Julian meremehkan sekelompok anak parkour tersebut. aku mendeling malas.

" Hallo " sapa salah satu pemuda dalam kelompok anak parkour tersebut saat mereka sudah berdiri dihadapanku.

" Haii " balas Dian lebih dulu.dia mendorongku kebelakang untuk dia bisa berdiri berhadapan langsung dengan pemuda tersebut.

" boleh minjem tempat ini? kami mau latihan, kalian gak lagi ada kepentingan kan disini? " izin pemuda tersebut sangat ramah.

" enggak kak, gak papa, pake aja ini kan tempat umum, lagian kita juga udah mau out kok, " jawab Dian sangat manis plus ramah.

Kami langsung melihat kearah Dian penuh kekesalan. bagaimana mungkin dia bilang begitu tanpa runding pada kami.

" ok. makasih ya, kalian udah boleh ninggalin tempat ini sekarang, "

" iya kak, kami duluan ya, SEMANGAT!! " Pemuda tersebut tersenyum menanggapi. dan Dian langsung menariku dan Anak-anak pergi dari tempat biasa  kami berkumpul sebelum pulang sekolah atau kapan pun.

Salam Hangat
Lintasan Bintang

Dabus'd & You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang