18. Akhirnya ketahuan juga

3 3 0
                                    

" No No No, gue duluan yang sampe!! " tegas Vokan tidak mau mengalah. mereka bertiga, Vokan, Denim, dan Julian lagi lagi main lomba lombaan siapa yang sampai lebih dulu di rumah Gian. aku hanya bisa menggeleng gelengkan kepala melihat kelakuan mereka, tidak habis pikir.

dengan masih memakai seragam sekolah sehabis pulang dari sekolah kami langsung menuju rumah Gian karna kami khawatir padanya. ada yang tidak beres dengan Gian. aku mengetuk pintu lalu membukanya.

" Assalamualaikum Tante Luti, " salamku sembari memasuki rumah, disusul yang lainnya.

" wa'alaikumussalam, Luk. ada apa? " tanya tante Luti setelah menjawab salamku. beliau tengah sibuk memasak juga mengawasi Lala.

" ada Gian gak nte? " tanyaku sembari berjongkok didepan Lala. Julian datang tiba-tiba dan menggendong Lala. tau apa yang terjadi? Lalanya malah seneng, tu anak tau mana yang ganteng mana yang jelek. mana yang menyenangkan mana yang menyebalkan, contohnya aku. bagi Lala aku adalah orang yang menyebalkan.

" Tante! " panggilku lagi sedikit keras karena Tante Luti tidak menjawab.

" duh Luk! Tante repot ini, kamu cek sendiri aja deh, dari tadi Tante ga liat dia, Tante repot ngurus Lala terus masak, " jawab Tante luti. dia bergerak kesana kemari, cukup gesit dan cepat gerakannya, sepertinya Tante luti sudah terbiasa.

" Yuk ke atas! " ajakku pada yang lain. mereka mengangguk menyusul dibelakang. Julian masih menggendong Lala sembari bercanda gurau dengannya.

" lo yang panggil deh, Pok. males gue, " aku mundur dan menyuruh Vokan maju untuk mengetuk dan memanggil Gian.

Gedor Gedor Gedor

" Giaaan " panggil Vokan berteriak sambil menggedor pintu kamarnya.

" Woii!! ketuk aja gak usah di gedor juga, ancur nanti pintu orang!! " omel Dian meninju bahu belakang Vokan. dia membalas dengan cengiran.

pintu terbuka ketika Vokan hendak mengetuk ulang pintu. dari balik pintu yang dibuka nampaklah seorang anak laki-laki, hanya mengenakan Jeans hitam dan singlet. rambutnya awut awutan dan wajah memar sana sini.

" Apa " sahut Gian malas disela sela menguapnya.

" ternyata muka muka bangun tidur orang ganteng kayak gue sama yang setengah ganteng kayak Gian itu keliatan banget ya jauhnya " celetuk Vokan meledek Gian. Gian tak acuh, malas menanggapi celetukan Vokan. dia justru membalikkan badan untuk kembali ketempat tidur. dia sengaja tidak menutup pintu kamar sebagai isyarat untuk menyuruh kami masuk.

aku melompat ke kasur Gian, merebahkan tubuh disana, Gian juga ada diatas tempat tidur, jadi karna dia juga ada di kasur aku mendorong tubuh Gian dengan kaki dan dia jatuh ke lantai.

" MAU LO APASIH!! GAK USAH CARI MASALAH LUK!! " bentak Gian marah. dia berdiri berkacak pinggang menatap sinis padaku.

" apasih Yan? yauda sih maaf, kan kita bukan muhrim, " jawabku enteng.

" Sopan dong lo!! " berangnya sembari mengambil kasar bajunya diatas kasur dan beralih menuju sofa, melanjutkan tidur disana.

" udah udah, Yan.  cewe Bro " Denim menengahi. Gian tidak menjawab dia hanya mendengus kesal.

Aku duduk diam diatas kasur. memandang lama Gian yang tidur di sofa, lengannya menutup setengah wajah bagian mata, tangan satunya diletakkan di atas perut masih memegang bajunya.

karna merasa iba dan merasa bersalah juga egois aku turun dari kasur menghampiri Gian. yang lain menatapku cemas, takut takut aku membuat masalah lagi.

" gue lagi gak mau bermasalah sama lo, Luk! " cegat Gian langsung tanpa melihat kearahku. matanya masih terpejam tapi dia tau kalau aku datang menghampirinya.

" gue gak lagi nyari masalah kok. cuma mau bilang, lo tidur di kasur aja, jangan di sofa, lagian itu kan kasur lo, "

Gian membuka matanya menatapku sinis. lalu kembali menutup mata, dan mengubah posisi tidur menjadi posisi miring menghadap ke sandaran sofa.

" gue hitung sampe 5, kalo lo gak pindah ke kasur sekarang juga, jangan harap gue mau ngomong lagi sama lo! "

" 1 "

" 2 "

" 3 "

Hishh!!

Gian mendengus kesal bangun dari tidurnya dengan wajah yang super ketus. dia berjalan kesal menuju tempat tidur. aku tersenyum kecil melihatnya.

" Yan, kami mau nonton film, boleh ya! " izin Vokan mengacak acak deretan kaset yang tertata rapi.

" Hmmm " sahut Gian dalam tidurnya.

" Luk! itu foto anggota Dabor's bukan sih? " bisik Dian ditelingaku.

mampus!!

aku gelagapan bingung menjawab pertanyaan Dian. Gian menyuruhku merahasiakan tapi dengan berada dikamar ini justru akan membuka semua rahasia itu.

" gak tau gue, Cud " jawabku gugup. lalu mengalihkan pembicaraan.

" Anjir!! keren banget!!! " Vokan berteriak takjub. kami langsung mengalihkan pandangan kearah yang dibilang keren oleh Vokan. aku membelalak kaget, dan langsung mati kutu disana, bingung bagaimana menghadapi mereka nantinya kalo mereka mulai sadar.

" Wait! ini video anjim! bukan film, video parkour siapa nih? kayaknya tuh bocah diam diam suka nontonin parkour "

Matik ini Matik, kena deh gue pasti

" coba video berikutnya, Pok " perintah Julian penasaran. mereka sudah duduk fokus didepan TV. sangat dekat jarak antara mereka dan TV. aku gelisah dibelakang mereka.

" ITUKAN DABUS'D!! " teriak Dian histeris menujuk nunjuk TV.

" GIAN!! " serentak mereka mengatakan dengan ekspresi terkejut.

Fix game over

Aku terus membatin, dan sekarang semua sudah terbuka.

" nonton apa kalian? " tanya Gian lugu dengan mata yang sedikit terbuka karena masih mengantuk. dia tidur tengkurap, karna kami berisik jadi dia sedikit terbangun, mengangkat kepalanya dan melihat kearah kami.

" Video parkour " jawab mereka serentak.

" WHAT!! " kaget Gian dan langsung terduduk dari tidurnya. dia menatapku dengan wajah memelas meminta penjelasan.

" GIAN! DABUS'D ITU ELO? " lagi lagi serentak mereka bertanya menghadap Gian.

Haa aahh

Dengus Gian pasrah karena rahasianya sudah diketahui yang lain, badannya meloyo pasrah.

" JAWAB!! " serentak lagi mereka meminta jawaban.  Gian mengangguk loyo. Dian yang paling sangat terkejut.

" Ok. sekarang kalian udah tau, dan gue cuma bisa menerima " ucap Gian pasrah namun santai. dia keluar dari kamar hendak ke dapur mengambil minum.

du dudu dudu

Aku diam berpura pura tidak terlibat karna mereka langsung menatapku tiba tiba begitu saja setelah Gian menghilang dari balik pintu.

" gue duluan yaa, see you to school " pamitku dengan tujuan kabur. mereka melihatku dengan raut kesal.

Salam Hangat
Lumut_Hijau

Dabus'd & You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang