21. Kelewat Batas!!

8 3 0
                                    

" Baik, Anak-anak ibuk, kita akhiri pembelajaran hari ini, untuk PR silahkan kerjakan LKS halaman 32, Assalamualaikum. " bu Jenifer keluar dari ruang kelas.

aku langsung mendatangi meja Gian, menatap penuh harap padanya dengan memasang tampang polos. kedua tangan menopang dagu.

" apasih Luk!! sana ah! risih gue! "

" bilang iya dulu, "

" enggak!! "

Aku menatap Gian kesal sembari meremas kertas coret-coret milik Gian diatas meja.

Brak

" tinggal bilang Iya apa susahnya sih! " ketusku sangat kesal setelah menggebrak mejanya.

" berisik ya lo!! pergi sana!! " usir Gian marah.

" gue bilangin Julian lo!! liat aja! " ancamku berdiri.

" yaudah! bilang sana bilang, " balas Gian tertawa simpul.

aku mendengus kesal dan berlalu pergi menemui Julian, Vokan dan Denim. juga Dian yang sedang di UKS. katanya mereka mau ke UKS.

Aku masuk kedalam UKS, menghempaskan langsung tubuhku keatas tempat tidur dalam UKS. hari ini Dian piket dokter karna dia Tim PMR, aku akui dia cukup pandai, jadi wajar jika dia dipilih menjadi dokter UKS SMABU. ada 5 dokter UKS yang terpilih salah satunya Audian Kumala, sahabatku.

" yang lain mana ih! lama banget, " celoteh Dian sembari merapikan kotak obat.

" gak tau dan gak mau tau, " jawabku acuh.

" Audian " panggil bu Lusi datang dari balik pintu UKS. aku terkesiap kaget langsung mengubah posisi baring menjadi duduk manis, handphone ku sembunyikan dalam bantal. Dian menoleh ramah menyahuti panggilan bu Lusi.

" Lailu, kamu ngapain disini? masih jam belajar kan? " tanya bu Lusi dengan tujuan menegur. aku nyengir kuda.

Hueek!!

Uhuk uhuk

" saya lagi gak tau kenapa buk, rasanya mual, masuk angin kayaknya, terus tenggorokan saya gatal buk, serek gitu, " alasanku berbohong untuk menghindar kebohongan lainya. aku melirik ke Dian meminta pertolongan, Dian cekikikan.

" dia gak enak badan bu, kena hujan semalam, " sambung Dian. bu Lusi mengangguk-angguk percaya.

" ada apa ya bu? " tanya Dian mengubah topik.

" Aah iya, ibu mau pinjem minyak kayu putih, anak ibu lagi masuk angin, " balas bu Lusi.

" Riri ya bu? kasih balsem aja buk, biar lebih terasa bu, " saran Dian mengambil balsem, menyodorkannya pada bu Lusi. bu Lusi pergi setelah mengatakan Terima kasih pada Dian.

" bu Lusi mana? " Vokan melongo dari balik pintu UKS, celingak-celinguk mencari bu Lusi. wajahnya sangat lucu.

" udah pergi " jawabku sambil mengeluarkan handphone dari bawah bantal dan kembali ke posisi semula, tidur adem, kaki naik keatas dinding UKS. rilex rasanya.

" Huhft, Selamat! Aman gais!! " Vokan melambai memberi kode. maka datanglah 2 anak laki-laki tambah Vokan jadi tiga, memasuki ruang UKS, dan menghamburkan tubuh mereka diatas tempat tidur.

" hari ini latihan dimana? " Julian membuka suara.

" tempat biasa aja, taman Ceri, " usulku tanpa menoleh kearah Julian. aku terlalu sibuk mengirimi pesan pada seseorang.

Gian datang dengan wajah ketus dan kesal, ia masuk dan langsung menepuk-nepuk paha Vokan untuk geser. Vokan bergeser dan menjadi menyempil di kepalaku yang tengah menjutai ditepi ranjang.

" jangan kentut ya Pok, ada gue ini dibelakang lo, " pesanku sembari memundurkan kepala menjadi berada tepat dibelakang Vokan. aku menyandarkan kepala di tulang ekor nya. Vokan membalas ucapanku dengan cengiran jahilnya.

" lo jadi setuju gabung sama kita? untuk kompetisi nanti? " Julian memastikan. Gian menoleh kearahku dengan wajah kesal sebelum menjawab pertanyaan Julian dengan anggukan lemah nan pasrah.

" LILUK!! " panggil Julian sedikit berteriak kesal.

" Haa "

" DUDUK!! "

" gak mauu "

" NANTI LO GAK DENGER TERUS MARAH MARAH GAK JELAS! DUDUK BURUAN!! "

" denger denger "

" AWAS KALO LO GAK DENGER YA! "

" Hm "

" TARO HP NYAA!! nanti gak fokus!! "

" fokus fokus "

" GUE SERIUS!! "

" gue juga serius "

aku terus menanggapi dengan santai ujaran Julian, dengan masih terus fokus pada teknologi yang bernama Handphone.

" PANT__ Arghh!! GAK USAH BECANDA LUK!! INI MASALAH ADA DI LO SEKARANG!! BANGUN GAK!! " Julian berdiri sangat marah mencengkeram pergelangan tanganku.

" LO APA APAAN SIH JUL!! SAKIT TAUU!! LEPASIN!! " aku balas membentak sembari mencoba melepas cengkramannya.

" Jul Jul! lo kenapa? lepasin dia Jul, ini lo udah kelewat batas, sumpah! LO JUGA LUK! GAK USAH BINGAL!! " Vokan melerai, membantu melepas cengkraman Julian. cengkraman Julian tiba-tiba melemah lalu terduduk lesu. aku terdiam menunduk.

" TAU AH! " Julian pergi dengan perasaan merasa bersalah. seperti ada pikiran yang menjadi beban buatnya.

" gue susul Julian dulu, " pamit Vokan.

" gak jadi kan? gue balik ke kelas dulu deh, " pamit Gian. disusul dengan Denim. tinggal aku dan Dian di UKS.

" Luk ... Luk ..., parah sih lo, liat deh sekarang. " Dian duduk disampingku, menjangkau pergelangan tanganku yang dicengkeram Julian tadi. Dian geleng geleng kepala tidak habis pikir karna melihat bekas merah melingkar disana.

" gue setuju sama Vokan, lo terlalu bingal tadi Luk, apa susahnya sih tinggal duduk aja terus dengerin, soalnya gak ada pengulangan lagi, itu bukan video Luk yang bisa lo replay sesuka lo, " ujar Dian sembari mengobati pergelangan tanganku. aku masih terdiam shok, karna Julian tidak pernah memperlakukanku sangat kasar.

" apa iya sikap gue udah keterlaluan? " gumamku memastikan pada Dian. Dian mengangguk. dia selesai mengobati pergelangan tanganku.

" gue jadi merasa bersalah deh, Cud. tapi gue juga marah! emang harus kasar ya. jujur, gue masih gak bisa terima perlakuan Julian tadi, gue egois? gue percaya itu, tapi apa daya Cud, gue gak bisa hilangin rasa kecewa gue ini. "

aku mengangkat kaki menselonjorkannya dan berbaring dengan posisi menyamping menghadap dinding. aku merenung memikirkan masalah tadi.

" gue mau istirahat disini, lo jangan ganggu gue Cud, sekarang gue baru ngerasa bener bener sakit, nyesel gue bohong sama Bu Lusi tadi, " ujarku pada Dian. Dian hanya diam tidak menjawab tapi dia mendengarnya. dia duduk disofa bermain handphone.

Salam Hangat
Lumut_Hijau

Dabus'd & You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang