22. Baikan Yuk!!

13 3 0
                                    

" Cud, bagi minyak kayu putih dong, mumet gue, " rungutku lesu.

" makasih " lanjutku dan langsung menggosokkan minyak kayu putih ke area pelipis.

" tolong gosokin juga dong ke punggung gue " pintaku memberikan kembali minyak kayu putih tanpa menoleh kebelakang. aku terlampau nyaman berbaring kesamping menghadap ke dinding.

" Yakin nih mau gue yang gosokin? gak malu? "

Aku terperanjat kaget langsung menjadi posisi duduk.

" Gian, kok ada lo disini? DIAN MANA? " kagetku masih sangat terkejut.

" sini buka bajunya, gue gosokin ke punggung, " canda Gian tertawa kecil.

" Weits!! jangan sembarang lo, gue masih anak gadis orang ini!! " tangkasku cepat. Gian tertawa memberikan kembali minyak kayu putih padaku.

" Liluk " panggil Julian tunduk. wajahnya menampilkan ekspresi merasa bersalah. aku mendeling kesal juga malas saat melihat Julian memasuki UKS. Julian berhenti dihadapanku dan melihat serius pada Gian. Gian tersenyum paham menepuk nepuk pundak Julian lalu pergi keluar.

kini tinggal aku dan Julian berdua di dalam UKS. aku membaringkan tubuh, wajahku ketus, tampak tidak peduli dengan kedatangan Julian. itu kulakukan karna aku sangat merasa canggung tiba tiba dan salah tingkah. bingung harus bertingkah dan bersikap bagaimana. jujur aku juga merasa bersalah, juga marah, juga kecewa.

Julian melihat pergelangan tanganku yang masih merah.

" gue minta maaf ya, " pintanya lirih, dengan masih melihat pergelangan tanganku. aku sesegera mungkin menyembunyikanya kedalam selimut.

" sakit ya? maaf ya, Luk " pinta Julian lagi. aku mendeling tak acuh.

Julian diam. berpikir sejenak.

" lo tau gak sih Luk? "

" gak tau!! dan gak mau tau!! " ketusku. gak tau diri ya aku ini.

" tapi lo harus tau!! " Aku diam saja.

" gue marah karna gue khawatir sama lo,  tapi empunya sendiri gak peduli. kita diskusi gak cuma bahas tempat latihan, tapi juga bahas masalah lo!! "

" La la lala lala  gak denger .... "

" gue gak suka sama sifat lo yang ini ya,  dong orang ngomong, jangan seenak jidat lo aja, apalagi kalo sampe mencemooh!! " nada Julian mulai meninggi. karna aku takut kejadian tadi terulang kembali aku menghentikan sikapku yang tidak wajar itu.

" jujur, gue Sebenarnya nyesel ngasih saran buat Lo ikut diam-diam itu, sumpah gue nyesel banget, gue mikir, gimana caranya gue narik lagi saran itu dari lo!! "

aku diam mendengarkan karna aku mulai tertarik dengan topik pembicaraan. Julian berhenti sejenak menarik napas.

" gue itu gak mau, gue takut Luk!! kalo sampe ketahuan sama Tante Kiki, udah deh, gue gak bisa bayangin! dan mikirin itu kalo sampe terjadi gue pasti bakal ngerasa bersalah banget!! karna itu berawal dari gue! "

" jadi makanya gue marah banget tadi karena gue terlampau khawatir, gue tau gue kelewat batas, tapi rasa khawatir gue itu ngendaliin emosi gue, ya jadinya gitu, ditambah lagi Lo nya bingal, makin mendidih deh gue "

Julian duduk di sampingku lalu memelukku. membenamkan kepalaku dalam dekapannya. aku masih terdiam kaku.

" lo gak perlu khawatir, selagi gak ketahuan, kita masih aman, " lontarku tiba-tiba dengan polosnya. Julian melepas dekapannya, menatapku dengan kesal.

" enak banget ya Lo ngomong!! " ketusnya.

" kita mau nutup serapat apapun! mau dikunci terus kunci di buang ke laut pun, kebenaran itu akan terungkap dengan sendirinya tanpa sadar!! lo jangan sepelein gitu aja!! "

" iya makanya itu gue bilang, selagi masih aman, kenapa gak manfaatin aja " tegasku. aku keluar dari dekapanya karena kesal.

" Gak bisa Luk! jangan main main sama Apii!! jadi saran gue, kita batalin aja, selagi api masih bisa dipadamkan, kenapa gak dimanfaatkan? " nada Julian meninggi.

" kok lo tega sih! lo kan tau, gue itu pengen banget ikut Jul, tapi kok lo gini sih! kalo emang lo gak mau bantuin gue! atau gak IKHLAS!! yauda gak papa, gue bisa kok nanggung resikonya sendiri, FINE!! " kesalku.

aku mendorong punggung Julian menjauh dari kasur. aku mendorong sangat marah.

" PERGI SANA!! " usirku karna Julian masih berdiri disamping tempat tidur.

" bentar Luk! "

" PERGI GAK!! "

" Ok. Ok. gue nyerah! lo boleh ikut! " ujar Julian pasrah.

" kita tanggung resikonya bareng-bareng, PUAS!! " lanjutnya.

aku tersenyum manis. duduk bersila menepuk nepuk kasur menyuruh Julian duduk. loyo Julian duduk diatas kasur menghadapku.

" Baikan Yuk! "

Julian tertawa mendengar nada suaraku yang meminta baikan seperti anak kecil.

" masalah yang tadi, gue minta maaf juga ya, gue sadar gue salah kok. " aku meminta maaf. Julian tersenyum menggoda.

" Ayuk baikan!! " balas Julian mengacak puncak rambutku. jujur aku langsung naik pitam, meninju dan menendang Julian. seperti yang pernah kubilang, aku tidak suka jika rambutku atau kepalaku dipegang seperti anak kecil.

" eum permisi! setau gue laki-laki sama perempuan itu gak boleh berduaan dalam satu ruang, " ujar Gian sedikit ketus memasuki ruang UKS. sepertinya dia menunggu. berdiri didepan pintu sedari tadi.

" bawa santuy aja Boss " sahut Julian.

" udah baikan kan? berarti gue gak harus keluar kan? " lanjut Gian lagi.

" iya, santai aja dong, jangan kayak orang cemburu gitu " ledek Julian tertawa puas.

" iya gitu? masa sih! " Gian tak acuh sembari duduk santai di sofa.

sekarang perasaanku sudah lega, canggung pun sudah tidak lagi. jika tadi rasanya sakit sekarang sudah sembuh.

" Baikan yuk! " celetuk Gian tanpa menoleh.

" gak cocok, Yan! " tanggap Julian menghamburkan badannya disamping Gian lalu memeluk hangat tubuh Gian. orang yang dipeluk diam saja tanpa merubah posisinya sedikit pun.

" ASTAGHFIRULLAH!! YA ALLAH APA DOSA HAMBAMU INI, SAMPAI HAMBA MU INI HARUS MENODAI MATA NYA INI MELIHAT GAY LEWAT DEPAN MATA!! " kaget Vokan disengaja, memasuki ruang UKS. lebay memang.

" Anjing lo!! "

" Aaghh!!  sakit tauu Jull!! " Ringis Dian.

Julian melempar sepatu Gian dan meleset kearah Dian yang berdiri dibelakang Vokan karna Vokan mengelak. Vokan tertawa kencang menikmati. Julian bergegas berlari menghampiri Dian.

" Aah maaf maaf Cudii kuuu, tayangku cup cup cup. " Julian meminta maaf penuh candaaan sembari mengusap-usap kening Dian dengan jemarinya.

" eeoh. Alay!!  MINGGIR!! " Dian mendorong tubuh Julian kesamping. dia mendatangiku dan merengek memeluk tubuhku.

" gue gak dipeluk Cud? " celetuk Vokan.

" iuh! maaf anda siapa ya! " tanggap Dian.

" sungguh jahat kau isteriku! tega kau sama aku!! jaahat kamu! hiks ... " drama Vokan. korban sinetron Indosiar ya gitu tuh.

seisi ruang UKS seketika mencair akan tawa kami melihat canda demi candaan yang keluar mengisi ruang UKS.

salam hangat
Lumut_Hijau

Dabus'd & You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang