Bugh
Bamm
" Peduli apa gue!! "
" Shit!! DIAM LO ANJ*NG!!! "
BUGH
Tiara berlari ngos ngosan penuh kepanikan menghampiri mejaku. dia hendak langsung berbicara tapi karna napasnya tidak beraturan sehabis berlari jadi dia meredakan nya sebentar lalu berbicara. wajahnya sangat panik.
" Julian sama Vokan lagi ngeroyok Tino di belakang!! " adu Tiara memberi informasi. aku terperanjat kaget mendengar informasi tersebut. begitupun Gian di belakangku asik tidur tiba tiba ikut kaget dan terbangun.
" kok bisaa!!! " marahku ikut panik. pikiranku sudah tidak tau harus bagaimana dan harus memulai apa hingga aku kebingungan. aku mondar mandir berpikir, entah harus memikirkan apa, solusi apa, aku bingung apa yang harus dipikirkan dulu, solusi kah, bagaimana cara menghentikan perkelahian mereka kah, mengadu kesiapa kah, semua bercampur jadi satu hingga aku bingung untuk berpikir.
Gian berdiri dan langsung menarik tanganku untuk bergegas ke belakang sekolah. berpikir bukanlah pertolongan pertama. Gian menarikku, langkah nya terlalu besar dan cepat, aku kesulitan menyeimbangkannya apalagi dia menarik tanganku. aku semakin sulit bergerak.
" Tir Tir lo panggil guru buruan!! " teriakku pada Tiara sebelum jarakku dan Tiara semakin jauh.
dibelakang sekolah mataku membelalak besar melihat perkelahian tiga orang. mereka dikerumuni banyak anak anak lain. tidak ada satupun yang berani memisahkan. tidak kusangka mereka senekat itu. aku tidak tau ternyata mereka berdua diam diam mengganti rencana yang mereka diskusikab semalam saat aku ada bersama mereka.
darah sudah semakin banyak keluar dalam perkelahian mereka. karna aku tidak tahan lagi melihat hal tersebut aku berlari memasuki lingkaran kerumunan yang mengelilinginya mereka. Gian mengejarku dari belakang dan meneriaki namaku terus menerus, menyuruh berhenti.
" Woii!!! STOP!! JULIAN!! VOKAN!! STOP!! " hentiku mencegah dengan menahan tubuh mereka. aku merasakan tubuh mereka sangat panas, merah, dan tentunya sangat keras. urat urat di tangan dan tinju mereka menonjol keluar. sepertinya mereka benar benar sangat murka.
ketika penglihatanku lengah tinjuan Julian bergerak kearahku tapi untunglah Gian dengan cepat menarikku hingga terjatuh kebawah. mereka bertiga berkelahi seperti orang kesetanan, kesadaran mereka tertutupi oleh emosi.
" LO GILA!! KEWARASAN LO KEMANA? LO LEBIH BODOH DARI MEREKA BERDUA!! KALO SAMPE TINJUAN JULIAN KENA SAMA LO!! GUE GAK JAMIN JULIAN NYANTAI AJA!! DIA PASTI BAKAL NGERASA BERSALAH!! " berang Gian memarahiku habis habisan.
" BAGUS KALO DIA MERASA BERSALAH!! ITU YANG GUE MAU!! PUAS LO!! " balasku membentak.
Guru olahraga pak Tigor datang tergesa gesa membawa pemukul dan memukul langsung betis mereka. saat itu juga perkelahian terhenti karena mereka terkejut.
' tau gitu mending tadi gue juga lakuin hal yang sama kayak pak Tigor ' gumamku melihat apa yang dilakukan pak Tigor. sekali tebas semuanya Diam.
" KAMU! KAMU! KAMU! DAN KALIAN BERDUA!! IKUT SAYA!! " tunjuk pak tigor satu satu pada mereka bertiga, ditambah aku dan Gian. aku berjalan bersisian dibelakang pak Tigor. kami berhasil menjadi bahan tontonan masyarakat sekolah.
" SAYA! TIDAK TAHU PASTI PERMASALAHAN KALIAN!! YANG SATA TAHU!! APA YANG KALIAN LAKUKAN ADALAH SALAH!! DAN ITU BISA MENJADI BAHAN YANG AKAN MERUSAK CITRA SEKOLAH INI!!! ITU SAMA SAJA DENGAN KE-KE-RA-SAN DALAM SEKOLAH!! PAHAM!! " marah pak Tigor mondar mandir berbicara sembari memegang pemukul yang selalu dibawanya kemana mana. beliau adalah guru olahraga sekaligus guru bimbingan konseling.
" SAYA TIDAK MAU TAU!! BESOK PAGI BAWA ORANG TUA KALIAN KE SEKOLAH JAM 09.15 WIB!! SAYA TUNGGU DI RUANG BK!! PAHAM!! " lanjut pak Tigor lagi. kami mengangguk serentak lalu berdiri pergi meninggalkan ruang BK.
" itu belum seberapa, apa yang lo lakuin sama Dian gak sebanding dengan apa yang kami lakuin sama lo, yang lo lakuin sama aja lo itu MEMBANGUNKAN SINGA YANG SEDANG TIDUR!!! singa mengamuk bukan karena dia ingin tapi karna dia sudah diganggu dan dibangunkan saat tidur! paham lo!! " Ancam Julian ditengah perjalanan menuju kelas. ia menujukan ancaman pada Tino.
" Gue gak takut!! " jawab Tino lalu berlalu pergi lebih dulu. Julian hendak mengejar karna balasan Tino tapi aku dan Gian langsung menahan.
" Bro, tadi makasih ya, lo udah narik Liluk, kalo tadi lo gak narik dia, gue udah gak tau lagi, gue pasti kacau banget jadinya, " ujar Julian lirih pada Gian. aku menoleh pada Julian dengan muka masam.
" gue kecewa sama lo berdua!! " tudingku pada Julian dan Vokan. lalu berlari kecil ingin cepat cepat sampai dikelas. aku benar benar lelah dengan apa terjadi tadi.
selama jam sekolah aku tidak napsu untuk ke kantin ataupun ikut berkumpul bersama mereka saat jam istirahat.
" lo gak ngumpul sama anak anak? " tanyaku pada Gian. Gian mengangkat kepalanya dari atas meja, menyipit menatapku dengan raut bingung.
" Hufh! lo gak ikut ngumpul sama anak anak!!! " ulangku malas. Gian mengangguk mengerti lalu menggeleng menjawab pertanyaanku.
" kenapa? " tanyaku bingung.
" gak papa, " jawabnya singkat dan melanjutkan tidur.
" Hai sayang! " sapa Dandi datang dari arah depan saat aku tengah menghadap pada Gian dibelakang.
" Oh hai sayang, kamu ngapain kesini? " tanyaku basa basi pada Dandi.
" kamu gak ke kantin? gak lapar? " tanya Dandi. ia duduk didepanku dengan pembatas yaitu meja.
" lagi malas, " jawabku.
" kalo gitu ini aku bawain batagor, kamu makan ya, aku temenin, "
" makasih, " Aku mulai menyuap batagornya.
" Oya Sayang "
Brakk
Aku terkejut dan langsung menoleh kebelakang kearah Gian.begitupun Dandi.
" kenapa Yan? " tanyaku bingung.
" itu, tadi ada nyamuk gede GANGGU AJA!!, hinggap di meja gue, " alasan Gian lalu berdiri dan pergi keluar dengan wajah sedikit tak suka.
" nyamuk? " gumamku bingung.
Salam Hangat
Lintasan_Bintang
KAMU SEDANG MEMBACA
Dabus'd & You (END)
Teen FictionCerita Ke-lima Ini tentang 6 manusia tengil yang masih duduk di bangku SMA. Lailu, Dian, Vokan, Denim, Julian dan Gian. Lailu adalah tipe cewe yang bukan feminim bukan juga Tomboy, dia sedikit pembangkang dan keras kepala bukan tak jarang dia berte...