10. Rembukan para orang tua

6 5 0
                                    

" Nana Nini Nunu ... anakmu pulang, Maa " ujarku bernada sedikit berteriak setelah mengucapkan salam. aku melepas sepatu sembari melirik kearah jam dinding. jam menunjukkan pukul 17.45 WIB.

' udah setengah enam ' gumamku pelan, melempar tas keatas sofa dan meletakkan sepatu di raknya.

Ting

aku mengerutkan dahi mendengar notifikasi pesan masuk dari handphoneku. kukeluarkan handphone dari saku baju, tertera notifikasi pesan dari Julian, juga 5 panggilan tak terjawab dari Vokan.

' ada apa sih? ' Batinku sembari mengecek pesan.

Luk! LO DMNA? GAWAT!! buruan kerumah Dian sekarang!!!

sehabis membaca pesan dari Julian aku langsung bergegas cepat keluar dan berlari kerumah Dian. 3 menit berlari aku berhenti didepan pintu rumah Dian ngos ngosan. disana sudah ada para ibu Julian, Vokan, Denim, Mamaku, serta orang tua Dian dan Gian. tidak hanya itu, Julian, Denim, Vokan dan Gian juga sudah disana.

Mama memberi kode untuk segera masuk, aku masuk lalu duduk disamping Julian.

" Ada apa? " tanyaku pada Julian setelah menyikut siku nya. Julian tidak menjawab dia justru menyuruhku Diam. aku diam dan fokus pada para orang tua.

" apa maksud dari surat ini? Tante mau kalian menjelaskan langsung sama kami, kami mendapat surat ini dan laporan dari sekolah!! ayo sekarang jelaskan!! " mulai Tante Riani tajam. ia menepuk dan mendorong surat ketengah lingkaran.

tidak ada yang menjawab, kami semua diam. tentunya Dian, anak itu tertunduk Diam didamping pangkuan ibunya. rambutnya yang pendek tidak bisa menutupi sepenuhnya, aku melihat wajahnya, ia tengah menahan tangis. badanya sangat lesu dan mengurus. masalah ini sepertinya sangat membuat dia tertekan apalagi tante Dini dan Om Rus pasti sudah memarahinya habis habisan.

kembali pada kami, Julian, Vokan dan Denim, mereka bertiga saling senggol menyuruh menjelaskan.

" JAWAB!!! " berang Om Rus membentak. semua terkejut dan terkesiap karna suara tiba tiba muncul.

" Mereka berdua habis mengeroyok Tino, teman satu sekolah " jawabku turun tangan. menunggu mereka saling suruh untuk menjelaskan kelamaan. jadi aku dengan gemas membuka suara. mereka diam dan kembali tertunduk.

" apa masalahnya? " tanya Mama. mata mama menyelidik kearahku meminta penjelasan lebih. aku bungkam, aku bingung bagaimana cara menjelaskanya.

Hufh

Gian menghembuskan napas santai. sepertinya dia bersiap untuk membuka suara. aku sangat kesal melihat wajahnya yang santai dan datar. dalam keadaan genting seperti ini anak itu bertingkah santai seperti tidak terjadi apa apa.

" saya akan menjelaskannya secara rinci " buka Gian enteng. semua mata langsung tertuju pada Gian.

" Jadi gini, masalah berawal dari Dian, " jelas Gian baru memulai. ia berhenti sejenak. para orang tua langsung menatap Dian bingung dan mereka saling pandang. aku dan Julian menatap Gian sinis. anak itu hanya acuh menanggapi tatapanku dan Julian.

" maaf bapak bapak ibu ibu, saya belum selesai menjelaskan jadi tolong jangan mengambil kesimpulan dulu, biarkan saya menjelaskan nya hingga selesai dulu, " sambung Gian.

" lanjutkan, Nak, " sela Om Ago, ayah Denim.

" Dian punya masalah dengan Tino, masalahnya yaitu, Tino memukul dan menyakiti Dian karna Dian menampar pipi mantan nya, Tino ini adalah pacarnya Dian. itulah kenapa Dian gak pulang semalaman karna dia belum siap untuk dimarahi tante Dini dan Om Rus. singkat cerita. " lagi lagi Gian menghentikan penjelasanya sejenak. dia menjelaskan pada orang tua dengan bahasa formal. menabjukan bukan.

" Julian dan Vokan memukuli Tino karna mereka merasa marah dengan apa yang dilakukan Tino pada Dian, itulah kenapa masalah ini menjadi besar dan rumit sekarang. jadi karna perkelahian itu mereka berdua termasuk saya dan Lailu ikut terpanggil orang tuanya, apa sebabnya mohon jangan ditanya, kami berdua tidak tau kenapa harus ikut dipanggil, harusnya kami adalah sebagai saksi. Ok sudah, " sambung Gian. dengan santai dia mengambil minuman diatas meja disampingnya. para orang tua maklum karna dia habis bercerita.

aku melihat tante Dini diam diam menyeka sedikit air mata yang keluar di tepi tepinya. apa tante Dini menyesal telah memarahi Dian. ia mengeratkan rangkulannya pada Dian.

" Nak Dian, coba jelaskan sedikit, kenapa kamu menampar mantannya Tino Tino itu? " tanya Om Ago pelan dan hati-hati. Dian mengangkat kepalanya. hidungnya merah, matanya sembab. aku tidak tau dari kapan dia melepas tangisnya. terakhir aku melihat dia menahan tangis.

" gadis itu menghina orang tuaku dan teman temanku Om jadi aku menamparnya karna aku sangat marah, " jawab Dian tersendat sendat karna sehabis menangis.

aku terkejut mendengar penjelasan Dian. bagaimana gadis itu tidak marah, jika aku yang diposisi Dian mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. ingin rasanya aku mendatangi Tino dan melempar kotoranku ke wajahnya. apa tujuan dia mengajak Dian bertemu mantan nya, lalu kenapa dia membela mantanya bukan pacarnya sendiri.

" Mama Gian, Julian, Vokan dan Lailu besok dipanggil kesekolah kan? jadi besok kalian datang saja kesekolah, tapi sekali lagi saya ingatkan bahwa anak anak kita tidak bersalah, biarkan mereka menyalahkan ataupun tidak menyalahkan anak anak kita tapi yang jelas kita harus tetap percaya pada anak anak kita, " tutup Om Ago menyudahi rembukan para orang tua melihat dan menyelesaikan kesalah pahaman antara orang tua dan anak.

aku bernapas lega setelah mendengar ucapan Om Ago. akhirnya orang tua kami tidak akan salah paham dan mau memaafkan anak anaknya.

" Ayo Luk, kita pulang, kamu lapar kan? Mama masal Sup iga hari ini, " ujar Mama sembari berdiri bersiap untuk pulang.

" Tante Kiki, kami gak ditawari?, kami juga mau menikmati sup iga buatan Mama Kiki, " sela Vokan saat aku akan menjawab ujaran Mama. Mama tertawa kecil lalu mengangguk mengiyakan.

YIIHAAA!!!

" Ayo kawan kawan kita pesta Iga!! yihaa!! " senang Vokan bersiap siap penuh semangat.

" Tante tunggu dirumah ya, " kami mengangguk menanggapi Mama.

" Diii, Ayo!! " ajakku pada Dian. wajahnya kini lebih fresh, walaupun masih sembab semban sehabis menangis. aku merangkul Dian menggiringnya kerumah.

para orang tua kembali ke rumahnya masing-masing karna waktu juga sudah menunjukkan pukul delapan malam.

Salam Hangat
Lintasan_Bintang

Dabus'd & You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang