24. Ini Bukan Aku!! Ini Hanya Cover!

6 3 0
                                    

sesegera mungkin aku menghabiskan makanan dipiring. dan hanya sempat minum jika makanan dipiring sudah habis.

" pelan Luk, Mama ngeri liat kamu makan kayak gitu Hih! " lontar Mama takut melihat cara makanku. takut takut aku ada apa-apa.

" udah gada waktu buat leha-leha Mah " jawabku buru-buru.

" aku pamit Mah, doain selamat sampai surga, " candaku pamit pada Mama.

" Heh!! gak lucu canda nya! " aku tertawa lepas sembari mencium tangan Mama.

aku berlari bergegas membuka bagasi dan membuka mantel motor. sudah lama aku tidak mengendarai si Piky, motor squppy kesayanganku berwarna merah muda/pink. sebelum melaju pergi aku menarik napas dalam untuk yang kesekian kalinya.

kini motor melaju pergi membelah jalan kota bandung lautan api. karna keadaan malam hari Aku melewati jalan ramai dimana bagian samping kanan kirinya terdapat banyak pedagang kaki lima. jalan rayanya pun cukup ramai. ada banyak warung tenda juga dipinggir jalanya. aku suka jika berjalan-jalan di malam hari.

" itu dia mereka para bedebah bangsat!! " eramku panas penuh emosi.

aku memarkirkan motor setelah memasuki gerbang tempat biasa Tino dan kawan-kawannya nongkrong. ditempat aku berdiri keadaannya cukup gelap, tapi aku tidak takut dengan itu, karna itu hanya malam yang gelap. sebelum melangkah mendatangi mereka jantungku berdegup sangat kencang tidak teratur, deg-degan. dari luar aku memasang tampang berani, kuat, dan tidak takut mati. namun yang sebenarnya, dari dalam nyaliku sangat ciut. orang-orang mengenalku pemberani. tapi itu hanya untuk menutupi sifatku yang cengeng dan penakut ini.

Fix! ini bukan gue! ini hanya cover, gue itu bukan Lailu si pemberani tapi Lailu si penakut!! udah luk udah, mending lo cabs deh Luk! gak usah sok-sokan!!  

aku membantin menangis sebelum perang. aku meneguk ludah takut. saat mereka mulai curiga dan berkali-kali melihat kearahku aku langsung berpura-pura tidak memperhatikan, atau misal sedang menelpon.

" Woii!! " teriak Jubai dengan suara besarnya, dan dia adalah teman akrab Tino. aku terperanjat kaget juga ketakutan karna dia dan Tino berjalan dengan langkah cepat  menghampiriku. aku berbalik memakai masker dan menormalkan perasaan juga ekspresiku.

" Siapa lo? " tanya Tino menyelidik.

coverku meladeni mereka yaitu wajah dingin dengan tatapan tajam dan pandangan keras. aku tidak menjawab pertanyaan Tino, aku justru mendudukkan pinggulku di atas motor. duduk santai di atasnya.

" songong banget lo jadi cewe Woii!! " celetuk Jubai kesal.

" ada masalah sama lo? " jawabku sombong. sumpah di dalam jati diriku benar-benar ketakutan. mereka tidak tahu aku meneguk salivaku berkali kali karna ketakutan. aku takut mereka akan bertindak kasar, atau sesuatu yang akan merugikan tubuhku dan diriku.

" lo Lailu kan? " Tino masih melihatku dengan tatapan yang menyelidik. dia berdiri dengan tangan dilipat didada, matanya tajam menyelidik.

" kal__, ekheum! " aku mendehem memperbaiki suara. " kalo iya kenapa!? " aku mengulang dan melanjutkan ucapanku.

" heh! udah gue duga! lo mau apa? punya nyali juga lo ,cewe! " Tino meremehkan.

dia maju dengan santai dan duduk di atas motorku, tepat disampingku lalu merangkul bahuku. " mana singa singa lo itu? tumben gak ngekor? " bisik Tino ditelingaku.

mendengar cemoohnya seketika mendidihlah amarah ini. Tino belum menjauhkan wajahnya dari telingaku. dia justru menatapku licik menunggu balasan. karena aku hanya diam menahan amarah sepertinya dia akan melanjutkan ucapannya.

Dabus'd & You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang