Bisakah aku keluar dari jurang kehancuran ini?
-Asyilla Maharani Carolline-
Pagi yang begitu cerah, namun wajah Asyilla tidak secerah pagi hari ini. Dirinya begitu malas untuk bersekolah, apalagi tidak ada Sandy yang menemaninya. Laki-laki itu harus pergi ke rumah sakit, karena Kayra, Andre dan Noval hari ini akan menjenguk Asyilla. Ingin sekali Asyilla berkata jujur pada mereka, bahwa yang terbaring di brankar sana bukanlah dirinya.
Gadis itu berjalan gontai menuju kelasnya, dan langsung menduduki tempatnya. Helaan nafas terus ia hembuskan dengan pelan. Wajahnya terlihat kusut, tak ada rasa semangat sama sekali yang ia tunjukkan.
"Si Sandy ke mana? Kok tumben gak bareng lo?" Marvel bertanya sangat heran. Pasalnya, Sandy dan Asyilla tinggal satu rumah.
Asyilla menghela nafasnya. "Sandy gak sekolah. Soalnya, temen-temen gue yang di Jakarta, mau menjenguk Asyilla di rumah sakit."
"Kenapa lo gak jujur aja sama temen-temen lo Sil, mengenai jiwa lo yang tertukar?!" tanya Ogi, namun sedikit memelankan ucapannya.
Riki menyahut, "Betul apa kata si Ogi. Kenapa gak jujur aja, biar mereka gak cemas mengenai keadaan lo yang sekarang. Bahwa sebenarnya, keadaan lo di sini baik-baik aja."
Ya, Asyilla juga ingin seperti itu. Tapi ia tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya. Mengingat, banyak kemungkinan yang akan terjadi, jika ia menceritakan semuanya pada teman-temannya yang di Jakarta
"Gak semudah itu. Ada alasan yang gak bisa gue ungkapin sama kalian." Asyilla hanya tidak ingin mereka mengetahui hal yang sebenarnya. Bahwa sesungguhnya, Asyilla merahasiakan ini semua karena sosok Noval yang gak bisa ia katakan. Karena ia, tidak ingin membuat Asegaf tersinggung. Karena Noval adalah mantan kekasihnya.
"Ya udahlah, biarin Sisil rahasiain ini semua. Tapi, mengenai misi semalam, apa yang akan kita lakukan setelah ini? Bukti file CCTV sudah ada di tangan kita," ujar Asegaf sedikit bertanya.
"Simpan dulu file itu, jangan sampai hilang. Kita akan laporkan kejahatan ini, setelah bukti-bukti sudah terkumpul semua. Kita tinggal tunggu perkembangan Pak Hadi untuk mencari bukti-bukti soal kasus uang perusahaan." Asyilla tidak ingin gegabah terlebih dahulu. Ia ingin memperkuat bukti-buktinya, agar Siska bisa mendapatkan hukuman yang setimpal. "Setelah bukti-bukti sudah cukup terkumpul, kita langsung jebloskan wanita iblis itu ke kantor polisi."
"Ok kita setuju!"
Saat sedang berdiskusi, seorang guru mencoba memasuki kelas 12 IPA-1. Semua murid langsung berlari kucar-kacir untuk menuju tempatnya masing-masing. Hari ini, mereka akan melangsungkan pembelajaran di jam pertamanya.
"Selamat pagi anak-anak," sapa Pak Budi pada murid-muridnya.
"Pagi Pak!"
"Riki, tolong pimpin doa," titah Pak Budi dan di angguki oleh Riki.
"Sebelum pelajaran di mulai, mari kita berdoa di dalam hati. Berdoa, di mulai!" Riki berkata sangat lantang, hingga teman-teman sekelasnya langsung menundukkan wajahnya dalam, dan berdoa di dalam hati dengan hikmat. "Selesai!"
"Siapa yang tidak hadir hari ini?!" tanya Pak Budi pada semua muridnya.
"Sandy Pak!" jawab mereka serempak.
Pak Budi mencoba mengedarkan pandangannya ke semua penjuru kelas, mencari sosok yang di sebutkan tadi untuk memastikannya. Dan benar, muridnya yang satu itu tidak masuk sekolah hari ini.
"Ata, ke mana Sandy? Kenapa dia tidak masuk sekolah hari ini? Biasanya kan, dia selalu sama kamu," tanya Pak Budi pada Asyilla, yang mengira bahwa Asyilla adalah Ata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)
Teen Fiction-Cerita ini di tulis oleh tangan yang tak pernah kau genggam- [5 part di private. Silakan follow akun ini terlebih dahulu] Asyilla Maharani Carolline, dan Ananta Senia Willsen. Keduanya harus terjebak dalam situasi yang sangat membingungkan, bahkan...