59. Operasi

2.4K 410 211
                                    

Berbuat baiklah, meski kebaikan itu selalu di abaikan. Niscaya, kebaikan itu akan di gantikan dua kali lipat yang tak pernah terduga sebelumnya.

—Author Ocha_Amsy16

Asegaf terus mericau nama Asyilla dengan mata yang terpejam. Di saat tidurnya pun, Asegaf terus-terusan memikirkan nama gadis itu. Asegaf terlalu mencintai Asyilla, maka dari itu hingga tidur pun ia tak henti-hentinya mengigau.

Rasa bersalah tak henti-hentinya menghantui hati dan pikirannya. Ia merasa, bahwa ia adalah orang yang paling jahat di dunia. Hingga dengan kejamnya, Asegaf berkali-kali menyakiti Asyilla tanpa hati nurani. Ah, andai waktu bisa di putar, Asegaf ingin menebus kesalahannya.

“Asyilla!” Asegaf berteriak dengan mata yang terbuka lebar. Ia mengusap wajahnya sangat kasar. “Kenapa kamu tinggalin aku, Sil? Kenapa?” beonya.

Mereka semua yang melihat Asegaf seperti itu, langsung mengeritkan dahinya bingung. Sebenarnya, bunga tidur apa, yang membuat Asegaf bak seperti orang frustrasi, dengan keringat yang bercucuran di pelipisnya?

“Sep, lo kenapa? Lo mimpi buruk?!” tanya Marvel sedikit meraih bahu Asegaf.

“Gue gak bisa kehilangan Asyilla. Gue gak ikhlas tentang kematian dia,” lirih Asegaf begitu pilu.

“Lo nyumpahin Asyilla mati, Sep?! Kebangetan lo, ya. Kita semua nyuruh lo tidur itu untuk istirahat, bukan malah mimpi buruk,” tukas Sandy tak habis pikir.

“Ja-jadi Asyilla belum meninggal? Ta-tapi mimpi itu terasa nyata,” gumam Asegaf pelan.

Marvel menghela nafasnya pelan. “Lo lihat, Asyilla masih terbaring lemah di brankarnya. Kita semua masih menunggu Asyilla mendapatkan donor jantung itu.”

Asegaf mengikuti arah pandang Marvel. Dan ternyata benar, Asyilla masih terbaring lemah dengan alat medis yang masih menempel di tubuhnya. Asegaf mengembuskan nafasnya pelan, dan mengelap keringat yang bercucuran di pelipisnya.

“Cukup di mimpi saja kamu ninggalin aku, Sil. Aku gak siap jika harus kehilangan kamu,” batin Asegaf di dalam hati.

Tiba-tiba saja, seorang dokter dan beberapa tenaga medis memasuki ruangan Asyilla. Dokter itu mengecek kondisi Asyilla terlebih dahulu. Dan beberapa suster langsung membawa brankar Asyilla untuk keluar dari ruangan itu. Mereka yang ada di sana, menatap bingung dokter itu.

“Dokter, anak saya mau di bawa ke mana?” tanya Bisma pada sang Dokter.

“Kami harus segera membawa pasien ke ruang operasi. Karena sudah ada sukarelawan yang bersedia mendonorkan jantungnya untuk pasien,” jawab dokter itu.

“Siapa dia Dok? Apa saya boleh bertemu dengan dia sebelum operasi itu di mulai?” pinta Intan.

Dokter itu mengangguk. “Mari ikut saya.”

Mereka semua langsung mengikuti arah dokter itu, dan mengantarkannya ke sebuah ruangan operasi. Di mana, sang pendonor itu sudah ada di sana dan siap melakukan operasi tersebut.

Namun, mereka harus di buat tercengang saat melihat sang pendonor itu. Wanita jahat yang  sudah tega memfitnah Asyilla, kini menjadi sang pendonor untuk keselamatan Asyilla.

Satu pertanyaan terbesit dari mereka, mengapa Aurel mengorbankan nyawanya untuk Asyilla? Yang mereka tahu, bahwa Aurel adalah orang yang sangat membenci Asyilla, karena ia lebih memilih membantu aksi kejahatan yang di lakukan oleh Atta, sepupunya sendiri.

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang