6. Kecelakaan

4.8K 966 6
                                    

Sahabat adalah harta yang paling berharga yang kita punya selain keluarga.
 
-Sandy Antonio.
 
 

Beberapa jam di perjalanan, Asyilla merasakan ada sedikit yang mengganjal. Pandangannya melihat ke luar jendela, dan melihat beberapa tempat yang sepertinya ia sudah lewati beberapa kali.
 
Asyilla menyuruh Sandy untuk meminggirkan mobilnya yang tak jauh dari sebuah sekolah menengah atas yang ada di sana. Sandy yang merasa bingung, ia hanya menuruti saja perintah sahabatnya itu. Namun, mata Asyilla terus mengamati sekolah yang bertulisan SMA Karya Kencana. Ya, ia sempat melihat SMA ini tadi.
 
“Lo sadar gak sih, kalau kita itu nyasar? Sedari tadi kita cuma muter-muter di sini terus, San. “ Asyilla mencoba memberitahu ke ganjalannya.
 
“Nyasar gimana? Bener kok, orang gue ngikutin arah GPS.” Sandy sangat kekeh dengan arah jalannya. Ia merasa, bahwa dirinya sudah benar mengikuti arahan yang ada di GPS.
 
Asyilla menghela nafasnya, satu tangannya mencoba menunjuk gerbang yang bertulisan SMA Karya Kencana. “Lo lihat, berapa kali kita melewati SMA itu? Kita itu sedari tadi hanya bolak balik di daerah sini, Sandy.”
 
Sandy mengacak rambutnya frustrasi, yang di bilang oleh sahabatnya itu ada benarnya juga. Tanpa di sadari, arah GPS nya membawa mereka tersasar di daerah sini. Pantas saja, sedari tadi mereka tak kunjung sampai di tempat tujuannya.
 
Iris mata Asyilla tak sengaja melihat sekelompok laki-laki yang tengah nongkrong di sebuah warung pinggir jalan dekat sekolahnya. Laki-laki itu masih mengenakan seragam sekolahnya, dan tertawa riang. Sepertinya, mereka tengah membolos.
 
“Lo tunggu di sini, gue mau nanya sama segerombolan laki-laki yang ada di sana,” ucap Asyilla pada Sandy. Sandy hanya mengangguk dan menunggu Asyilla di mobil.
 
Asyilla menghampiri sekelompok laki-laki yang berseragam putih abu-abu itu. Laki-laki yang tengah terduduk di warung itu, langsung terpukau kala Asyilla menghampiri dirinya. Mata mereka sangat berbinar, kala melihat bidadari turun ke bumi dengan paras cantiknya yang begitu memancar.
 
“Permisi, Kakak-kakak yang ganteng. Mau tanya boleh? Pasti boleh dong,” ujar Asyilla dengan sedikit terkekeh. Alamak, gadis itu sungguh tidak tahu malu.
 
Ogi langsung beranjak berdiri. Tangannya mencoba merapikan seragamnya yang sedikit berantakan. “Ada apa Neng cantik? Mau tanya apa?”
 
“Kalau bukit Pamoyanan, masih jauh gak ya, dari sini? Soalnya, saya sama teman saya ke sasar,” tanya Asyilla begitu sangat sopan.
 
"Lumayan sih, tapi emang lo gak pakai GPS?” Marvel sedikit bertanya. Gadis itu, terlihat sangat asing. Dan sepertinya, gadis di hadapannya bukan orang sini.
 
“Memangnya, lo dari mana? Lo bukan orang sini, ya?” tanya Asegaf yang sama penasarannya seperti Marvel.
 
“Gue dari SMA Angkasa Jakarta. Gue ke Bandung itu, karena sekolah gue mengadakan campping di bukit Pamoyanan. Tapi nih tapi, gue malah di tinggal rombongan sekolah. Lo semua kesal gak sih, kalau jadi gue? Pasti kesal banget ‘kan?” Asyilla terus nyerocos dengan bibir yang di cabikan kesal. Rasa kesalnya, sampai sekarang masih menyelinap di hatinya.
 
Mereka tertegun melihat tingkah Asyilla. Jarang sekali orang yang baru di kenal, tapi memiliki sifat yang sangat humble. Imprasive! Sudah cantik, humble, dan sangat ramah. Jarang sekali wanita seperti Asyilla di jaman sekarang.
 
“Lo ternyata lucu juga ya,” kata Riki kepada Asyilla.
 
Asyilla tersenyum semringah. “Iya, dong. Lucu, kaya Anabel.”
 
“Itu mah boneka setan! Bukannya lucu, tapi malah serem,” tukas Ogi tak percaya dengan kelakuan gadis di hadapannya.
 
Sandy yang melihat Asyilla tengah asyik mengobrol, laki-laki itu hanya bisa menggeleng kepalanya. Siapa pun yang Asyilla temui, pasti gadis itu akan mengajaknya bergurau sejenak. Sandy tidak bisa menunggu lebih lama lagi, ia harus segera menghampiri Asyilla sebelum gadis itu larut dalam ke asyikkannya.
 
Sandy menghampiri Asyilla dengan wajah lelah. “Lo kenapa malah asyik ngobrol Sisil? Kita udah gak punya waktu lebih lama lagi,” ujar Sandy pada Asyilla.
 
Asyilla melirik Sandy sekilas. “Bentar dugong! Sayang kalo di sia-siain. Soalnya, masnya ganteng-ganteng semua.” Pertuturan Asyilla membuat Asegaf dan teman-temannya langsung merasa ke GR’an. Lihatlah, mereka langsung menyuarkan rambutnya ke belakang.
 
“Sorry nih, kita gak bisa lama-lama. Kalau boleh, kalian bisa tunjukin arah jalannya gak? Dari sini ke mana?” tanya Sandy pada Asegaf dan teman-temannya.
 
Asegaf mengangguk. Ia mencoba menunjukkan arah yang akan Sandy dan Asyilla tempuh sampai di bukit Pamoyanan. Dengan sangat teliti dan jelas, Asegaf terus menjelaskannya pada Sandy. Hingga Sandy yang mendengarkannya dengan saksama, laki-laki itu begitu mudah untuk memahaminya.
 
“Ok, thanks, Bro! Kita cabut duluan!” ujar Sandy sedikit berterima kasih.
 
“See you Kakak-kakak yang ganteng! Kalau kita berjodoh, pasti Tuhan akan mempertemukan kita kembali!” Asyilla sedikit terkekeh, dan berjalan melambaikan tangannya.
 
“Tuhan pasti mempertemukan kita kembali!” pekik Asegaf bersemangat.
 
Sandy dan Asyilla pun langsung melajukan mobilnya, dan tak lupa membunyikan klaksonnya pada sekelompok laki-laki tadi. Aish, pertemuan itu tidak akan pernah Asyilla lupakan.
 
“Gila, gue baru nemuin cewek kaya dia,” omong Riki dan mendapat anggukan setuju dari teman-temannya.
 
Asegaf tersenyum, kala teringat wajah Asyilla. “Cantik lagi,” sambung Asegaf.
 
“Kira-kira, kita bisa ketemu sama dia lagi gak, ya? Pakai acara lupa gak minta nomor whatsapp lagi,” kata Ogi dengan menepuk jidatnya sendiri. Laki-laki itu sudah menyia-nyiakan kesempatannya yang ada.
 
“Jodoh gak akan ke mana. Kalau dia jodoh gue, pasti gue bakal ketemu lagi sama tuh cewek,” ujar Asegaf sangat yakin.
 
“Ngarep!” cibir mereka pada Asegaf.
 
Asegaf hanya tertawa. Tidak salah juga bukan, jika dirinya berharap pada seseorang. Lagian, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Ahhh, rasanya Asegaf jatuh cinta pada pandangan pertama.

******
 
Sementara di sisi lain, Atta tengah di tarik paksa oleh kedua seseorang yang memakai penutup wajah. Berkali-kali Atta mencoba memberontak, tidak ingin ikut bersama kedua orang itu.
 
“Ka-kalian mau bawa Atta ke mana?” tanya Atta dengan nada yang bergetar. Ia takut, jika mereka akan mencelakai dirinya.
 
“Jangan banyak tanya Atta!”
 
Seseorang itu membawa Atta untuk masuk ke dalam sebuah mobilnya. Mereka tidak memedulikan wajah Atta yang sedang ketakutan, dan berharap ia bisa di lepaskan. Namun sayang, tidak semudah itu untuk mereka membiarkan Atta bebas. Namun, ke mana mereka akan membawa Atta?
 
Di perjalanan, Atta meminta untuk dirinya di turunkan. Dan permintaan itu di kabulkan. Mereka meminggirkan mobilnya di sebuah pinggir jalan dan menurunkan Atta. Namun sangat kebetulan, dari arah sebelah kiri, ada mobil yang sedang melaju dengan kecepatan sedang. Seseorang yang menggunakan penutup wajah itu, mencoba mendorong Atta ke tengah jalan.
 
Sang pengendara mobil itu harus di kagetkan dengan seseorang yang memakai sebuah topeng dan mendorong seorang gadis ke jalanan untuk menabrakkannya pada mobil miliknya. Membuat Sandy yang tengah menyetir, tidak bisa menghindari tabrakan itu dengan jarak yang sangat dekat.
 
“Sandy awas!!!”
 
“Aaaa ....”
 
Brukkk!!
 
Tabrakan itu tidak bisa di hindari, hingga Sandy harus membanting setir namun harus menabrak sebuah trotoar jalanan. Sementara gadis itu, harus terpental saat tubuhnya membentur mobil yang di kendarai oleh Sandy dan juga Asyilla.
 
Sandy merasakan kepalanya terbentur pada setir, dan meringis kesakitan. Ia mencoba menoleh untuk mengetahui keadaan Asyilla. Namun, dirinya harus terperanjat kaget saat melihat cairan kental berwarna merah keluar dari kepala hingga hidung Asyilla.
 
“Sil, bangun, Sil! Gue mohon bangun. Jangan tinggalin gue, Asyilla!” Sandy terus menepuk-nepuk pipi gadis itu pelan. Namun Asyilla masih setia memejamkan matanya.
 
Sandy mencoba keluar dari mobilnya, dan meminta tolong kepada pengendara lain yang ikut berhenti saat kecelakaan yang barusan terjadi.
 
“Pak, tolong teman saya, Pak. Teman saya sekarat,” ucap Sandy sangat memohon kepada pengendara lain.
 
“Ayok cepat, kita evakuasi korban. Yang lainnya, tolong bantu korban yang tergeletak di jalan.” Seseorang pengendara yang baik hati, mencoba menginstruksi kepada pengendara lain untuk ikut menolong Asyilla dan juga Atta.
 
Orang-orang sesegera mungkin mengevakuasi korban. Hingga datang dua ambulans dan juga satu mobil polisi untuk mengecek tempat kejadian kecelakaan. Asyilla dan juga Atta, langsung di bawa ke mobil ambulans dengan di ikuti oleh Sandy. Sandy tidak ingin meninggalkan sahabatnya di saat sedang kritis seperti ini. Sementara mobilnya, biarkan pihak kepolisian yang mengurusinya.
 
Di perjalanan, Sandy sangat cemas melihat kondisi Asyilla yang terus-terusan mengeluarkan darah. Hati Sandy seakan di remas hancur. Tubuhnya mendadak lemas, tak kuasa melihat Asyilla tak berdaya.
 
“Tolong selamatkan Asyilla, Tuhan,” gumamnya.
 
Sandy terus berdoa untuk keselamatan Asyilla. Semoga saja, Tuhan melindungi Asyilla dan gadis yang ia tabrak tadi. Sandy tidak ingin terjerat dengan masalah ini. Apalagi, temannya yang harus menjadi korban kecelakaan ini.

******

 
Di sebuah tempat campping, yang berada di bukit Pamoyanan. Hati Kayra mendadak gelisah tak karuan. Ia terus berjalan mondar-mandir dengan langkah yang linglung. Entah mengapa, ia mendadak mengkhawatirkan Asyilla dan juga Sandy yang sampai sekarang belum sampai di tempat tujuannya.
 
Novall dan Andre mencoba menghampiri Kayra. Kedua laki-laki itu tahu, tentang Kayra yang terus menunggu kehadiran Asyilla dan juga Sandy yang tak kunjung datang.
 
“Kay, lo kenapa? Lo mikirin Asyilla?” Novall sedikit bertanya.
 
Kayra menoleh, dengan wajah cemasnya. “Perasaan gue kenapa tiba-tiba gak enak, ya? Gue takut Asyilla sama Sandy kenapa-kenapa.” Terdengar suara kecemasan dari bibir gadis itu. Kayra benar-benar seakan tahu tentang kejadian yang sedang Asyilla alami.
 
“Lo udah telepon dia lagi, Kay? Atau chat dia gitu?” tanya Andre.
 
Kayra mengangguk. “Gue udah telepon dia, tapi nomor Asyilla sama Sandy gak aktif. Gimana gue gak khawatir sama dia?”
 
“Ya udah, tunggu satu jam lagi, Kay. Siapa tahu, jalanan lagi macet ‘kan?” ujar Noval mencoba menenangkan Kayra.
 
“Lo harus yakin, bahwa Asyilla sama Sandy baik-baik aja. Bisa aja mereka ke jebak macet, atau apa. Insya allah, mereka berdua bakal selamat sampai tujuan,” tutur Andre yang ikut menenangkan Kayra.
 
“Semoga aja deh. Gue harap mereka gak kenapa-kenapa.”
 
Andai mereka tahu, kegelisahan yang di rasakan oleh Kayra memang benar. Saat ini, Asyilla dan Sandy baru saja mengalami kecelakaan yang tak terduga. Bahkan, kondisi Asyilla sangat mengkhawatirkan. Hanya Tuhan, yang mampu menolong Asyilla saat ini.
 
Hargai penulis ya kawan, seperti memberikan vote atau komen...
Karena saya butuh support dari kalian..
 
Sumpah, gak boong'(

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang