Chapter 11

11.8K 873 23
                                    

Nasrul pulang malam hari, dengan lelah dan letih bahkan dekil dengan masker di wajahnya menuju ke rumahnya di mana faktanya ada Dzaki yang menunggui. Wajah Dzaki awalnya tersenyum semringah tetapi melihat si pria ... ia membingung.

"Lah? Jangan bilang--"

"Iya, gue gagal lamar dia, Vivi takut nikah! Dan lo harusnya tau, Vivi itu nyangka gue bapak-bapak, dia nganggap gue gudang curhat terbaik karena dia mikir gue sosok ayah bagi dia!" Itulah kesimpulan yang Nasrul dapatkan, pria itu pun duduk di teras rumahnya.

"Jadi ... lo masa nye--"

"Cukup, Dzak! Cukup! Vivi beda sama bini lo, Dzak! Dia cewek yang ... rumit! Masa lalu dia itu rumit!" Nasrul menatap sendu sahabatnya. "Gue stop ngejar sampai di sini, dan maaf gue rusakin baju lo!" Dzaki menatap baju yang dipakai sahabatnya itu memang agak compang-camping sekarang.

"Rul ...."

"Udah, Dzak. Gue capek, habis kejar-kejaran tadi." Ia pun berdiri menghadap Dzaki, kemudian siap mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

Hilang.

"Eh? Kotaknya gak ada ...."

"Lho?"

"Jejangan jatuh pas gue kejar-kejaran lagi? Ck!" Nasrul mendengkus sebal. "Nanti deh bajunya nanti gue ganti pake duit tabungan gue. Met malam!"

"Malam ...." Dzaki memandang sahabatnya yang kemudian masuk ke rumah, wajah pria itu tampak sendu melihat nasib sobatnya tersebut, sebelum akhirnya beranjak pergi meninggalkan Nasrul seorang diri di rumah.

Nasrul, mandi, dan selesai itu memandangi dirinya.

Tak ada lagi janggut ataupun kumis, wajahnya bersih bak pantat bayi. Ia memegang wajahnya sendiri, dan meski ia akui dirinya memang lumayan tetapi ia merasa ada sesuatu yang kurang. Pun setelah selesai mengeringkan diri, ia memakai pakaian, dan menuju ke dapur.

"Nah, kamu udah paham semuanya, kan?" Nasrul kecil mengangguk.

"Paham, pasti Nasrul bisa bikin seenak Abah!"

"Ya udah, ayo kita mulai bikin sama-sama!" Dan setelahnya ayah dan anak itu berlomba membuat gado-gado. Keduanya terlihat lihai melakukan pekerjaan masing-masing hingga akhirnya gado-gado pun siap.

"Nah, kamu cicipin!"

Nasrul mencicipi milik ayahnya, dan rasa luar biasa gado-gado pecah hingga Nasrul kecil merasa di taman bermain yang mewah dan meriah. Meski demikian, ia menyembunyikan wajah bahagianya.

"Biasa aja!" ucapnya angkuh.

Kemudian, ia mencicipi miliknya sendiri.

"Uek!" Nasrul memuntahkan gado-gado buatannya. "Asin! Kok bisa asin, sih?" tanyanya pada diri sendiri. Dan kemudian ia membuatnya lagi ulang, dengan teknik seperti biasa. "Pait! Prrt fuh!"

Terus, Nasrul membuat, padahal dengan teknik biasa tetapi rasanya benar-benar jauh berbeda.

"Argh!" Nasrul frustrasi. "Gimana ini, Bah? Gimana?" Pria yang berada di titik lemah itu memegang kedua pipinya yang mulus, bahkan tangannya terpeleset hingga jatuh ke piring gado-gado. "HUAAAA!!!"

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

MAS NASRUL [B.U. Series - N]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang