Chapter 14

10.3K 833 62
                                    

Sesampainya di rumah Nasrul, Dzaki menatap sekitaran yang berantakan.

"Astaga! Lo abis perang atau gimana?" Perabotan makan di sana-sini, bahkan benda-benda tak berada di tempatnya, rasanya seperti bukan pria itu. "Lo patah hati ampe segitunya?!"

"Ck, bukan patah hati, tapi patah asa!"

"Putus asa kali!" ralat Dzaki.

"Gak, patah asa!" Nasrul merengutkan bibirnya. "Sana, deh, lo cicipin gado-gado gue di dapur, gue mau beberes dulu baru cerita."

"Yowes!" Dzaki menghela napas dan menuju ke dapur, membiarkan Nasrul yang mulai merapikan sekitaran. Ia melihat ada beberapa hidangan di atas meja di sana dan mencicipi salah satu.

"Woi! Apaan, nih! Kok kayak air laut!" Dzaki menyeka bibirnya, rasa asin membuat wajahnya mengernyit jijik kemudian meminum minuman di sana. "Lo kebanyakan garem ini! Kurangin aja pasti pas!"

"Kagak, itu semua resepnya sama! Gue udah bertahun-tahun jadi kang gado-gado, mustahil gue salah resep! Ini semua gegara gue gak punya jabis!" ungkap Nasrul putus asa, masih beres-beres sekitaran.

"Masa, sih?" tanya Dzaki bingung, ia pun mencicipi yang lain dan wajahnya mengecut. "Asem gila! Kok bisa asem?!" Nasrul hanya menghela napas dan Dzaki berpindah lagi. "Ini juga manis banget! Diabetes gue anjir!"

Semuanya tak ada yang enak.

"Gila!"

Nasrul menghela napas. "Kan udah gue bilang, gak ada yang enak! Ini semua resepnya sama!" ucapnya, mendengkus.

"Ah, masa sih? Gak percaya gue gak percaya! Kalau lo gak bikin langsung di depan mata gue!" ucap Dzaki, membuat Nasrul memutar bola mata.

"Gak percayaan amat! Sini, gue liatin juga sama lo resep turun temurun keluarga Guritno! Yang cuman keturunan keluarga Guritno yang bisa bikin jadi enak bersama kumis dan janggut mereka!"

"Aneh banget keluarga lo, sumpah!"

Nasrul pun mengeluarkan sebuah kertas tua bak peta lama, dan tertera di sana resep membuat gado-gado terenak keluarga Nasrul. Mulai, Nasrul dan Dzaki membuat gado-gado dan sesuai dugaan, padahal resepnya sama, tetapi rasanya ....

"Kok bisa gini, sih?! Resepnya expired kali!" Dzaki masih kesulitan percaya.

"Mana ada resep expired, tapi orangnya yang expired, nih!" Dzaki menunjuk wajahnya sendiri. "Serah lo, dah, mau percaya atau kagak! Tapi ini kenyataannya!"

"Iya, iya gue percaya ...." Dzaki menghela napas. "Pantesan keluarga lo gak kayak sebelah itu, bisa jadi juragan-juragan, gue pikir karena lo gak punya modal."

"Gaklah, gue punya, cuman ini kualitas cuman berada di tangan keluarga Guritno sama keturunannya, makanya gak bisa!" Nasrul mendengkus. "Tapi sekarang tabungan gue hampir abis, lunasin ni rumah sama balik nama, terus beli tanah belakang rencananya buat gedein rumah suatu saat nanti pas bekeluarga."

"Udahlah, itu juga untung buat lo, jangan nyesel. Itu tabungan masa tua, jangan khawatir, dengan usaha dan doa jodoh pasti datang!"

Nasrul mengangguk.

"Oh, iya, lo utang cerita sama gue! Gimana bisa tu kumis janggut lo kepotong?"

"Yah, ini dipotongin Vivi, karena gue buka masker dan gak sadar iyain aja kalau dia mau cukurin biar gak keliatan aneh."

Wajah Dzaki terlihat bahagia. "Terus dia terpukau sama ketampanan lo?!"

Nasrul menggedikan bahu. "Gak terlalu liat, sih, soalnya gue buru-buru kabur."

"Lah? Terus lamarannya?"

Nasrul menghela napas. "Dia malah cerita soal traumanya ke gue yang makin parah, makanya gue gak sanggup bilang. Udah, sih, jangan ngomongin dia lagi bisa?"

Dzaki memperagakan seakan mulutnya ditutup ala resleting.

"Gue gak mau mikirin dia lagi sekarang, dan gue sedang day off buat jualan gado-gado. Intinya, gue perlu kerjaan lain. Pokoknya gue perlu kerjaan."

Dzaki manggut-manggut. "Muka begini jadi artis pun oke, deh. Atau influencer di medsos."

"Argh, gak gak gak, gue gak mau jual tampang!" Nasrul menolak. "Mending gue ikut lo kerja, kerja bangunan."

"Apa gak masalah?"

"Gaklah, lebih cocok buat gue!" Nasrul tersenyum. "Plis ya gue ikut lo!"

"Oke, oke, ya udah."

"Makasih, ya, Dzaki!" Nasrul tertawa pelan.

"Eh, BTW, gue kok kepikiran sesuatu!"

"Apaan?"

"Coba kita ke toko depan komplek dulu!"

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

MAS NASRUL [B.U. Series - N]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang