27 Oktober 2020
•••
Vivi tengah tidur siang ketika kedua orang tuanya diam-diam masuk ke kamarnya, mengendap-ngendap sedemikian rupa agar si wanita muda tak terbangun dari tidurnya yang nyenyak di balik selimut.
Gerakan keduanya terhenti kala Vivi mengubah posisi ke samping, membelakangi mejanya.
Mereka menghela napas, mengintruksi ke arah meja Vivi kemudian, dan kala sampai mereka melega.
"Buka pelan-pelan, Yah!" kata sang istri berbisik di belakang suaminya.
"Oke, oke!" Suaminya balik berbisik seraya mengacungkan jempol, kemudian menarik pelan ganggang lemari. Benar-benar pelan hingga tak ada suara yang ditimbulkan tetapi mereka terpaksa berhenti karena kini Vivi bergumam.
Mereka menatap Vivi, masih tenang.
"Aman, Yah. Lanjut!" bisiknya.
Sang ayah mengangguk, mulai menarik lemari lagi hingga akhirnya benar-benar terbuka. Ada beberapa barang di sana dan fokus mereka ke arah wadah merah tua berwarna bulat di sana.
"Ini keknya, ya?" Suaminya memungut benda tersebut dengan pelan, memperlihatkan ke istrinya yang langsung membukanya.
Tanpa disangka sebuah kertas jatuh ke lantai, mereka memejamkan mata erat-erat karena suara yang tercipta walau pelan tetapi membuat Vivi bergerak lagi.
"Pungut, Bu. Pungut!" Sang istri menunduk guna memungut kertas itu sementara suaminya menatap apa yang ada di tangannya.
Kotak itu benar-benar berisi cincin!
Dan kala berdiri, istrinya sudah membaca ungkapan di kertas, dan matanya membulat sempurna.
"Vivi beneran dilamar Nasrul, Yah!"
"Enggak bisa dibiarin!" kata sang suami. "Kita harus hubungi Nak Ugo!"
Istrinya menahan. "Jangan, jangan begitu, ingatlah mental Vivi. Kita enggak bisa memaksanya. Lagian, Vivi masih belum membuka perasaannya pada pria mana pun!"
"Ibu bisa jelaskan kenapa Vivi sempet bahagia tadi pagi?"
"Kita ... mungkin perlu memeriksa kesehatan mental Vivi lagi ...." Ia menatap sendu putrinya. "Tapi sebelum itu kita pastikan dulu Vivi baik-baik aja sebelum itu."
"Hah ... Ibu benar. Ayo kita keluar, keburu dia bangun!" Orang tuanya meletakkan benda-benda itu ke tempat semula dan keluar dengan hati-hati dari kamar Vivi. Terlihat, Vivi masih terlelap dengan tenang hingga sore hari tiba.
Bangun, dan mandi, sebelum akhirnya ia menuju dapur.
"Bu, biar Vivi bantuin masak!" kata Vivi tersenyum, ia kelihatan lebih baik.
"Ah, Vivi, ayo!" Ibunya menyambutnya bahagia. Meski demikian di balik kebahagiaan itu tersimpan kekhawatiran di dalam diri mereka kepada anak semata wayangnya.
"Ayah juga mau bantu!" Suaminya berdiri dari duduknya dan ketiganya terlihat bahagia memasak bersama. Selesai memasak bersama, makan malam pun siap, dan mereka berdoa terlebih dahulu sebelum akhirnya makan bersama. Tak ada percakapan meski tersirat kebahagiaan di sana hingga akhirnya makan malam selesai. Setelah mencuci perabotan dapur, mereka pun berkumpul di ruang keluarga, menonton televisi drama Korea di sana.
"Bu, Yah, lusa nanti ... aku bakalan berangkat kerja," kata Vivi kemudian, wajahnya kelihatan ragu-ragu dan murung meski terlihat yakin akan apa yang ia katakan.
"Vi, kalau kamu belum siap kerja lagi--"
Vivi menggeleng, memutus ungkapan ayahnya. "Vivi siap, Yah. Kalian tenang aja." Karena gadis itu sudah memantapkan diri. "Mungkin juga ... aku harus ngasih kesempatan ke Ugo, atau yah hal lain."
Kedua orang tuanya bertukar pandang, meski ditutupi dengan kata hal lain keduanya tampak tahu arah pembicaraan itu. Kemungkinan besar tertuju pada Nasrul yang melamarnya, walau mereka bersyukur itu tampaknya jadi pilihan kesekian.
"Iya, Sayang. Kalau ada apa-apa, langsung calling aja!" Ibunya mengusap pipi Vivi, dan Vivi memejamkan mata menikmati sentuhan itu.
Dan kembali, mereka menonton drakor, begitu baper menonton dan acara pun habis kala malam semakin larut. Kantuk yang hadir pun membuat mereka memutuskan untuk tertidur di kamar masing-masing.
Vivi, menghela napas panjang, sebelum akhirnya membaringkan badannya ke kasur. Masuk ke alam mimpinya kemudian.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS NASRUL [B.U. Series - N]
Romance18+ Sebuah kisah sederhana tentang Nasrul, tukang gado-gado yang jatuh cinta dengan Vivi, gadis kantoran yang berpendidikan.