Chapter 37

7.5K 756 67
                                    

18 November 2020

•••

"Sial! Sial! Sial!" kata Quill, mengumpat F words sebanyak-banyaknya seraya mengamburkan isi ruangannya.

Ia tak siap! Ia belum siap!

Namun, ia sudah dihadang fakta baru, fakta tentang istri dari saudara kembarnya. Betapa clue besar yang benar-benar mencemari otaknya. Kemudian, di masa-masa stres beratnya, ponselnya berbunyi.

Dari nomor darurat.

Mengangkatnya, terdengar suara. "Apakah Anda dengan saudara Quill Jovanni?"

"Ya, itu saya, ada apa?" tanya Quill mendengkus.

"Kami dari pihak Rumah Sakit Tawera ingin mengabarkan, saudari Hazel Yalexis, ingin Anda menemuinya di ruang Lily."

"Apa? Dia di sini ...." Kewarasan Quill seakan hilang, hingga ia menjatuhkan ponselnya ke lantai. Hantaman lumayan keras tetapi ponselnya baik-baik saja, hanya saja panggilan kemudian terputus.

Disertai, Quill yang masih syok dengan keadaannya.

Kekasihnya ada di sini, ia harus menyusulnya tetapi ia benar-benar tak siap ... ia ....

"Astaga ... apa yang harus kulakukan? Ya Tuhan, Hazel ...."

Sore hari, Hazel masih dirawat di rumah sakit, wanita yang tengah dirawat itu setia menunggu kekasihnya datang, tetapi masih saja tiada yang datang menjenguk.

Siapa pun, tak ada.

Ia sendirian di sini, di negeri orang, meski kemudian tak lama seorang wanita masuk ke dalam ruangannya. Hazel mengerutkan kening, bingung dengan siapa yang masuk, ia berpakaian biasa hingga ia yakin dia bukanlah perawat.

"Siapa kau?"

Vivi tersenyum. "Nama saya Vivi, saya istri dari Nasrul." Mata Hazel membulat sempurna, suami orang yang mirip dengan kekasihnya.

Ia jadi teringat hal buruk yang tadi pagi ia lakukan. "Apa kau ingin memarahiku karena aku menampar suamimu? Aku minta maaf, aku kalap, aku tak sengaja melakukannya karena berpikir dia kekasihku. Tolong sampaikan maafku padanya."

"Yah, saya mengerti, tenang saja." Vivi tampak lancar berbahasa Inggris. "Saya hanya ingin menjenguk keadaan kamu di sini, dan mungkin sedikit berbincang kalau kamu tidak keberatan. Bagaimana keadaan kamu?"

Hazel terlihat tersenyum, meski asing setidaknya ia punya teman bicara tanpa kesulitan. "Yah, bisa dilihat, aku dan kandunganku baik. Hanya saja aku menunggu kekasihku, Quill, ia tak datang juga. Dia memang pria berengsek yang takut akan komitmen."

Keduanya tertawa. "Saya paham, ia memang pria berengsek, saya sempat bertemu dengan dia di tempat kerja saya dulu. Pak Quill Jovanni."

"Kamu mengenalnya?"

"Tadi, dan dia kelihatan pria buas."

"Benar, dia sialan! Dan oh, omong-omong, namaku Hazel." Dan keduanya asyik memaki Quill, sementara Nasrul di luar hanya ternganga tak paham apa yang mereka ucapkan.

Percakapan mereka santai, perkenalan seadanya, dan menceritakan soal Quill dan Nasrul yang begitu mirip. Hal yang membuat mereka bertanya-tanya, bagaimana bisa?

"Apa mungkin Nasrul dan Quill saudara kembar?" tanya Hazel bingung. "Quill tak terlalu terbuka soal masa lalunya, hanya saja seingatku Pak Jovanni itu sekadar ayah tirinya."

"Nasrul suami saya juga bilang dia tak merasa punya saudara kembar, hanya saja entahlah. Siapa tahu?" Vivi menggedikan bahu. "Orang lama bilang, ada tujuh orang yang mirip di dunia ini."

MAS NASRUL [B.U. Series - N]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang