28 Oktober 2020
•••
"Lo yakin ini bisa sukses?" tanya Nasrul pada Dzaki, keduanya kini di depan toko aksesoris di mana penjual kini mengambilkan sesuatu untuk mereka.
"Udah, lo nurut aja! Coba coba kali aja berhadiah!" kata Dzaki meyakinkan.
Nasrul hanya menghela napas panjang kemudian penjual meletakkan sesuatu itu di atas meja.
"Yang gini, Mas?" tanyanya.
"Yang lebih tebel lagi ada, Mas?" tanya Dzaki.
"Bentar, Mas!" Dan ia kembali mengambilkan sesuatu itu lagi dengan jenis lain.
Sesuatu itu adalah kumis janggut palsu untuk Nasrul.
Nasrul sebenarnya kelihatan ragu, mengetahui pantangan yang sangat sakral baginya malah diimitasikan oleh pria di sampingnya ini. Meski demikian, ia kelihatan bahagia, mengetahui betapa care-nya teman satu SMA-nya itu sejak dulu.
Ia jadi teringat kali pertama masuk SMA.
"Woi! Jangan gangguin dia!" teriak seorang pemuda berbadan berisi berlari ke arah anak-anak yang tengah menganggui pemuda berjanggut dan berkumis berpakaian SMA di sana.
"Apaan, sih, lo, Gendot! Lo temennya si kakek-kakek purba, ya?!" tanya salah satu dari tiga anak berpakaian berandalan itu, di mana baju SMA-nya kelihatan dibuat sangar oleh mereka.
"Kalau iya kenapa, kalau enggak kenapa?" Pertanyaan yang membuat ketiganya bingung, termasuk anak berkumis janggut tersebut. "Gue gak suka ada pem-bully-an! Sini lo maju semua!"
"Wah, nantangin ni orang!" Ketiganya mengambil ancang-ancang siap berkelahi.
Dan tentu saja, dengan mudahnya, pemuda berisi itu kalah dengan tiga pemuda tersebut. Sementara pemuda berjanggut jabis masih menatap, tak bisa melakukan apa pun, hanya memandangi mereka memukulinya habis-habisan.
"Ka-kabur!" kata pemuda itu ke arah si pemuda berjabis, ia masih tercengang di tempat.
Namun kemudian, mereka bertiga menatap ke arahnya.
"Hehe, elo berikutnya!"
"Kabur! Cepetan!" Tetapi si gempal menahan mereka bertiga, dengan susah payah, berharap pemuda yang di-bully segera beranjak pergi.
Namun, lagi lagi ia masih terdiam, tetapi kali ini ia terdiam seraya berpikir ... soal keberanian.
"Huh ...." Dan ia tak bisa menahannya, pun balik menyerang membantu. Nyatanya, pemuda berjabis itu ahli bela diri, dan membuat ketiganya tumbang dalam sekejap mata.
"Ka-kabur!" Dan ketiga anak itu lari terbirit-birit.
Pemuda berjabis membantu si gemuk berdiri. "E-elo gak papa?"
"Ish, elo gimana sih! Kalau bisa bela diri, kenapa diem aja pas di-bully mereka?" tanya anak itu, kesal.
"Me-mereka gak bully gue, kok. Cu-cuman minta contekan!"
"Itu bully juga namanya, masa minta contekan pake ancem-anceman segala?!" Ia hanya tertegun terdiam. "Dasar, lo harusnya lebih pinter bela diri sendiri!"
"Mm ... iya. Maaf udah nyusahin elo, ya."
"Yak, gak papa."
"Dan terima kasih udah nolongin gue."
"Ya, sama-sama." Si gemuk menghela napas panjang.
"Nama lo siapa?" tanyanya.
"Gue Dzaki, murid baru di sini!" Ia menyodorkan tangannya, dan ia pun menjabatnya.
"Gue Nasrul! Salam kenal, ya, Dzak!"
"Salam kenal juga. Eh, ajarin gue bela diri, dong!"
"Oke, datang aja ke rumah gue nanti!"
Dan setelahnya, mereka semakin akrab, bahkan bertahun-tahun lamanya.
"Nah, ini cocok, nih!" pekik Dzaki, menyadarkan Nasrul dari lamunan indahnya kala mereka bertemu. Ia melihat Dzaki mendapatkan jabis palsu tebal di tangan. "Beli ini, Mas!"
Dan setelahnya, mereka pun membayar.
Pulang ke rumah, Nasrul pun memakai jabis palsunya, dan mereka menuju ke dapur.
"Ayo bikin!" Awalnya Nasrul ragu, tetapi karena penasaran pria yang kini seakan kembali ke dirinya yang dulu pun mulai membuat gado-gado khasnya sesuai resep.
Dan bagaikan juri Master Chef, Dzaki pun mencicipi.
Wajah Dzaki kelihatan tersenyum semringah. "Wah, ini en--" Sampai, ia merasakan ada yang terbakar di mulutnya. "Anjir! Pedes banget! Anjir!" Nasrul pun kalang kabur mengambilkan minum untuk Dzaki, dan Dzaki meminumnya cepat. "Kok bisa pedes banget, dah?"
"Gak berfungsi keknya ...." Nasrul menghela napas pasrah.
"Coba lagi, gue masih punya harapan!" Dan Nasrul mengulangnya lagi hingga harapan Dzaki pupus karena rasa gado-gado yang nano-nano blewah wedus gembel anjay anjay.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS NASRUL [B.U. Series - N]
Romance18+ Sebuah kisah sederhana tentang Nasrul, tukang gado-gado yang jatuh cinta dengan Vivi, gadis kantoran yang berpendidikan.