3. PERANG SAUDARA
Tadinya Zelin berniat pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli makanan. Tapi sekarang dia justru berada di taman, duduk sendirian sambil melamun memikirkan sesuatu. Udara malam yang semakin dingin bahkan tak mampu membuatnya beranjak dari sini.
Zelin sedang memikirkan cara membujuk Clarin, supaya cewek itu mau menemui Resti sekali saja. Kalau bukan karna permintaan mamanya, Zelin juga enggan terlibat kembali dengan cewek itu. Zelin bahkan tak mengakui Clarin sebagai kakak kandungnya lagi, semenjak cewek itu melanggar janjinya.
Satu tahun lalu kedua orang tua mereka berpisah. Zelin dan Clarin yang mengetahui itu, sudah membuat janji untuk selalu bersama dan merawat mamanya, karna saat itu Resti divonis terkena kanker hati. Namun tiba-tiba Clarin berubah pikiran, dan memilih untuk ikut dengan papanya saat mengetahui kalau Aldi akan menikah dengan wanita kaya. Clarin juga sempat mengajak Zelin, tapi cewek itu menolak. Ia lebih memilih untuk tinggal dengan Resti. Hal ini lah yang menjadi awal kebencian Zelin pada Clarin.
"Gue denger sering ada penampakkan disini." seru seseorang membuat Zelin langsung menoleh kearah sumber suara.
Netranya menangkap seorang cowok berkaos hitam pekat yang kini sudah duduk di sebelahnya, Satria.
"Nyali lo gede juga," timpalnya.
Zelin tak menggubris ucapan Satria, justru lebih tertarik dengan kedatangan cowok itu yang entah dari mana asalnya.
"Lo... ngapain disini?" tanya Zelin seraya mengamati gerak-gerik Satria.
"Kangen bokap,"
"Hah?"
Satria menoleh, "Bokap gue kerja disini."
Zelin hanya ber-oh ria menanggapi ucapan cowok itu. Terjawab sudah pertanyaannya sekarang.
"Lo sendiri ngapain?"
Cewek itu menghela nafas, mengalihkan pandangannya menatap langit malam, "Nyokap gue dirawat disini."
"Dirawat? Nyokap lo sakit?" tanya Satria, yang kemudian dijawab anggukan singkat oleh Zelin.
Hening. Baik Zelin maupun Satria sama-sama diam, mereka fokus dengan pikirannya masing-masing.
"Gue baru inget kalau dulu lo belum ngucapin makasih sama gue," seru Satria yang seketika mengakhiri keheningan.
"Kata siapa? Gue udah ngucapin kok waktu itu." balas Zelin seadanya.
"Masa? Kok gue nggak pernah denger,"
"Salah siapa lo tiba-tiba pergi." tutur cewek itu memojokkan Satria.
"Lo nggak pernah berubah ya,"
Zelin mengkerutkan kening, ia sama sekali tidak mengerti maksud ucapan Satria.
"Maksud gue, lo masih suka bengong." ucapnya, "banyak yang lo pikirin?"
"Nggak," tukas Zelin.
"Tapi tubuh lo bilang iya," balas Satria.
Zelin langsung menoleh kearah cowok itu yang ternyata sedang menatapnya juga. Untuk yang kedua kalinya, kedua mata mereka bertemu. Terpaut pada satu titik semu. Hingga detik berikutnya Zelin mengalihkan pandangan kearah lain.
"Gue harus pergi," bersamaan dengan mengatakan itu Zelin bangkit. Tak perlu menunggu balasan dari Satria, ia sudah lebih dulu pergi dari sana.
Satria yang melihat itu langsung berdiri, menatap punggung Zelin yang semakin menjauh.
"Mau kemana tuh cewek?" gumamnya, "Jangan-jangan mau bunuh diri lagi."
oOo
![](https://img.wattpad.com/cover/245085503-288-k400643.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN [COMPLETED]
Teen Fiction[#WWC2020 WINNER] HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Selama ini tidak ada yang tahu, bahwa kehidupan yang dijalani Yunara Zelin tidak jauh berbeda dengan seorang tokoh figuran. Yang hanya memainkan peran kecil dan sering kali dianggap tidak penting. Bera...