HARAP VOTE LEBIH DULU!
BTW, JANGAN LUPA NYALAIN MULMED DIATAS KARNA ISI LAGUNYA BENER- BENER PAS SAMA PART KALI INI
Well, selamat membaca ❤❤
***
"Mengetahui posisi dari awal itu perlu, supaya kelak kita tidak berharap akan sesuatu yang semu." - Figuran
24. CEMBURU?
Telat, menjadi momok menyeramkan yang hampir dihindari seluruh siswa SMA Cakrawala. Bagaimana tidak? Pagi-pagi sudah di suruh berlari keliling lapangan. Kalau kata guru BK sih olahraga. Enak kalau ngomong. Gurunya buncit sedangkan siswanya kurus kerempeng. Tahu bukan siapa yang paling sengsara?
Terlebih lagi saat hari senin hukumannya menjadi double. Kalau double uang saku sih mau-mau saja. Pertama, dipajang dihadapan seluruh penghuni sekolah saat upacara berlangsung. Dan yang kedua, setelah selesai akan didisuruh bersih-bersih lapangan, kan ngenes!
Pokoknya jangan sampai itu semua terjadi pada Zelin. Dengan sekuat tenaga dia berlari menuju gerbang sekolah yang sedang ditutup oleh pak Satpam, detik-detik yang menegangkan. Zelin harus bisa sampai disana secepat mungkin, hidupnya sedang dipertaruhkan sekarang. Belum lagi, nanti berdesak-desakan berebut dengan siswa yang lainnya.
Suara klakson keras dari sebuah kendaraan membuat siswa yang sedang berlarian langsung minggir. Begitu juga dengan Zelin. Aish! Enak sekali kalau punya kendaraan seperti itu, bisa asal menyerobot. Tidak perlu lari capek-capek sepertinya.
Zelin menghentikan langkahnya saat ekor matanya tak sengaja menangkap sesuatu. Detik itu dia menoleh mengamati motor sport merah yang baru saja melintas. Dia mengenalinya, itu Satria dan... Ada gadis yang duduk dibelakangnya siapa lagi kalau bukan Clarin.
Cewek itu menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya, napasnya naik turun akibat berlarian sejak dari persimpangan jalan. Sorot matanya berubah tajam seiring hilangnya motor itu dari penglihatannya. Ada rasa tidak suka saat melihat keduanya bersama. Hatinya seperti memanas bak berada di atas tumpu api.
Tak lama Zelin baru tersadar pintu gerbang di depannya sudah hampir menutup semua. Baru saja Zelin akan berlari, namun seseorang lebih dulu menarik lengannya.
Zelin menghela napas, lega. Saat berhasil melewati pintu gerbang maut itu. Tepat saat dirinya melintasi gerbang itu langsung tertutup rapat. Dia mendongak menatap orang yang sudah menyelamatkannya. Dia sungguh berterimakasih padanya.
Tunggu, wajahnya tampak terlihat asing. Sepertinya Zelin baru bertemu dengan dia. Apa itu hanya perasaannya saja karna selama ini terlalu sosiopat?
"Nggak perlu bilang makasih, gue cuma menolong orang yang kesusahan." Seolah tahu apa yang akan Zelin katakan cowok jangkung itu tersenyum tipis kearahnya.
Zelin yang mendengar itu langsung tersenyum kikuk.
Jika dilihat-lihat cowok ini oke juga dan Zelin juga mengakuinya. Kalau ditanya seperti apa wajahnya? Sudah melebihi batas kata ganteng. Sudah memiliki wajah rupawan plus tubuhnya yang atletis. Kurang apa coba? Betina, ayo merapat...
"Daniel." ujar cowok itu sambil mengulurkan tangan.
Melihat itu, buru-buru Zelin membalasnya, "Zelin."
Aish! Zelin hampir lupa dia belum mengerjakan tugas Matematika yang diberikan Bu Titik. Jika sampai guru bersanggul cetar itu tahu bisa berapa! Dia melirik jam tangan bergambar donal bebek yang melingkar di pergelangan tangan. Gawat! Upacara sebentar lagi di mulai. Zelin harus segera pergi ke kelas dan menyalin jawaban Alikka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN [COMPLETED]
Teen Fiction[#WWC2020 WINNER] HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Selama ini tidak ada yang tahu, bahwa kehidupan yang dijalani Yunara Zelin tidak jauh berbeda dengan seorang tokoh figuran. Yang hanya memainkan peran kecil dan sering kali dianggap tidak penting. Bera...