33. MONOCHROME
Apa jadinya, saat halumu selama ini menjadi nyata?
Bagaimana rasanya saat semua yang kamu anggap semu kini justru berada di genggamanmu?
Monochrome, seakan semua warna bersatu. Bahagia, terharu dan tidak menyangka, itu yang tengah Zelin rasakan sekarang.
Satria Arkasena, cowok yang selama ini dia sukai diam-diam tanpa dia duga telah menjadi kekasihnya. Setiap jam, menit, atau detik hanya cowok itu yang memenuhi pikirannya. Bahkan, Satria sampai hadir dalam mimpinya tadi malam.
Efek kasmaran berkepanjangan kah?
Pagi-pagi sekali Satria sudah tiba di rumahnya. Entah terlalu bersemangat atau bagaimana, sampai menjemput Zelin terlalu awal. Hari ini adalah hari pertama keduanya berangkat ke sekolah bersama setelah resmi berpacaran. Siap-siap saja, dia akan diberi tatapan menghujam oleh fans Pandawa nantinya.
Zelin turun dari motor Satria, kemudian merapikan rambutnya yang berantakan seusai memakai helm.
"Nggak usah dirapiin Zel, biarin aja, bagusan kayak gitu!" ucap Satria membuat Zelin spontan menghentikan aktivitasnya.
"Bagus dari mana? Udah jelek, sekarang kayak gini, tambah jelek dong. Malu, pacar!" tukasnya merasa heran.
"Bagus lah, jadi nggak ada cowok lain yang ngelirik kamu selain aku." balas Satria sambil menarik sudut bibirnya.
Padahal masih pagi, tetapi pacarnya itu sudah menggodanya seperti ini. Bagaimana Zelin tidak salah tingkah coba?
Semenjak keduanya taken, Satria memang mulai menunjukkan sikap manis pada Zelin, tidak lagi menyebalkan seperti dulu. Tetapi, Zelin masih belum terbiasa dengan itu. Aneh saja, si pantat kebo yang dia kenal berubah.
"Lebih baik keliatan jelek daripada cantik, ntar banyak yang suka." timpalnya.
"Tapi nggak kayak gini juga kali, ntar dikira aku belum mandi." Meskipun demikian tetap saja, Zelin tidak bisa berpenampilan seperti ini ke kelas. Bisa-bisa ditertawai oleh teman-temannya.
Satria terkekeh pelan, lalu merapikan helaian rambut cewek di hadapannya yang masih berantakan.
"Nih udah rapi, puas?" ujar Satria dengan menjauhkan tangannya dari kepala Zelin.
Zelin tertawa penuh kemenangan, "Puas dong!" sahutnya, "Ayo buruan,"
Satria menarik tangan Zelin saat cewek itu hampir saja melengos pergi lebih dulu, helaan napas lolos begitu saja dari mulutnya. Sedangkan cewek itu mengangkat kedua alisnya seraya mengamati gerak-gerik pacarnya.
Berjongkok, lalu meraih tali sepatu putih di hadapannya, mengikatnya kencang agar tidak lagi lepas nantinya. Setelah dirasa selesai, cowok itu beranjak berdiri seperti semula.
"Sekarang yang ceroboh bukan lagi aku, tapi kamu. Liat, hampir aja kesandung karena ini." seru Satria memarahi Zelin.
Sebegitu pedulinya Satria pada dirinya? Sampai-sampai hal sekecil ini cowok itu perhatikan. Zelin benar-bener beruntung mendapatkan cowok seperti Satria.
Zelin tersenyum tipis lalu meraih tangan cowok itu, menggenggamnya erat seolah tidak ingin jauh apalagi terpisah dengannya. Detik itu, mereka berjalan beriringan meninggalkan area parkiran.
Namun, tanpa keduanya sadari. Ada seseorang yang sejak tadi mengamati gerak-gerik keduanya dari dalam mobil. Gadis itu parkir tidak jauh dari letak motor Satria.
Clarin memukul stir mobil kasar sambil memicingkan mata mengamati dua sejoli yang baru saja pergi. Ada rasa getir yang menjalar di hatinya saat melihat kebersamaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN [COMPLETED]
Teen Fiction[#WWC2020 WINNER] HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Selama ini tidak ada yang tahu, bahwa kehidupan yang dijalani Yunara Zelin tidak jauh berbeda dengan seorang tokoh figuran. Yang hanya memainkan peran kecil dan sering kali dianggap tidak penting. Bera...