25. PEDULI

2.5K 268 6
                                        

VOTE WOUYY!!!

Hehe..

***

25. PEDULI

Zelin memperhatikan sebuah lemari pendingin dari kejauhan. Meneguk ludahnya kasar seraya memegangi lehernya. Tangannya kemudian merogoh saku roknya, mengambil sesuatu dari sana. Matanya tepejam, mulutnya berkomat-kamit seakan sedang mengucapkan mantra. Detik berikutnya dia membuka telapak tangannya, dan matanya membelak lebar begitu melihat uang pecahan dua puluh ribu di sana.

Tepat saat itu juga, Zelin berteriak dan melompat kegirangan. Hingga dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang. Dia tak peduli, yang terpenting dia senang karena bisa membeli minuman itu dan mengakhiri musim kemarau yang melanda tenggorokannya.

Tanpa menunggu lebih lama Zelin langsung melangkahkan kakinya menuju salah satu penjual yang ada di kantin dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

Setibanya, Zelin langsung membuka lemari pendingin itu dan meraih botol minuman yang hanya tinggal satu bertengger disana. Namun bersamaan dengan itu ada sebuah tangan yang juga mencoba mengambilnya. Dan naasnya dia orang itu yang lebih dulu mendapatkannya. Aish! Spontan Zelin langsung menoleh kearahnya, berani-beraninya dia merebut apa yang sudah menjadi milik Zelin. Tidak bisa dibiarkan.

Tetapi kemarahannya mereda setelah mengetahui siapa orang itu, "Lo?"

Zelin mengenalnya, dia cowok yang sama yang menyelamatkannya dari hukuman kemarin.

"Eh? Kita ketemu lagi." tuturnya.

"Lo mau ngambil ini juga?" tanya cowok jangkung itu. Seluruh wajahnya terlihat dibanjiri keringat, bahkan sampai menetes di tengkuknya. Bagaimana tidak? Dia baru saja selesai bermain basket.

Zelin mengangguk pelan.

Daniel tersenyum tipis, "Kalau gitu, lo bisa ambil ini." ucap Daniel sambil menyodorkan botol air mineral kepada Zelin.

Tanpa berpikir panjang Zelin langsung menerimanya. Bukannya Zelin tidak berperikemanusiaan, karena kalau dari fisik diantara keduanya yang terlihat sangat membutuhkannya adalah cowok itu. Tapi tetap saja minuman ini sudah paten menjadi miliknya sejak awal.

"Makasih," ucapnya sambil tersenyum kikuk.

Disisi lain, Alikka yang baru saja masuk ke area kantin terlihat tercengang di tempatnya. Namun tak lama dia langsung tersadar dan segera berlari menghampiri sahabatnya.

"Iku gue!" lirihnya lalu menarik tangan Zelin, membawanya menjauhi area kantin. Sedangkan Zelin yang tiba-tiba mendapat perlakuan itu oleh Alikka langsung terkejut.

"Al! Apaan sih enggak usah narik-narik gue segala deh!" kesal Zelin. Dia hampir saja terpingkal kakinya sendiri. Untung saja tidak jatuh.

"Zel! Lo kok bisa kenal sama kak Daniel?"

"Dia yang nolongin gue kemaren." balas Zelin seadanya, "Tunggu bentar, kok lo bisa tau nama dia?"

"Kak Daniel itu kakak kelas gue dulu, pokoknya lo jangan deket-deket dia lagi!" perintah Alikka.

Cewek itu mengangkat alisnya, "Emang kenapa? Lo suka ya sama dia?" goda Zelin lalu terkekeh kecil.

Alikka mendengar itu berdecak pelan, "Amit-amit deh jangan sampai!

"Dia itu cowok nggak bener Zel. Lo ingat sama cewek yang disukai Genta? Dia satu geng sama kakaknya tuh cewek. Mereka geng besar yang terkenal kejam di sekolah gue dulu. Isinya cowok brengsek semua."

FIGURAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang