16. SEBUAH AMBISI
Sore ini, Clarin dan kedua temannya sedang berada di salah satu Café hits di daerah Ibu Kota. Gadis dengan balutan blouse sabrina yang dipadukan dengan rok pendek itu terlihat jauh lebih cantik daripada biasanya. Rambut ikal yang dibiarkan menjuntai indah membuat lebih terkesan feminim. Tak heran banyak pasang mata melirik kearahnya, terlebih para kaum adam.
"Ntar malem gue nggak ikut ya," ujar Desi membuat Clarin dan Adila spontan menatap kearahnya bersaman.
"Kenapa lo?" tanya Adila.
"Gue mau main ke rumah camer," balas Desi yang diiringi kekehan kecil.
Adila yang mendengar itu memutar bola matanya malas, "Perasaan baru kemaren lo main deh, atau jangan-jangan tiap malem lo kesitu?"
Desi mengangguk kuat, "Habisnya gimana lagi, itu permintaan camer gue nggak bisa nolak."
"Kalo lo jadi kan Clar?" tanya Adila.
Clarin yang sedang bermain ponsel mendongak, "Jadi dong,"
"Tapi kayaknya gue agak terlambat deh, harus nganterin nyokap ke bandara. Gapapa kan?"
"Iya santai aja,"
"Eh Clar! Itu bukannya Satria ya?" Ucapan Desi barusan membuat Clarin langsung mengikuti arah pandang sahabatnya. Begitu pula dengan Adila. Dia melihat Satria yang baru saja masuk kedalam Café bersama dengan seseorang. Mereka sedang berdiri di depan kasir, sepertinya sedang memesan sesuatu.
"Bukannya itu cewek waktu itu ya?" tebak Adila sambil berusaha melihat cewek itu yang terhalangi tubuh jangkung Satria.
Iris mata Clarin menatap keduanya lekat. Perlahan tangannya terkepal di atas meja. Entah kenapa, ada rasa tidak suka saat melihat mereka berdua bersama. Clarin mengerti sekarang alasan Satria tidak lagi perhatian dan peduli padanya, ternyata karna cewek itu. Tapi kenapa Satria bisa mengenal Zelin?
"Cewek itu adik gue,"
Desi dan Adila spontan mengalihkan pandangannya kearah Clarin, terkejut bukan main dengan perkataan sahabatnya. Memang benar, selama ini Clarin menyembunyikan status Zelin sebagai adiknya. Bukan tanpa sebab, dia hanya tidak ingin kedok masa lalunya terbongkar, karna yang teman-temannya tahu dia berasal dari keluarga terpandang.
"Di-dia adik lo?" ulang Desi terbata yang masih tidak percaya.
"Iya, setaun lalu ortu gue pisah. Dia ikut nyokap, dan gue ikut bokap."
"Itu artinya tante Lusi nyokap tiri lo?" tanya Adila yang langsung dijawabi anggukan singkat oleh Clarin.
Netra gadis itu masih setia menatap kearah mereka, hingga keduanya menghilang dari pandangannya. Seperti biasa, kali ini dia tidak boleh kalah. Dia tidak boleh sampai tersaingi oleh Zelin. Karna selama ini, apa yang dia inginkan pasti akan selalu dia dapatkan. Begitu pula dengan sekarang.
oOo
Dentuman musik dj menggema memenuhi ruangan ini. Puluhan orang terlihat menari gembira di atas floor dance. Berdesak-desakan hingga membuat tubuh mereka saling bersentuhan. Ditambah lagi dengan lampu kelap-kelip yang turut menciptakan atmosfer baru. Menggairahkan siapapun orang yang berada disana untuk menggerakan tubuhnya.
Cowok berjaket jeans yang baru saja datang langsung disambut oleh kepulan asap vape. Dia menyipitkan mata saat merasa pandangannya menjadi sedikit buram. Suara cheers dari minuman keras turut mengantarkan langkahnya menuju segerombol pria yang kini sedang melambai kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN [COMPLETED]
Teen Fiction[#WWC2020 WINNER] HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Selama ini tidak ada yang tahu, bahwa kehidupan yang dijalani Yunara Zelin tidak jauh berbeda dengan seorang tokoh figuran. Yang hanya memainkan peran kecil dan sering kali dianggap tidak penting. Bera...