VOTE SEBELUM MEMBACA,
OKAY?***
24. MENEPI
Hujan gerimis masih setia mengguyur Ibu Kota sejak tadi. Langit yang biasanya biru kini berubah menjadi kelabu. Jalanan yang awalnya padat merayap kini mendadak sepi. Para pejalan kaki mulai terburu-buru mencari tempat berteduh, seakan terkena rintikan hujan sedikit saja akan menjadi masalah besar.
Cafe. Menjadi tempat yang paling cocok dalam keadaan seperti ini. Apalagi hari ini weekend. Maka tak heran banyak Cafe yang sudah dipenuhi oleh pelanggan sejak tadi. Banyak yang singgah dan juga mengantri pesanan.
Pagi ini, Zelin bekerja seperti biasanya di Cafe tantenya— Allezo Café. Cewek memakai kaos over size dengan dilapisi celemek khas barista seperti yang lainnya terlihat lincah mengantarkan pesanan para pelanggan dari meja ke meja.
Zelin membawa nampan kosong menuju ke dapur, berniat untuk mengambil pesanan selanjutnya.
"Meja nomer 17 lantai dua." seru Rendi— koki Cafe ini.
"Oke kak!" Zelin mengambil nampan yang sudah terisi pesanan dan melangkah kakinya menuju meja yang disebutkan tadi.
"Dua americano, tiga latte, dan satu French fries?" ujar Zelin seraya menyajikan pesanan itu di meja.
"Lho Zelin?"
Seruan dari seseorang yang memanggil namanya membuat cewek itu spontan mendongak. Begitu tahu, dia juga sama terkejutnya dengan mereka.
"Lo kerja disini?" tanya Satria sambil menyerngitkan kening.
Zelin tersenyum lalu mengangguk, "Ya gitu, bantu-bantu disini."
"Jadi, ini Cafe punya lo?" tanya Iko yang masih terkejut. Tidak menyangka akan bertemu dengan cewek ice cream itu disini.
"Nggak lah," tukas Zelin, "punya tante gue."
Mereka mengangguk-anggukan kepalanya bersamaan, tanda mengerti.
"Kayaknya gue baru liat kalian kesini deh." titah Zelin.
"Yoi! Soalnya banyak yang ngerekomendasiin Cafe ini di medsos." sahut Billy lalu menyeruput kopinya.
"Sat, udah kasih tau dia belum?" tanya Genta, lalu dijawab gelengan singkat oleh Satria. Aish! Dia sampai lupa memberi tahu kabar gembira ini pada Zelin, padahal cewek itu yang sangat berperan penting dalam misi mereka.
Satria beralih menatap Zelin, kemudian menarik sudut bibirnya, "Gue udah jadian sama kakak lo."
Degg!
Bagai dihujami peluru, rasanya hatinya pecah berkeping-keping. Nampan kosong yang tadi dia pegang bahkan sampai jatuh ke lantai. Perkataan Satria barusan seperti mimpi buruk baginya. Zelin menggigit bibir bawahnya, tangannya meremas kuat celana yang dia pakai. Apa yang dia duga kini menjadi kenyataan.
"Tuh kan dia aja sampai kaget, Sat. Gimana sama kita-kita!" seru Juan yang masih ingat betul chat Satria di grup yang mengatakan kalau dia dan Clarin sudah resmi berpacaran.
"Yoi! Malem-malem ngechat begituan bikin orang ngantuk jadi melek tau nggak." timpal Billy. Dia sampai tidak bisa tertidur setelah Satria memberi tahu kabar baik itu. Dia mengira hanya prank tapi ternayata benar. Syukurlah... mulai sekarang sahabatnya itu tidak akan galau lagi.
Tepat saat itu Zelin langsung tersadar, dia buru-buru mengambil nampan yang jatuh lalu berusaha menampilkan ekspresi wajah seperti biasanya sebelum mereka semua curiga. Secara tidak langsung Juan tadi menyelamatkannya. Zelin benar-benar berterimakasih pada cowok itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN [COMPLETED]
Teen Fiction[#WWC2020 WINNER] HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Selama ini tidak ada yang tahu, bahwa kehidupan yang dijalani Yunara Zelin tidak jauh berbeda dengan seorang tokoh figuran. Yang hanya memainkan peran kecil dan sering kali dianggap tidak penting. Bera...