15. DESIRAN HANGAT

2.4K 279 5
                                    

15. DESIRAN HANGAT

Cewek itu baru saja kembali dari perpustakaan, mengembalikan buku bacaan yang dia pinjam minggu lalu. Langkahnya tiba-tiba terhenti sewaktu menuruni anak tangga. Saat dirinya berpapasan dengan seorang gadis berambut hitam legam.

"Gue denger Mama habis dioperasi."

Cewek itu mengalihkan pandangan kearah lain, tak mau terlibat kontak dengan Clarin, "Kalau udah tau kenapa enggak nengokin."

"Ngomong-ngomong dari mana lo dapat uang sebanyak itu?" sindir Clarin.

"Harus banget ya gue kasih tau lo." balasnya sambil melirik Clarin tidak suka. Rasanya setiap perkataan yang dilontarkan gadis itu selalu membuatnya naik pitam.

Clarin tersenyum sarkas, "Kalo lo butuh bantuan bilang aja, termasuk soal duit."

"Makasih buat tawarannya, tapi gue bukan tipe orang yang suka ngerepotin orang lain." tukasnya.

Sedari tadi dalam hatinya terus merutuki Clarin. Gadis itu selalu saja sombong di depannya, seakan hanya dia saja yang mampu dan dirinya tidak punya apapun sampai harus mengemis padanya. Sampai kapanpun dia tidak sudi meminta bantuan dari Clarin. Catat itu.

"Gue denger lo balikin semua duit dari Papa." ucapnya, "berarti lo udah pernah ke rumah gue dong, gimana menurut lo?"

"Gimana apanya?" tanya Zelin pura-pura tidak mengerti.

"Nyesel karna enggak tinggal sama Papa?"

Mendengar itu membuat Zelin terkekeh kecil, kemudian dia menatap Clarin penuh percaya diri, "Enggak sama sekali."

Tepat setelah mengatakan itu dia berlalu pergi. Clarin yang tidak puas dengan jawaban Zelin terlihat geram bukan main.

"Loh ngapain malah diem disini Clar?" ucap Adila yang baru saja datang.

Melihat temannya yang bergeming membuat Adila akhirnya mengikuti arah pandang gadis itu, "Bukannya... dia junior yang cari masalah sama lo di kantin?"

Clarin mengangguk, netranya terus menatap lurus punggung Zelin yang semakin menjauh.

"Dia bikin ribut lagi?" tanya Adila.

Gadis menggeleng singkat lalu tersenyum tipis kearahnya, "Gue duluan yang bakal bikin masalah sama dia."

oOo

Clarin mengendarai mobil BMW berwarna putih. Pulang sekolah dia berniat akan pergi ke Sephora membeli beberapa make up baru, untuk menambah koleksinya. Sepertinya dia akan belanja banyak hari ini, Papa dan Ibu irinya sama-sama mengirim uang kemarin.

Kalau dipikir-pikir keputusan Clarin memilih tinggal dengan keduanya tidaklah salah. Buktinya gadis itu hidup enak dan bergelimang harta sekarang. Terlebih Ibu tirinya yang sangat baik. Karna dia tidak bisa mempunyai keturunan jadi sudah menganggap Clarin seperti anak kandungnya sendiri. Hal ini membuat gadis itu selalu dimanja dan diberi kebebasan penuh, berbeda dengan Papanya yang suka mencampuri urusannya.

Aldi sering kali membandingkan dirinya dengan adiknya. Padahal Clarin merasa jauh lebih baik dari Zelin. Mau dari segi otak maupun parasnya. Entah apa yang membuat Papanya itu sampai begitu membagakan Zelin. Padahal cewek itu sudah menolak tinggal dengannya.

FIGURAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang