26. KHAWATIR

2.3K 255 6
                                    

ATTETION!

SEBELUM MEMBACA HARAP VOTE LEBIH DULU YAW

Terimakasih ❤

***

26. KHAWATIR

"Jangan deket-deket cowok gue!"

Gertak Clarin tepat di depan wajah adiknya. Iris matanya menatap tajam, terdapat semburat amarah disana. Tadi, saat Zelin kembali dari toilet tangannya tiba-tiba dicekal oleh gadis itu dan membawanya ke depan gudang. Dia tidak sendiri, ada kedua temannya juga yang ikut menemani.

"Siapa? Bukannya Satria yang deketin gue duluan ya?"

Desi berdesis memandang Zelin dengan tatapan jijik, "Jangan ngeles lo! Udah jelas-jelas lo yang kegatelan godain Satria!"

"Gue tau kemaren lo cuma pura-pura sakit biar bisa diperhatiin cowok gue! Dasar Caper!" hardik Clarin menggebu-gebu, "Jangan dikira lo adik gue, gue bakal diem gitu aja!"

"Udah, Clar. Cewek belagu kayak dia langsung kasih pelajaran, biar kapok! Tangan gue udah gatel nih." tutur Adila yang sudah tidak sabar menantikannya.

Zelin yang sejak tadi hanya menyimak kini terkekeh kecil, dia memajukan langkahnya mendekati Clarin, "Lo takut kalau Satria bakal berpaling?"

"Bahkan sebelum dia jadian sama lo, dia lebih dulu deket sama gue. Lo nggak tau kan kalau yang ngebantuin dia buat dapetin lo selama ini, itu gue!"

Clarin tertawa sinis, "Lo kira gue sebodoh itu? Sampai nggak tau apapun? Ngimpi! Gue tau semuanya, gue juga tau kalau lo suka sama Satria."

Cewek itu terkejut bukan main. Bagaimana Clarin bisa tahu? Perasaan dia hanya memberi tahukan perasaannya kepada Alikka saja.

"Bener kan apa yang gue bilang? Lo tau alasan gue nerima Satria?" tanya Clarin menjeda perkataannya, "Karena gue mau liat lo sengsara."

Lagi, Zelin kembali terkejut. Rasanya setiap kata yang keluar dari mulut gadis itu selalu saja mengagetkan dirinya.

"Dulu gue emang enggak tertarik sama cowok itu, tapi semakin ngeliat kedeketan lo berdua gue jadi nggak suka." timpal Clarin menjelaskan.

"Lo mainin Satria?!"

Gadis itu menganggukan kepala enteng, "Awalnya sih gitu, tapi semenjak kita pacaran gue mulai jatuh cinta sama dia."

"Jadi, gue minta sama lo jauhin cowok gue."

"Nggak! Nggak akan!" tolak Zelin sambil menatap mata Clarin tajam, "Gue bakal kasih tau Satria kalau lo cuma mau main-main sama dia."

Bukannya merasa takut, Clarin justru terkekeh kecil. Kemudian dia mendorong tubuh Zelin ke dinding, "Lo mau ngadu?! Silahkan! Satria nggak bakal percaya sama semua omongan lo. Lo nggak inget? Gue ceweknya. Status gue jauh lebih tinggi daripada lo!"

"Kita lihat aja nanti siapa yang Satria pilih, lo tau gue!"

Tepat setelah mengatakan itu Clarin mengintrupsi teman-temannya untuk pergi dari sana. Disisi lain, Zelin masih berada ditempat, tatapannya lurus kedepan. Dia memikirkan siapa yang kira-kira akan Satria percayai nantinya.

Apa dia tidak usah memberi tahunya saja? Sepertinya itu keputusan yang tepat. Zelin tidak mau cowok itu sampai menjauhinya nanti.

Detik itu Zelin mengambil napas lalu menghembuskannya perlahan. Baru saja dia akan melangkah pergi, netranya menangkap seseorang di ujung lorong. Menyipitkan mata, takut jika penglihatannya salah.

FIGURAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang