29. GEJOLAK ASMARA

3.1K 315 10
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

Terimakasih ❤

***

29. GEJOLAK ASMARA

Kata orang cinta itu indah.
Tetapi nyatanya menyakitkan.

Kata orang mencintai itu sederhana.
Tetapi nyatanya rumit.

Teori itu itu selalu berbanding terbalik dengan apa yang Zelin rasakan selama ini. Tak ada kebahagiaan, kasih sayang ataupun balasan. Ingin bertahan namun sakit, dan ingin melupakan namun sulit. Takdir seoalah sedang mempermainkan hatinya saat ini.

Brakk!

"Gue nggak tahan lagi, Al!"

Tepat setelah mendengar suara gaduh, sontak cewek yang sedang berdecak pinggang menjadi pusat perhatian. Beberapa pasang mata terlihat memandang kearahnya.

"Aish! Zel! Kenapa pake teriak segala sih?!" decak Alikka yang ikut merasa malu. Karena ulah sahabatnya itu dia jadi terkena imbasnya juga.

"Al, gue udah nggak bisa ngejauhin dia lagi!"

"Duduk dulu!" perintahnya.

Zelin membuang napas kasar lalu kembali duduk. Dia mengambil es batu yang tersisa di gelas dan memakannya dengan beringas. Alikka yang melihat itu menggelengkan kepala.

"Makin lama kalau diginiin terus hati gue hangus yang ada!" seru Zelin dengan wajah yang sudah memerah.

"Gue udah mutusin, hari ini juga gue mau jujur! Ngungkapin semuanya sama Satria!" tukasnya yang langsung membuat Alikka membulatkan mata. Sepertinya kali ini ucapan Zelin serius.

"Lo gila?!" hardik Alikka, "Jangan nekat deh Zel! Yang ada bukannya cinta lo dibalas malah dia ilfil sama lo."

Zelin memutar bola matanya malas, "Ya trus gue harus gimana lagi Al?"

Dia sudah sangat putus asa. Dengan menjauhi cowok itu bukannya melupakan justru gejolak dihatinya semakin bertambah setiap harinya. Zelin tidak tahan dengan itu.

"Cari cara lain kek, lo kan deket sama Pandawa siapa tau mereka bisa bantu." ujar Alikka.

"Pandawa aja nggak cukup Zel, walaupun mereka suka sama gue tapi kalau doinya nggak suka tetep aja zonk." tutur Zelin, "Lama-lama gue bisa gila!"

"Siapa yang gila?"

Spontan keduanya sama-sama menoleh, tepat saat itu mereka melongo bersamaan.

Daniel mengangkat alisnya seolah meminta jawaban dari Zelin. Sedangkan cewek itu justru menjadi salah tingkah.

"I-itu Alikka udah gila, masa iya makan es batu segini banyaknya!" ucap Zelin sambil melirik Alikka agar dia mengiyakan perkataannya.

Aish! Kalau bukan sahabat sudah Alikka jual ginjalnya dari dulu. Teganya membalikkan fakta, padahal dia sendiri yang memakannya.

Dia yang dipelototi Zelin terpaksa mengangguk ragu.

Daniel yang melihat itu hanya beroh-ria, lantas pandangannya teralih pada Zelin, "Zel, gue mau ngomong sesuatu."

"Apa?"

"Bukan sekarang. Istirahat kedua temuin gue di taman belakang sekolah."

"Lah kenapa nggak sekarang aja Kak?" tanyanya bingung. Padahal mereka sudah bertemu saat ini, lebih baik diutarakan sekarang dari pada terus ditunda.

Daniel menggeleng, "Kalau gue bilang disini gue takut lo bakal lebih kaget."

Aish! Sebenarnya apa yang ingin Daniel katakan? Membuat Zelin menjadi penasaran saja.

FIGURAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang