37. EUPHORIA

1.6K 189 5
                                    

"Kumohon jangan pernah pergi, menetaplah pada hati ini sampai akhir hayat kita nanti." —Figuran.

37. EUPHORIA

Dengan penuh kepercayaan diri, Zelin menyusuri koridor kelas 12 dengan diiringi seulas senyum sepanjang jalan. Bersamaan dengan jam istirahat membuat area milik kakak kelasnya ini jauh lebih ramai dibanding tadi. Hampir semua siswa berlomba-lomba keluar dari sarangnya. Zelin tak peduli akan itu, yang terpenting tujuannya kemari segera terwujud.

Langkahnya terhenti tepat di sebuah kelas yang pernah ia datangi sekali bersama Satria, dulu. Mengambil napas perlahan sebelum memutuskan untuk masuk.

Baru saja melangkah sejengkal diambang pintu, kembali terhenti saat secara tak sengaja netranya melihat orang yang dia cari ternyata sedang berdiri di depannya.

Clarin yang seolah tau kalau Zelin akan membicarakan hal yang penting menarik tangannya agar menjauh dari sana. Tidak mungkin jika adiknya itu kemari secara cuma-cuma.

Setibanya Zelin mengeluarkan ponsel lalu menunjukkan layar itu tepat dihadapan Clarin.

"Udah gue kirim semua ke rekening lo, bahkan jauh sebelum tenggat waktu yang udah di tentuin. Lunas." ucap Zelin sembari melipatkan tangannya di depan dada. Tersenyum sarkas memandangi kakaknya itu.

Clarin berdecak sebal, kali ini rencananya gagal juga. Lantas, dari mana Zelin mendapatkan uang sebanyak itu?

"Dapat duit dari mana lo?" curiganya.

Zelin terkekeh geli mendengarnya, "Sejak kapan lo jadi tukang kepo?

"Dari mana tuh duit nggak ada hubungannya sama lo, yang penting gue udah lunasin semuanya. Jadi, jangan pernah ganggu hubungan gue sama Satria lagi." timpalnya.

"Nggak usah ngatur-ngatur deh, lo! Nggak akan gue biarin Satria berakhir tragis kayak Bayu!" tutur Clarin menatap tajam cewek di depannya. Ada kilatan kebencian disana.

Zelin yang mendengar itu menghela napas panjang, sampai sekarang kakaknya itu masih saja mengungkit soal kematian Bayu.

"Kenapa mesti bahas orang yang udah meninggal? Kak Bayu udah tenang disana."

Clarin tersenyum sinis, "Bayu nggak akan bisa tenang kalo pembunuhnya aja masih berkeliaran sampe saat ini."

Rasanya ubun-ubun Zelin langsung mendidih setelah mendengar itu dari mulut dusta Clarin.

"Gue bukan orang yang bikin kak Bayu meninggal, Clar!" bentak Zelin tak tertahankan.

Clarin tersenyum puas melihat itu, Zelin mulai tersulut api kemarahan yang dia ciptakan.

"Kalo gitu, lo orang yang paling jahat sedunia karna udah pisahin gue sama cinta pertama gue!" Clarin menaikkan oktaf suaranya yang seketika berhasil membuat Zelin mematung di tempat seakan perkataan Clarin barusan benar.

"Dulu, Bayu milik gue tapi lo rebut gitu aja. Dan sekarang lo kembali ngerebut posisi gue! Nggak cukup lo buat gue sakit hati hah?! Cewek tamak kayak lo nggak pantes pacaran sama Satria!" ujar Clarin menohok.

Zelin bergeming.

"Mau sampai kapanpun Satria akan selamanya jadi milik gue!"

Clarin memajukan langkahnya mendekati Zelin, hingga mulutnya berada di samping telinga cewek itu.

"Gue bakal buat hubungan kalian hancur!" bisiknya. Sedetik kemudian, tawanya pecah memenuhi gendang telinga Zelin.

Ada yang aneh, Zelin tidak pernah merasa terbebani dengan ancaman gadis itu selama ini. Bahkan menganggapnya enteng dan tidak menggubrisnya sama sekali.

FIGURAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang