"lihat itu.. bukankah mereka lucu?"
mendengar bisikan itu, (y/n) sontak membuka matanya.
"ah.. maaf, apa kami menganggu tidur mu?" ucap gillian.
(y/n) tersenyum dan menggeleng. emma tertidur di pangkuannya, sementara ray dan norman di pundaknya, sama seperti saat masih di grace field. hanya saja sekarang tubuhnyalah yang lebih kecil, bahkan lebih tinggi emma lima centi, "bisa kau bantu aku memindahkan emma ke kasur?" pinta (y/n).
paula langsung maju mengangkat emma yang tertidur lelap hingga tidak akan bangun walaupun tubuhnya dipindahkan.
"dia tertidur lelap sekali, tidak seperti biasanya," ucap paula menyelimuti emma.
(y/n) menepuk-nepuk pelan pipi ray, "ray.. ray.. setidaknya pindahlah ke kasur, tubuh mu akan pegal jika tidur dengan posisi seperti ini," (y/n) menyibakan semua rambut ray dan menekan hidungnya, cara mudah untuk membangunkan ray saat masih kecil tanpa membangunkan yang lain. dan ternyata masih berhasil.
mengerjap pelan, ray langsung bangun, menjatuhkan dirinya ke kasur dan kembali tidur.
sekarang hanya tinggal norman, dengan mengguncang nya pelan saja dia sudah bangun, "ini sudah larut, pindah ke kamar mu dulu, ya."
memperhatikan sekitarnya, norman mengangguk saja dan berjalan berpegangan tembok ke kamar pribadinya.
"apa dia tidak melihat kami? dia pergi begitu saja," tanya gillian menunjuk norman yang sudah jauh.
"norman itu memang seperti itu jika dibangunkan tiba-tiba dan masih lelah, itu bagus karena tandanya dia menikmati hari ini," jelas (y/n) merenggangkan tubuhnya, "kalian juga akan tidur bukan? silahkan saja, masih ada dua kasur yang kosong," ucap (y/n) melepaskan sepatu ray dan menyelimutinya.
paula dan gillian hanya memperhatikan yang (y/n) lakukan, "kau benar-benar mengurus mereka dengan baik ya.." ucap gillian.
(y/n) hanya tertawa kecil, "karena rencana sembrono ku, aku membuat mereka terpisah dan harus membawa norman menderita bersama ku, sebaik apapun itu, segalanya akan ku berikan pada mereka," lirih (y/n) menunduk pada gillian dan paula, "oyasumi nasai," dan pergi keluar.
gillian menghela napas, melepas kupluknya, "orang seperti itu sebenarnya ada ya? bahkan lebih muda dari kita, tapi sifat dewasanya menyamai seorang mama," ucapnya melepas sepatunya.
"laki-laki bernama norman itu juga, dia bisa membuat rencana melepaskan banyak anak-anak bahkan membuat pasukan," tambah paula, "dengan gadis itu mereka menjadi kombinasi yang menakutkan."
pagi menjulang, (y/n) sudah berada di kantornya norman sedang melihat laporan setiap regu dan menghitung kembali apa saja yang dibutuhkan karena orang-orang bertambah. sementara norman sendiri sedang berbicara dengan Vincent.
"jangan bermain-main dengan ku, Vincent.. kau tahu bukan laporan terbaru hayato," ucap norman dingin.
"di perjalanan mereka menyelinap kedalam peternakan untuk mengambil persediaan, tapi ketahuan," ucap Vincent, "apa itu bahaya?"
"tidak, tapi aku ingin menjadi orang pertama yang menyerang, aku tidak akan membiarkan anak-anak ternak itu menumpahkan darahnya lagi," ucap norman melelehkan lilin diatas sepucuk surat dan menstempelnya, "segera berikan surat ini padanya, aku, (y/n) dan zazie akan langsung menemuinya setelah surat itu dia terima," ucap norman memberikan surat tadi pada Vincent.
Vincent menerima surat tadi, "apa tidak berbahaya? membawa (y/n)-san kepada mereka?" tanyanya.
"justru dengan keberadaan (y/n) disana bisa membuat mereka makin tergiur dengan hal ini," dengan jawaban yakin dari norman itu, Vincent langsung pergi setelah menaruh laporannya, "lagipula, (y/n) pasti akan terus meminta ku untuk mengajaknya bertemu mereka bukan?" tambah norman tersenyum sambil memperhatikan (y/n) yang sedang menandai beberapa di laporan.
KAMU SEDANG MEMBACA
intermediary of two world || the promise neverland
Fantasyjadi orang jangan asal ngomong saja.. itulah yang jadi poin utama hidup (y/n) yang baru... karena nantangin iblis dia langsung berpindah ke sisi dunia lain yang mengharuskannya untuk bisa bertahan hidup dan kembali membuka pintu pulang kedunianya ya...