menjemput mereka

4.4K 710 7
                                    

dua hari perjalanan sudah terlewati, semua regu langsung pergi ke kamar masing-masing untuk beristirahat atau merawat luka. sementara ayshe dibawa ke ruang perawatan khusus, karena dia tidak mengerti bahasa manusia, (y/n) memilah buku terjemahan bahasa manusia ke bahasa iblis yang ditulis oleh william minerva sebelumnya.

"anak perempuan itu akan jadi pasukan yang hebat jika bergabung dengan kita," ucap norman meminum obatnya setelah makan roti daging.

"ya.. apalagi dengan tiga temannya itu, mereka bisa menjadi tim pencari yang handal," sahut (y/n), "aku yang akan mengurus nya, norman tenang saja," tambah (y/n) melirik norman dibelakangnya.

norman hanya mengangguk yakin dan melihat beberapa data yang baru saja Vincent berikan tadi.

sementara (y/n) pergi ke ruang perawatan khusus dimana ayshe berada saat ini dengan membawa satu stell pakaian baru.

"permisi.." ucap (y/n) memasuki ruangan, "ah.. mereka tidak bisa jauh dari mu, ya? tidak masalah kok," ucap (y/n) menaruh bawaannya diatas meja. karena di ruang perawatan khusus terdapat washtafel jadi dia tidak perlu repot-repot ke kamar mandi untuk mengambil air lagi, "saa~ mari bersihkan dulu tubuh mu, kau bisa ganti baju dengan yang lebih nyaman."

walau dengan beberapa penolakan, ayshe tidak seberapa dengan penolakannya zazie, apalagi saat menyentuh kepalanya zazie akan mencengkram tangannya kuat-kuat atau bahkan kabur. sementara ayshe hanya menepis tangannya yang akan mengelap wajahnya.

(y/n) tersenyum lembut, "tidak apa-apa.. kau cantik apa adanya, walaupun dengan bekas cacat itu," ucap (y/n) tak menyerah mengelap wajah ayshe perlahan.

setelah selesai, (y/n) memberikan baju baru, "nah.. kau bisa pakai sendiri, kan? aku akan menunggu mu," ucap (y/n) membereskan kembali lap tadi dan menulis bahasa iblis. setidaknya ini awal yang baik untuk mengakrabkan diri.

melihat (y/n) yang terus menulis, ayshe perlahan memakai bajunya dan berdiri canggung memperhatikan dirinya. rasanya memang lebih hangat dari kain tipis yang diberikan ayah iblisnya, tapi tetap saja, orang-orang ini yang membunuh ayahnya. tapi anehnya ayshe tidak bisa menolak kehangatan gadis dihadapannya ini sama sekali, walau dia bertindak kasar pun, kehangatan itu akan tetap menyelimutinya.. hampir sama seperti saat bersama ayah iblisnya.

"sudah selesai ya?" tanya (y/n) kembali menghampiri ayshe, "rambut mu masih berantakan," (y/n) lupa membawa sisir, jadi hanya merapihkannya sebisanya dengan jarinya, "selesai.." mengambil baju lama ayshe, (y/n) memberikan kertas yang tadi ditulisnya pada ayshe.

(tanda miring itu dia pakai bahasa iblis ya..)

"ayshe.. aku tahu kau marah, aku harap kau bisa memaafkan kami," ucap (y/n) mengusap wajah ayshe yang kaget karena (y/n) berbicara dalam bahasa iblis, "makanan akan diantar untuk mu dan tiga teman mu, jadi tunggu saja, ya.. aku pergi dulu," dengan begitu (y/n) langsung pergi membawa pakaian bekas ayshe.

intermediary of two world || the promise neverlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang