aku cuma mau jelasin satu hal.. setelah chap ini ada yang benar-benar itu adalah pengalaman ku sendiri selama ini.. jadi ku harap kalian tidak masalah ya.. kalau personality (y/n) termasuk masa lalunya, keadaan nya, pokoknya semuanya 70% asli dari ku..
makanya itu aku agak mental breakdown saat nulis bagian ini.. tapi karena ada yang komen di bagian percakapan ku, mood ku jadi agak bagus.. makasih ya.. Nyxilka aku emang lagi butuh itu saat ini..
tadinya ini bakalan panjang, tapi bakal ku bagi aja biar chapnya banyak ( ̄3 ̄) .. lagipula bagian lain adalah yg nyeritain masa lalu (y/n) di dunia manusia.. aku harus siap mental dulu.. ok.. saat ini puas dengan ini dulu, ya..
(。'▽'。)♡(。'▽'。)♡(。'▽'。)♡(。'▽'。)♡
matahari sudah tenggelam sejak dua belas jam yang lalu, vincent yang tahu kalau regu yang lain sudah sampai di grace field langsung menghampiri mereka untuk membawa stock obat lainnya dan mulai pengobatan tahap kedua.
emma yang mendengar suara sibuk, jadi terbangun, "ada apa? apa (y/n) sudah sadar?" tanya emma masih setengah tidur.
ray yang ada disampingnya menggeleng, "tidak.. yang lain sudah sampai dan vincent dan norman kembali sibuk dengan (y/n)."
mata emma langsung terbuka, "(y/n)!? ada apa dengannya?! apa pengobatan nya gagal?!" ujarnya bangun melihat keadaan (y/n) yang kini infusnya mulai dipindahkan ke bagian kaki, juga tubuhnya dipasangkan pendeteksi detak jantung. emma mengepalkan tangannya erat.. dia tak biaa menyangka jika dari astma saja bisa sampai separah ini.
melirik emma yang mulai murung, ray menepuk kepalanya, "tidak masalah.. keadaan (y/n) membaik saat tahap pertama tadi, saraf nya yang lemah mulai kembali seperti semula," jelas ray menenangkan.
norman keluar lebih dulu dari ruang pengobatan, kebetulan barengan dengan isabella yang membawa beberapa selimut untuk trio semesta.
"ini masih dini hari.. apa kalian tidak bisa tidur?" tanya isabella memberikan selimut ditangannya pada emma."tidak apa-apa mama.. kami tadi sempat tidur dan hanya terbangun karena berisik," jelas emma, "norman.. bagaimana keadaan (y/n)?" emma ingin sekali membuang ke khawatirannya saat ini, tapi saat melihat wajah lesu dan putus asa norman, emma tak bisa berhenti khawatir.
norman tersenyum lemah, "tidak ada masalah.. asalkan dia tidak membuka earplugsnya dan tidak melihat cahaya secara langsung, sisanya kita masih belum bisa menebak.. saat dia sudah sadar baru kita bisa melihat sampai mana kemajuannya," jelas norman dan mengusap wajahnya gusar.. dia beralih pada isabella, "mama.. apa ada kacamata hitam seperti yang digunakan beberapa orang ratri? mungkin saja (y/n) membutuhkannya," norman terkekeh pelan, "hanya saja apa dia mau memakainya? earplugs saja dia sudah rewel."
isabella tersenyum tipis, "apa ada lagi selain kacamata?"
"mungkin jubah dengan hodie, mantelnya terlalu mengekang dan panas."
isabella mengangguk, "baiklah.. kalian lanjutkan lah istirahat kalian, saat sarapan nanti akan mama suruh suster membawakannya untuk kalian jika kalian masih ingin disini," ucap isabella berlalu pergi.
emma memberikan satu selimut pada norman, "norman juga istirahat lah dulu.. besok pagi keadaan (y/n) pasti akan lebih baik lagi."
norman hanya mengangguk menerima selimut dari emma, dia membungkus dirinya dan mulai tidur terduduk dibawah jendela ruang pengobatan.
//alam bawah sadar (y/n)//
KAMU SEDANG MEMBACA
intermediary of two world || the promise neverland
Fantasíajadi orang jangan asal ngomong saja.. itulah yang jadi poin utama hidup (y/n) yang baru... karena nantangin iblis dia langsung berpindah ke sisi dunia lain yang mengharuskannya untuk bisa bertahan hidup dan kembali membuka pintu pulang kedunianya ya...