34 - Save Darlena.

2.3K 463 115
                                    

Kamu boleh membenci bahkan meninggalkan aku sejauh mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu boleh membenci bahkan meninggalkan aku sejauh mungkin. Namun, aku tak akan beranjak pergi, apalagi sampai berhenti mencintai.

***

DARLENA keluar dari kelasnya 20 menit setelah bel selesai, ia harus mencatat tulisan di papan tulis akibat tadi sempat ke UKS sebentar karena kepalanya sangat sakit. Sekolah sudah sangat sepi, karena memang sepertinya tak ada kelas tambahan atau ekstrakulikuler.

Cewek berambut panjang sepunggung itu melewati koridor dengan langkah yang cepat, akibat memang suasana yang sepi itu membuat bulu kuduknya berdiri. Tak lama kemudian, dirinya terkejut ketika sebuah tangan menariknya masuk kedalam ruang musik. Mata Darlena melebar mendapati Gilang, cowok yang juga terkenal kenakalannya, berdiri di depannya.

"Gilang?! Ka-kamu mau ngapain?!"

Gilang tersenyum, lalu menutup pintu agar tak ada orang yang mendegar. "Ngapain? Mau main-main sama lo, lah." Memang, dari awal Darlena menjadi murid disini, cowok itu terlihat mengejar Darlena, namun selalu tertolak.

"Please, Lang, jangan kayak gini. Aku.. aku harus pulang."

"Lo bisa pulang setelah lo terima jadi pacar gue."

"Kamu tau aku nggak bisa! Ada yang lebih penting dari itu, Lang!"

"Apa? Gibran? Lo suka sama Gibran, kan?!"

Darlena menggeleng. "Aku nggak suka kamu! Aku udah bilang berapa kali, sih?"

"Apa bedanya gue sama Gibran, hah? Gua sama dia sama-sama bejat! Gibran juga pernah main-main sama perempuan, dia bahkan udah nidurin beberapa cewek!"

"Jaga mulut kamu. Mundur sekarang, aku mau pulang!" Darlena mendorong Gilang, berancang akan pergi dari sana. Namun, Gilang yang tak mau Darlena lolos lagi pun menarik cewek itu hingga menabrak dinding, dengan cepat ia mengunci pergerakannya.

"Mau gimanapun, lo harus jadi milik gue. Sekarang."

"Aku nggak mau! Kamu nggak ngerti bahasa manusia, ya?"

Gilang tertawa kecil. "Lo mau gue paksa ya ternyata? Mau pakai cara kekerasan?"

"Lang, jangan macem-macem!" Gilang tak menggubris, cowok itu langsung berusaha mendekatkan wajahnya pada bibir Darlena, namun dengan cepat cewek itu menghindar.

"Kamu gila, ya?! Berhenti atau aku teriak!"

Gilang tersenyum miring. "Teriak semampu lo, ruangan ini kedap suara. Lagian mana ada yang mau nolong lo? Sekolah udah sepi."

Gilang tanpa aba-aba langsung menarik kerah baju Darlena hingga beberapa kancing di atasnya lepas. Cewek itu terkejut bukan main, ia langsung berusaha memberontak, mengerahkan semua tenaganya walaupun terbanting dengan kekuatan Gilang.

DEAR US (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang