53 - HATI YANG MELUNAK.

2.1K 406 325
                                    

Tidak ada yang berniat menyakitimu, kamu hanya disakiti oleh ekspetasi tinggi yang di buat sendiri.

***

"MAKANYAAA KALAU KAU CINTA DIA ITU KO JAGA, SEKARANG SU TERJADI BARU KO GANAS. KO BAWA DIA SUDAH BIAR KO PUAS! TARIK SIS!!!"

"SEMONGKOOO!!!" Seisi kantin langsung membalas nyanyian Gavin ketika baru masuk kantin. Anak Asgard langsung mengambil alih tempat duduk langganannya lalu menyalurkan dahaga lapar.

"Vin! Pesenin ketoprak gih!" titah Darrel yang duduk di sampingnya.

Gavin menatap Darrel lalu menaik turunkan alisnya. "Iya gue traktir! Nggak pernah tobat lo." balas Darrel langsung tau apa maksud Gavin.

"Ahaidede, sayang banget sama Om Darrel!" Gavin meraih kepala Darrel, lalu mendekatkan wajahnya ke cowok itu, berniat mencium.

"Bangsat, jangan Gavin! Belum gosok gigi jauh jauh sana lo!" teriak Darrel langsung mendorong wajah Gavin jauh-jauh.

"Dih, ini tuh tanda sayang. Aneh lo nggak mau di sayang!"

"Tapi nggak di cium juga monyed!" Gavin hanya cengegesan.

"Gue sama Gibran samain, ketoprak." ujar Mario. Cowok itu lalu menatap Sean. "Lo pesen apa, Yan?"

Sean menggeleng. "Gue nggak. Ini aja." Cowok itu mengangkat botol mineralnya, tanda ia hanya mau air minum saja.

"Ah, mana mau Sean jajanan kantin. Katanya, kesehatan itu nomor satu." ujar Gavin mengikuti cara bicara Sean.

"Jauh banget sama prinsip lo, Vin. Perut nomer satu, bray. Yang penting kenyang, hati riang." ucap Mario meniru cara bicara Gavin.

"Ye, gue mah normal, semua juga suka jajan kali! Ayan tuh nggak normal, masa nggak suka jajanan kantin. Fix, psikopat!"

"Lagian, lo nggak tergiur sam bakwan gitu? Soto Pak Miskun? Ketoprak? Cilor? Woi, itu makanan enak semua anjir! Lidah lo perlu berobat, bro!" ujar Gibran menatap tak percaya pada Sean. Disaat semua murid kesekolah untuk memburu kantin dan seisinya, Sean ke kantin hanya untuk duduk dan mengamati teman-temannya makan.

"Enak. Tapi kalau keseringan nggak baik." ujar Sean santai membuat temannya tercengang. Sean memang terlalu menjaga ketat kesehatannya, bahkan cowok itu rutin minum vitamin dan berolahraga keras. Pantas saja aura maskulin cowok itu tak bisa lagi di ragukan. Semua yang ada pada Sean, selalu menjadi daya tarik bagi semua orang.

"Ya itu kan emang makanan sehari-hari anak sekolah, breh. Lo mau gue jajanin nih? Ayo lo milih apa, mau ketoprak, bakso, cilung? Gue beliin dah! Asal jangan ngomong lo cuman mau air putih!" ujar Darrel yang duduk di sebelah Sean.

Sean lagi-lagi menggeleng. "Lo aja."

"Dih, capek lo nanyain Ayan. Duit dia sendiri banyak cong di bank, tinggal gesek keluar deh. Mending lo nanyain gue, Rel. Gue bakal jawab seisi kantin ini gue borong semua." ujar Gavin mendapat toyoran dan Darrel.

"Lo mah rakus namanya!"

"Yaudah mana sini duitnya, jadi beli nggak!? Keburu rame!" ujar Gavin. Lalu semuanya memberikan uang kepada cowok itu.

"Oke."

"Kalau lebih jangan di tilep." tegur Mario yang tahu kebiasaan Gavin.

Gavin cengegesan. "Ongkos jalan, Men."

"Cih!"

"Dua tiga burung perkutut, saya mau beli ketoprak lima bungkus, Mang!" teriak Gavin menyerobot antrian murid yang memesan ketoprak.

DEAR US (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang