36 - Pilihan.

2.2K 475 193
                                    

Aku percaya prinsip bahwa jangan pernah membenci terlalu dalam, maka nanti kamu akan jatuh kedalam rasa sayang yang menyakitkan.

***

GIBRAN menatap hujan yang turun deras tak berhenti sejak tadi. Semua teman-temannya sudah lebih dulu pergi ke tempat tongkrongan karena tadi Gibran ada masalah dengan guru mata pelajaran matematika soal nilai tugasnya yang kosong. Cowok itu menghela napas, berpikir apakah ia harus menerobos hujan lagi.

"Mau pulang?" Gibran terkejut ketika melihat Airel kini berdiri di sampingnya. Cewek itu mengangkat payung yant ia bawa hingga menutupi kepala Gibran.

"Nih pake payung punya gue." Cewek dengan berbalut jaket kulit hitam kesukaannya itu menyodorkan payungnya.

"Nggak." tolak Gibran lalu fokus pada lapangan yang terguyur hujan.

"Payung gratis loh. Mau kumpul sama anak Asgard kan?"

"Bukan urusan lo."

"Lo boleh benci sama gue, tapi jangan benci sama payungnya dong. Gausah gengsi, lo butuh kan?"

Gibran langsung menatap Airel tajam. "Lo nggak denger, ya? Gue nggak mau." tekan cowok itu kesal.

"Nggak mau apa gengsi?"

"Kalau gue yang pake, terus lo pake apa!?" gertak Gibran marah.

Airel terdiam terkejut, lalu mengangkat sudut bibirnya. "Perhatian banget?"

Gibran langsung membuang muka, merasa salah berkata-kata. "Pergi. Gue bener-bener muak liat lo."

"Itu masalah lo, bukan masalah gue. Tugas gue ya ngejar lo." ujar Airel tenang.

Gibran menggeleng, sudah tak tahan lagi. Cewek itu masih terus mengejarnya, walaupun sudah di sakiti berkali-kali.

"Lo nggak ngerti bahasa--"

"Misi, kak." ucapan Gibran terpotong ketika seorang perempuan datang menghampiri mereka berdua.

"Maaf ganggu, aku.. aku mau masuk Asgard, masih bisa, kak?" Airel yang mendengar itu langsung mengangguk cepat.

"Masih! Beberapa hari kedepan kita bakal terima anggota baru. Lo bisa ikut dateng kumpul, ya."

"Kakak Asgard juga?" tanya cewek itu yang memang tidak tahu bahwa Airel adalah anggota Asgard juga.

Airel tersenyum lalu mengangguk dan menjulurkan tangannya. "Airel, wakil ketua Asgard."

Gibran dengan cepat menurunkan tangan Airel. "Lebih tepatnya mantan."

Airel yang mendengar itu melebarkan matanya dan menatap tak percaya kearah Gibran. "Maksud lo?"

"Besok lo dateng aja ya kalau ada berita Asgard kumpul. Ajak temen lo yang lain juga." Gibran mengalihkan pembicaraan, lalu mengukir senyum untuk adik kelas di depannya.

"Makasih ya, kak. Sebentar," Cewek bernama Michelle itu merogoh tas jinjingnya lalu mengeluarkan cokelat dengan pita biru lalu serta sepucuk surat maroon terikat di tengahnya.

"Buat Kakak." Michelle menyodorkan cokelat itu tepat di depan Gibran.

"Ma--" sebelum Gibran menerimanya, Airel sudah lebih dulu mengambil alih.

"Makasih. Baik banget. Lo suka ya sama Gibran?" goda Airel membuat cewek itu hanya tersenyum kaku.

Airel mendekatkan bibirnya pada telinga Michelle. "Tapi dia udah punya gue, gue galak loh. Jadi jangan di deketin ya." bisiknya.

DEAR US (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang