51 - HASUTAN.

1.9K 400 335
                                    

Beberapa orang memilih untuk pergi bukan karena sudah tak cinta, namun mereka selalu di tuntut untuk menjadi sempurna.

***

"DARLENA! Lo mau beli baju apa kali ini? Pasti lo bakal beli baju yang mahal lagi, ya?" Darlena tertegun mendengar ucapan cewek di depannya itu. Pulang sekolah, ia di paksa untuk ikut berbelanja baju di toko ternama, hal ini membuat Darlena mau tak mau ikut karena semua orang tahu bahwa cewek itu menyukai fashion, terlihat dari postingan Instagramnya.

"Ah.. bi-biasa aja kok." ujar Darlena, terbata-bata.

"Biasa aja bagi lo, secara ayah lo kan punya perusahaan gede! Yuk, pilih-pilih!" Nesty, cewek itu menarik Darlena untuk menjelajahi seisi toko.

"Dar, ini bagus loh buat lo! Gila, apalagi di dukung sama badan lo yang body goals!" Vanes, cewek itu teriak histeris ketika menemukan baju yang bagus untuk Darlena.

Darlena meraih baju yang di sodorkan tersebut, tertegun melihat bandol harga yang tergantung disana. "Aku.. aku nggak suka baju ini." Cewek itu lantas menaruhnya lagi.

"Serius? Padahal bagus banget buat lo!"

Sabrina, cewek itu hanya menatap Darlena dan kedua temannya dari meja kasir. Hari ini, ia berniat untuk menjadi teman Darlena, semata-mata hanya untuk menghasutnya agar lebih menjauhkan Gibran dari Airel. Mengingat belakangan ini Airel membuatnya naik pitam, dan ia tahu bahwa cewek itu sangat menyanyangi Gibran, jadi salah satu cara adalah makin membuat Gibran membencinya, lewat Darlena.

Setelah berlama-lama mengelilingi toko, kini Vanes dan Nesty sudah mendapatkan banyak pakaian. Tapi tidak dengan Darlena, cewek itu hanya melihat tanpa ingin menyentuh barang-barang disana.

"Dar, kok lo muter-muter doang? Nggak mau beli bajunya?" tanya Sabrina aneh. Sedari tadi ia menunggu namun Darlena dan juga mendapatkan bajunya.

Darlena menautkan jemarinya, meremasnya pelan. "Aku.. aku lagi nggak mau belanja."

"Satu aja, Dar. Masa lo nggak ada yang tertarik sama sekali, sih? Malu sama mbak-mbaknya." Nesty tertawa kecil, lalu di balas senyuman canggung oleh Darlena.

"Nih, gue pilihin buat lo. Keliatan anggun banget kalau lo pakai ini." Jantung Darlena berdesir cepat ketika Sabrina memberikan gaun merah muda kepada dirinya.

"Tapi.."

"Nggak ada tapi-tapi. Nggak ada salahnya lo beli itu, kalau nggak suka, kan boleh buat gue." sela Vanes tertawa. Sabrina adalah salah satu dari anak orang kaya yang orang tuanya punya perusahaan besar, sering menjadi donatur di sekolahnya.

"Totalnya semua lima juta tiga ratus." Seorang penjaga kasir menyebutkan rupiahnya membuat Darlena di buat terkejut.

"Mana kartu lo?" tanya Sabrina pada Darlena.

Cewek itu terdiam, tak tahu harus bagaimana. "Aku.."

"Kartu lo, Dar." ulang Sabrina.

Darlena dengan tangan gemetar mengambil kartu pada dompetnya, lalu menyerahkannya pada kasir.

"Saldo kartu habis." ujar penjaga kasir.

Semua di buat terkejut ketika mendengar hal itu. "Loh, gimana sih, mba? Coba di cek yang bener--""

"Nggak usah, mba." cegah Darlena. Cewek itu dengan cepat meraih kembali kartunya. "Aku lupa kalau kemarin habis belanja, aku habisin saldonya."

Vanes menggeleng takjub. "Gila, pasti lo belanja banyak banget, ya? Sampe habis gitu."

DEAR US (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang