-19- Terkhianati.

9.6K 832 127
                                    

"Siapa yang paling mudah jatuh cinta, maka ia yang akan menuai banyak luka."

***

"MAKASIH." Airel turun dari motor Sean lalu mengeratkan jaket kulit hitam yang melekat di tubuhnya.

"Sama-sama. Buruan masuk, udah malem." Sean pun kembali memakai helmnya lalu menyalakan mesin motornya.

"LEPAS, MAS!" Suara teriakan samar itu terdengar dari dalam membuat Airel otomatis menoleh ke belakang. Ia yakin, orang tuanya tengah bertengkar sekarang.

Airel membasahi bibirnya yang kering lalu menepuk pundak Sean. "Buruan pulang."

Tidak bisa di pungkiri, Sean pun mendengar teriakan itu. Ia tahu orang tua Airel memang tidak harmonis, ini pasti membuat cewek itu ingin dirinya cepat pergi. "Nggak papa?"

Airel menggeleng cepat. "Nggak. Buruan pulang!"

Sean pun mengangguk lalu melajukan motornya pergi darisana. Airel menghembuskan napasnya, lalu menatap rumahnya dengan pandangan miris. Sungguh, rasanya ia ingin pergi sekarang dan tak perlu menyaksikan pertengkaran itu.

"AKU TETEP MAU PERGI SEKARANG, MAS! MINGGIR!"

PRAK!

"TOLONG PIKIRIN ANAK KAMU DULU, NIN!"

Airel menautkan alisnya ketika taksi datang tepat di belakangnya. Ia terkejut pintu utama terbuka keras, lalu keluar Nina dengan koper besar di tangannya. Wajah wanita itu memerah, sembab karena air mata membasahi pipinya.

"NINA! JANGAN PERGI DULU, NIN!" Airel membelalakan matanya ketika ayahnya berusaha menarik Nina dengan sekuat tenaga, tapi wanita itu terus memberontak, menyeret koper dan menuruni tangga halaman rumah.

Airel tak banyak pikir lagi, ia berlari dan menghalangi ibunya untuk pergi. "Mama mau kemana?!"

"Minggir kamu!" Airel merentangkan tangannya terus menghalangi pergerakan Nina.

"Mama sadar! Mama mau kemana malam-malam begini?!"

Nina berhenti lalu menatap Airel dengan tatapan nyalang. "Mama muak disini! Minggir, jangan coba-coba halangin Mama!"

"Salah aku sama Papa apa, Ma!?"

"Tanya sama diri kamu sendiri! Buat apa ada Mama disini kalau kamu aja nggak pernah mikirin Mama!"

Airel menatap Nina tak percaya. "Gimana aku mau mikirin Mama kalau Mama aja nggak pernah peduli sama aku!"

"Mama nggak peduli sama kamu? Selama ini mama kerja buat kamu, demi sekolah kamu. Tapi jadi apa kamu sekarang?! Perempuan nggak bener!"

"KERJA APA YANG MAMA MAKSUD?! MINUM-MINUMAN KERAS DAN MENUHIN NAFSU OM-OM DI LUAR SANA?!"

PLAK!!

"NINA!"

Tamparan keras mendarat di pipi Airel hingga sudut bibir cewek itu terluka. Perasaan cewek itu seperti tercabik-cabik, tamparan yang sudah kebas di pipinya namun berdampak besar di hatinya.

Airel menarik tangan Nina lalu membawa ke pipinya. "Tampar aku sebanyak yang Mama mau! Aku bahkan rela hancur asal mama nggak pergi."

Nina menghempaskan tangannya, lalu makin menatap sengit Airel. "Jangan banyak omong, minggir!" Wanita itu menghempaskan tubuh Airel hingga terjatuh ketanah.

Nina menggeret kopernya dan membuka pintu taksi lalu memasukkan kopernya kedalam. Dirinya seperti kesetanan, yang sudah tidak mengenal lagi apapun disekitarnya.

DEAR US (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang