Siap-siap bosen, 1400 word menanti kalian:')
.
"Jadi.."
"Kamu kenapa bisa kenal sama mendiang pak Soesanto?"
Jeffrey tertegun, setelah beberapa saat terdiam di belakang pak Rangga, akhirnya pria paruh baya itu kembali menanyakan sesuatu padanya.
"Kebetulan paman saya itu bawahan mendiang." Jawabnya.
Jeffrey benar-benar kebingungan dengan hal yang terjadi saat ini. Ia kembali menatap jam tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, Kanaya pasti sedang menunggunya.
Ia tak menyangka bahwa pria paruh baya itu akan pergi mengajak semua karyawannya untuk makan siang bersama.
Ia harap Kanya tak kembali kecewa padanya, dan ia harap pekerjaan ini akan membuahkan hasil.
Jeffrey kembali mengobrol tentang beberapa hal bersama pak Rangga, pria itu menanyakan Jeffrey beberapa hal tentang pekerjaannya di kantor. Jeffrey merasa pria itu sedang mengajaknya berbasa-basi, saat sudah semakin dekat dan mengetahuinya lebih dalam, Jeffrey yakin pria itu akan menanyakan poinnya.
"Oh iya, lain kali kamu bisa ajak saya ketemu sama istri kamu kan? Saya penasaran pengen ngobrol bareng anak mendiang pak Soesanto."
"Saya pernah ketemu Kanaya sekali dan dia pinter banget, saya yakin dia bakalan jadi penerus yang baik buat perusahaan."
Jeffrey mematung, kini ia mengerti maksud pria itu, bukan Jeffrey yang diinginkan di sini.
Entah mengapa perasaannya menjadi hancur, ia menatap pria paruh baya itu dengan senyuman yang memaksa. "Nanti akan saya sampaikan."
"Saya bakal seneng banget kalo bisa ngobrolin proyek bareng sama Kanaya, saya tahu kalo adik pak Soesanto yang lagi pegang perusahaan mereka, tapi saya yakin Kanaya bakal segera ambil alih perusahaan."
Jeffrey mengerti, ia yakin pria paruh baya itu pasti sudah mencari tahu tentang dirinya dan Kanaya.
Dan saat ia kesulitan untuk mendapatkan kesepakatan dengan Tante Sarah, ia mencari jalan lain.
Bukankah pria tua ini beruntung bertemu dengan Jeffrey? Ia pintar memanfaatkan kesempatan.
Jeffrey tersenyum, ia bukan apa-apa di sini, tak seharusnya ia bahagia karena datang dan bertemu orang penting. Dari awal harusnya ia mengerti bahwa dirinya sekarang adalah suami dari anak mendiang pengusaha terkenal kota ini
Jeffrey tak boleh terlihat bodoh.
-00-
Kanaya kembali fokus pada laptopnya, sesekali ia akan melihat ke arah ponsel, sudah pukul 4 sore dan Jeffrey belum pulang dari tadi. Bahkan pesannya untuk membelikan makanan ringan tak dibaca.
Kanaya penasaran apa yang sedang laki-laki itu lakukan sekarang, haruskah ia menelepon Jeffrey? Namun untuk kesekian kali Kanaya mengurungkan niatnya.
Ia kembali fokus mengerjakan proposal miliknya di atas sofa. Ia sangat produktif hari ini, setelah memasak makan malam, Kanaya langsung kembali mengerjakan proposalnya yang sudah terbengkalai beberapa minggu.
Saat sedang sibuk mengerjakan proposal miliknya, Kanaya langsung berbalik ketika mendengar suara pintu terbuka, gadis itu dengan cepat berdiri dan berlari ke sana.
Ia berdiri tepat di depan Jeffrey yang tengah menutup pintu, Kanaya tersenyum lebar saat melihat Jeffrey datang bersama beberapa makanan ringan untuk makan malam mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/224812641-288-k654585.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married A Duda || Jung Jaehyun
Fanfic(Status : ongoing) ᴋᴀɴᴀʏᴀ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ɢᴀᴅɪꜱ ᴍɪʟᴇɴɪᴀʟ, ꜱᴇᴅᴀɴɢᴋᴀɴ ᴊᴇꜰꜰʀᴇʏ (ᴊᴀᴇʜʏᴜɴ) ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴅᴜᴅᴀ ᴀɴᴀᴋ 1. ꜱᴜᴀᴛᴜ ʜᴀʀɪ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʜᴀʀᴜꜱ ᴍᴇɴɪᴋᴀʜ, ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ᴊᴀᴅɪɴʏᴀ? ©ᴅʏʙʙʏɢʀʟ 15.05.2020 •ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ʜᴀɴʏᴀ ꜰɪᴋꜱɪ ʙᴇʟᴀᴋᴀ, ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇɴʏᴀ ᴊɪᴋᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ ꜱᴜᴋᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ...