Dua Puluh

334 43 18
                                    

Lily berangkat sekolah bareng Xiumin. Hampir saja terlambat, karena Kakaknya itu terlalu lama saat mandi. Semua karena Taehyung yang mendadak tidak bisa menjemput. Katanya ada urusan penting.

Singkat cerita, pagi tadi, Lily hampir terlambat. Dia berlari dan tak sengaja menabrak seorang siswa yang lewat di koridor. Dan ternyata siswa itu temannya Raffa.

Iya, Pria yang ada di uks bersama Raffa kemarin.

Anehnya, padahal Lily yang menabrak, tapi Pria itu yang minta maaf pada Lily. Apalagi saat Lily mengingat betapa takutnya ekspresi siswa itu saat berhadapan dengan Lily.

Hem ...

Begini, ya, rasanya kalau punya pacar badboy satu sekolah. Taehyung itu badboy, atau berandal sekolah, sih?

"Menurut gue, mungkin Yerin masih takut sama kejadian kemaren, jadi sekarang dia nggak masuk sekolah."

Benar. Tadi pagi sekretaris menerima surat ijin sakit milik Yerin.

"Pasti dia kaget banget sama kejadian kemaren," gumam Lily.

"Emangnya lo nggak kaget, Li?"

"Kaget, sih ..."

"Lo sendiri juga korbannya Raffa, masih bisa lo cemasin yang lain?"

"Yerin, kan, temen kita."

"Iya-iya, Yerin emang temen kita. Siapa yang bilang bukan?"

"Gue nggak bisa cuma lihat aja pas Yerin hampir dilecehin di depan mata gue."

Sambil mengobrol dengan sahabatnya, Eunha makan camilan yang dia beli dari kantin tadi.

"Lo kan emang wonderwoman sekolah Angkasa."

"Wonderwoman apaan, sih," Lily mencebik.

"Lo mau?"

Lily menggeleng. Menolak tawaran chiki dari Eunha. Pada jam istirahat, mereka memilih berada di kelas karena Lily tidak selera pergi ke kantin. Alhasil Eunha pergi ke kantin sendiri dan menemani Lily tinggal di kelas.

"Tapi gue juga khawatir sama Taehyung, pasti dia bakal kena skorsing lagi."

Eunha diam mendengarkan lanjutan ucapan Lily.

"Kalau dia dipanggil guru bk, harusnya gue juga ikutan. Kan di sini gue yang jadi saksi."

Tapi anehnya, Lily belum mendapat panggilan dari guru ruang konseling sampai sekarang.

Eunha habiskan satu bungkusan terakhir.

"Tadi gue ketemu sama Taehyung di kantin," terjeda. Eunha menelan kunyahannya lebih dulu. "Terus, dia nanyain elo ke gue."

Lily diam mendengarkan.

"Gue bilang aja kalau lo ada di kelas."

"Terus gimana?" Lily penasaran.

"Dia cuma jawab, 'oh'. Udah, gitu aja."

Melirik arloji di tangan, Lily berdiri.

"Lo mau ke mana?" tanya Eunha.

"Kantin."

Lah, kok, semprul banget, ya?

"Tadi katanya nggak mood jajan," protes Eunha.

My Boyfriend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang