Dua Puluh Empat

314 39 2
                                    

Tentu saja menghampiri. Itu adalah keputusan Lily, tapi belum sempat mengejar ... Taehyung dan gadis itu sudah pergi duluan naik mobil.

Sial. Begitu juga dengan Eunha yang mendapat panggilan dari Sang Papa, terpaksa dua gadis itu bergegas pulang.

Bahkan sampai rumah ... Lily dibuat tidak bisa tidur karena bayangan Taehyung dengan gadis lain.

Tapi, siapa gadis berambut pendek itu?

Ingin menelfon ... Tapi gengsi. Kenapa, sih, cewek itu gengsinya selangit?!

Sebal!

Jika mementingkan gengsi, kapan kelarnya masalah mereka?!!

Sekarang hari Jum'at. Lily ke sekolah seperti biasa nebeng dengan Kakaknya, Xiumin yang semprul.

Iya, semprul kalau mandi sukanya lama. Mentang-mentang orang tua sedang dinas di luar Kota, Xiumin bisa seenaknya pada adik satu-satunya.

Wah, kampret sekali Kakak seperti itu. Yang mau, kalian boleh karungin, terus bawa pulang sana, Lily sudah ikhlas sekarang.

"Lu kalo suka mandi lama lagi, gue aduin ke Mama sama Papa." Sembari melepas helm, Lily sempatkan mengancam Xiumin.

"Udah, mending lari sana! gerbangnya mau ditutup, tuh!"

Lily melotot. "Sial!" desisnya, kemudian berlari ke arah gerbang sekolah.

Namun dengan santainya Xiumin malah dadah-dadah similiki, kemudian pergi tanpa wajah berdosa.

"PAK SUPRI!!!"

Noh, sampai tanda seru-nya ada tiga, sangking paniknya Lily telat.

"JANGAN DITUTUP GERBANGNYA, PAK!!!"

Iya, jangan!

Tapi sayangnya aturan sekolah masih berlaku.

"Pak ..." Lily bahkan sampai memelas di depan pagar yang sudah di gembok. "Tolong buka pagarnya, yah ..."

Kata Pak Supri, "Salah kau datang terlambat."

Selalu saja kata itu yang dikeluarkan oleh satpam saat ada murid yang terlambat. Padahal, satpam ini belum tahu saja tentang kejadian di balik keterlambatan murid.

Suka menyimpulkan tanpa mengetahui kebenarannya.

"Pak, ini pertama kali saya terlambat, loh."

"Pertama kali? bukannya beberapa hari lalu kau juga terlambat? saya masih ingat wajah tembemmu itu."

"Itu kan hampir, Pak, bukan benar-benar terlambat." Lily menyangkal.

"Sama saja."

"Pak--"

"Pak, tolong buka gerbangnya, dong!"

Lily menoleh, ucapannya terputus saat ada satu siswi yang juga terlambat.

"Ini pertama kali saya terlambat, jadi, tolong kasih keringanannya, dong, Pak," kata siswi itu sembari mengatur napas yang ngos-ngosan.

Lily mengenalnya.

Tapi satpam di Sekolah Angkasa terlalu mematuhi peraturan. Tanpa belas kasih, satpam bernama Pak Supri itu tak bisa disogok, apalagi dinego.

"Kau ini sama saja. Sebelah kau juga telat, tapi saya tidak akan membukakan pintu untuk kalian."

"Jangan gitu dong, Pak ..."

Lily hanya diam. Sepertinya percuma jika membujuk ataupun memohon pada Pak Supri ini.

My Boyfriend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang