Dua Puluh Tiga

315 44 13
                                    

Lily marah. Sebelumnya dia juga sudah memperingatkan Taehyung agar tidak menyentuh Jungkook ataupun Lucas. Tapi mau bagaimana lagi, Taehyung ini memel, istilahnya membangkang.

Untung saja kemarin Eunha cepat bertindak, jika tidak ... Mungkin Jungkook akan bernasib sama seperti Haechan.

Begini. Setiba Eunha di rooftop, gadis itu mengulur waktu agar Jungkook tidak disakiti. Dengan mulut yang pintar bicara, akhirnya Eunha berhasil mengelabuhi Taehyung sampai Jimin dan Lily tiba di area tkp.

Walau ending-nya wajah Jungkook masih berhasil dihiasi oleh hasil karya tangan Taehyung, tapi ... Setidaknya tidak separah itu.

Ah, sudahlah.

"Lo itu temen gue, atau temen pengkhianat?" tekan Taehyung pada Jimin.

Sore ini, Taehyung menyeret Jimin ke area bangunan kosong belakang sekolah. Setelah jam pulang berbunyi, Taehyung sempat menghadang Jimin di depan kelasnya–sendiri–menyuruh Jimin ikut, dan Jimin menurutinya.

Mereka berada di gudang sekolah. Semacam itu istilah tempatnya. Jaraknya cukup jauh dari tempat gedung sekolah yang lain.

Jimin tatap Taehyung dengan wajah datar. "Gue temen kalian berdua."

Brak!

"Mau lo apa?!" Taehyung menggebrak rosokan meja yang ada di sebelahnya. Tatapannya melotot. "Lo mau berkhiyanat juga ke gue?"

"Lo salah." Jimin membela diri. Tatapannya masih stay calm down pada Taehyung. "Gue cuma mau lo berubah. Setidaknya, ilangin sifat posesif lo yang berlebihan."

Ah, begitu. Ternyata Jimin juga bisa lelah dengan sifat buruk Taehyung.

"Lo itu cowok, tapi sifat cemburuan lo udah melebihi cewek."

Taehyung layangkan satu pukulan ke wajah Jimin. Pria pendek itu sampai tersungkur ke lantai.

"Lo cari mati, ya?"

Jimin usap darah di sudut bibir. Dia meludah ke arah samping, lalu berdiri kembali.

"Lo itu cuma bisa main tangan tanpa berpikir."

Langsung Taehyung cengkram kera baju Jimin dengan kasar. Dia hendak memukul wajah Jimin, tapi tertahan saat Jimin berkata ...

"Pantesan pacar lo juga bisa capek. Kayaknya Lily bakal minta putus sama lo."

Bruk!

Perkataan Jimin selalu berhasil memancing emosi Taehyung, sial! Taehyung tidak sabaran lagi. Dia ini terlalu ringan tangan dalam arti negatif.

Jimin yang tidak terima juga bisa membalas. Dia bukan Haechan yang terlalu baik untuk menerima pukulan dari Taehyung.

Sampai terjadilah baku hantam antara Taehyung dan Jimin.

🌺🌺🌺

Benar-benar tidak habis pikir. Lily sungguh habis kesabaran dengan sifat buruk Taehyung, tapi dia juga masih peduli. Mereka harus bicara.

Maka dengan begitu, Lily kibarkan bendera putih pada perang dingin mereka—dengan Taehyung.

"Kita perlu ngobrol."

Sepulang sekolah, Lily sudah mencegat Taehyung di parkiran, tempat Pria itu memarkir sepeda motornya. Menunggu Taehyung datang, hingga pacarnya itu berjalan ke arahnya.

"Ngomong aja."

Lily menggeleng. "Enggak di sini."

"Ribet." Taehyung tak acuh.

My Boyfriend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang