Sabtu malam minggu, di tempat acara ulang tahun Jennie berlangsung.
"Happy birthday to you."
"Happy birthday to you."
"Happy birthday, happy birthday, happy birthday to you."
"Tiup lilinnya."
"Tiup lilinnya sekarang juga, sekarang ... juga, sekarang ... juga."
Di tengah kerumunan teman-temannya bernyanyi, Jennie meniup lilin kuenya, diiringi dengan tepukan tangan setelahnya.
"Yeeyyy!"
"Potong kuenya, potong kuenya, potong kuenya sekarang juga. Sekarang ... juga, sekarang ... juga."
Yap, Jennie menurut. Ia memotong kue pertama, lalu memberikannya kepada Sang Mama. Kemudian potongan kue kedua, yang diberikan kepada Sang Papa.
"Ciee Jennie, kue ketiga biasanya buat orang spesial, kan. Itu buat siapa hayo ..." celetukan dari salah satu tamu pesta.
Walaupun ada orang tua di sini, Jennie tak malu untuk berkata, "Pasti dong, ini juga gue mau kasih ke orang spesial itu."
Iya. Orang tua Jennie tahu jika anaknya memiliki pacar, tetapi tak semua anak SMA Angkasa tahu.
Jadi, Jennie melangkah menghampiri Sang kekasih di tengah kerumunan tamu. Dengan diiringi sorak cie-cie, cicit cuit, bahkan tepukan tangan meriah, Jennie berikan potongan kue ketiga untuk kekasihnya.
"Ini buat kamu, Seokjin."
"Nah, kan! udah gue duga mereka pacaran!"
"Betul! mereka emang couple banget!"
"Ciee~"
Di teras rumah yang luas milik keluarga Jennie, pesta itu berlangsung secara meriah. Tiup lilin sudah, potong kue sudah, pembacaan do'a apalagi, itu sudah dilakukan sebelum potong kue.
Nah, sekarang giliran para tamu menikmati makanan yang telah dihidangkan.
Ada yang asyik mengobrol dengan gerombolannya sendiri, ada yang makan banyak-banyak, ada yang selfie-selfie bersama pemeran utama pesta ulang tahun.
Begitupun dengan Lily. Gadis itu berdiri bersama Eunha sambil menikmati kue-kue yang telah dihidangkan di meja.
"Untung pacar lo kagak ikut dateng, kalau dateng, awas aja tak hih dia!"
Lily hanya tertawa kecil. Dia mengambil segelas minum dan nambah kue, kemudian mengajak Eunha untuk duduk di kursi meja bundar yang kosong di sana.
Mereka duduk bersebelahan, dengan tiga kursi kosong di depan mereka, dan satu kursi kosong sebelah kanan Lily.
Paham?
"Enggak ngerti lagi, deh. Pacar lo itu kenapa sering nempel terus, sih, sama elo, Li? nggak capek lo dikemintili melulu?" tanya Eunha.
Kali ini Lily hanya merespon dengan senyuman kecil.
"Taehyung itu kayak anak ayam yang takut kehilangan induknya. Gue bener, kan?" Eunha lanjutkan ocehannya.
Lily masih setia mendengarkan.
"Lo kok bisa, sih, tahan sama sifat Taehyung yang kayak gitu?"
Hingga Lily mulai buka suara. "Lo bener. Kok bisa ya, gue tahan sama cowok kayak Taehyung?"
"Jangan bilang lo liat tampangnya doang?"
"Idih! kalau mau liat tampang mah banyak cogan di SMA Angkasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend ✔
Fanfiction"Pacar gue ini posesif banget orangnya. Setiap kali gue jalan sama cowok lain, bahkan cuma ngobrol bentar, eh, gue malah dituduh selingkuh." Terkadang, rasa sayang yang terlalu berlebihan bisa membuat pasangannya merasa terkengkang, begitu pula deng...