Hari study tour tiba juga. Semua murid kelas 2 SMA Angkasa sudah berkumpul di area lapangan sekolah. Mereka menunggu bis wisata datang.
"Pokok, nanti kita harus duduk bertiga, titik."
Mutlak. Itu adalah permintaan Eunha.
"Iya-iya ... entar kita cari kursi yang isinya tiga."
"Pokok gue duduk di deket jendela."
Mutlak. Lagi-lagi Eunha yang bertingkah seperti anak kecil.
"Lo kayak gak pernah naik bis aja, sih!" Lily tertawa kecil.
"Emang gak pernah, tuh!"
"Hah? serius nggak pernah?"
"Iya, Lily ... gue itu kalo perjalanan ke luar kota mesti naik pesawat atau mobil."
"Kalo naik kapal?"
"Ya nanti pertama kali juga."
"Kasihan banget hidup lo."
Eunha mencebik. Lily tertawa.
"Oh ya. Yerin kok belom balik, ya?" Lily heran.
"Iya, nih. Padahal udah lima menit dia ijin ke toilet."
"Samperin aja, yuk."
Eunha mengangguk setuju. Meninggalkan barang bawaan di tempat, lalu mereka jalan ke arah toilet sekolah.
Sampai di toilet, Lily tercengang melihat Yerin dirundung. Lagi-lagi ada yang merundung Yerin, sial!
"Woi, bangsat!" pekik Eunha. Dia dan Lily menghampiri tkp.
Eunha maju terdepan, Lily berikan jaket bomber miliknya untuk dipakai oleh Yerin.
"Lo apa-apan, sih?!"
Eunha bertengkar dengan dua gadis yang merundung Yerin. Bisa-bisanya mereka menyiram Yerin dengan air ember bekas pel.
"Rin, lo baik-baik aja?"
Tentu tidak. Lily tahu jika Yerin menangis. Bisa-bisanya pertanyaan itu yang keluar.
"Gue ... Gue mau pulang." Yerin terisak.
"Hei, lihat gue." Lily tangkup wajah Yerin. "Jangan pikir lo sendiri. Lo itu masih punya gue sama Eunha, ngerti?"
"Lo kenapa belain cewek jalang ini, sih?"
"Woi! ngaca, dong! muka lo aja kayak jalang perempatan lampu merah!"
"Ucapan lo keterlaluan, Eunha!" bela teman gadis perundung.
"Yang keterlaluan itu kalian berdua!"
Tidak tega rasanya melihat temannya dikucilkan seperti ini. Lily akhirnya maju di garis depan bersama Eunha.
"Lo berdua punya riwayat masalah hidup apa sih sama Yerin? kenapa ganggu dia, padahal dia aja gak pernah ganggu hidup lo pada, kan?!"
"Mata lo ke mana? bisa-bisanya lo punya temen liar kayak dia?"
Gadis perundung dua mengimbuhi. "Bener. Dia gak pantes sekolah di sini, apalagi punya temen, iyuh!"
"Lo siapa ngatur hidup Yerin?!" Eunha ngegas terus.
"Lo berdua minta maaf ke Yerin, sekarang." Vokal Lily menekan. Dia sedang menahan amarah.
"Cewek jalang kayak dia emang pantes di-bully. Dia itu cuma aib di sekolah ini."
🌺🌺
Rencana duduk bertiga di bis batal. Itu sebabnya Yerin terpaksa harus dipulangkan oleh pihak sekolah. Semua karena rumor tidak jelas asal-usulnya. Pihak sekolah juga akan mencari tahu dalang penyebar gosip tersebut setelah pulang dari Bali nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend ✔
Fanfiction"Pacar gue ini posesif banget orangnya. Setiap kali gue jalan sama cowok lain, bahkan cuma ngobrol bentar, eh, gue malah dituduh selingkuh." Terkadang, rasa sayang yang terlalu berlebihan bisa membuat pasangannya merasa terkengkang, begitu pula deng...