Pulang Bersama

1.8K 63 2
                                    

"Apa-apaan ini. Heii..anak sialan lepaskan tangan kotor mu dari anakku.." teriak Maharani yang baru saja masuk ke dalam rumah

Ella mendorong tubuh Aurel sampai menabrak tubuh Maharani. Aurel masih meringis menahan sakit ditangan dan dikepalanya. Ella memilih meninggalkan mereka berdua, ia sedang tidak mood saat ini. Ia tidak ingin membuat kakak dan ibu tirinya menerima pelampiasannya saat ini.

Pagi tadi Bramana memberitahukan jika seseorang yang telah menyabotase hak milik cafenya sudah ditemukan tapi ia hanya mengatakan jika dirinya hanya orang suruhan. Dan Ella yakin jika orang suruhan itu adalah suruhan Aurel.

"Halo om jadi bagaimana dengan orang itu..?" Tanya Ella kepada orang yang tengah ia telpon

"Dia tidak mau menyebutkan namanya La. Nanti om bakalan ancam dia supaya ia mau mengaku. Kamu yang sabar ya dan masalah ini akan om selesaikan.." ucap Bramana

"Makasih om. Om Bram memang orang terbaik yang Ella kenal. Terimakasih om.." ucap Ella dan mematikan telponnya

Ia memang meminta bantuan Bramana salah satu pengacara. Bramana sangat berhutang budi dengan Ella yang telah menolong anak semata wayangnya saat hendak diculik. Dan inilah yang Bramana bisa lakukan untuk menolong Ella sebagai balas budinya selama ini. Ia akan membantu Ella membalikan cafe milik Ella.

Ella mengucapkan terimakasih kepada Bramana yang mau membantunya secara sukarela, inilah prinsip Ella. Dimana ia menanam kebaikan maka ia akan menuai buah kebaikan pula. Semua orang yang pernah dekat dengannya juga merasakan kebaikan yang selalu Ella tunjukan.

Keesokan harinya Ella menemui Ririn dan Dzaki. Sudah tiga minggu ini ia tidak bertemu dengan mereka sejak penyitaan cafe miliknya. Dan yang Ella ketahui semua pegawainya kini telah mendapat pekerjaan baru dan itu membuatnya senang. Ella menemui Ririn dan Dzaki ditempat biasa mereka kumpul.

Ya memang Ririn dan Dzakilah yang menjadi sahabat Ella yang paling dekat dengannya. Dan mereka jugalah yang tahu misi balas dendamnya kepada Aurel dan Maharani. Dengan mereka berdua, ia tidak  bisa menyembunyikan satu rahasia saja karena hanya mereka berdualah yang selalu mengerti dirinya.

"Jadi tetep mau jalani rencanan mu, La??" Kini Ririn yang membuka percakapan mereka

Ella hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Apa nggak ada cara lain??" kini Dzaki yang ikut bersuara

Ella menghela nafas beratnya. Memang selama ini ia selalu memikirkan perkataan kedua sahabatnya ini. Tapi setiap mengingat semua perlakuan mereka, hatinya seakan mendukung rencananya. Ia hanya ingin memberi pelajaran sedikit untuk Aurel dan Maharani.

"Nggak ada cara lain, Ki. Aku Cuma ingin memberi pelajaran buat mereka. Kalian tahukan, kalian dan yang lainnya kehilangan pekerjaan gara-gara siapa?? Dan aku disini Cuma mau memberi pelajaran untuk mereka menghargai kehidupan orang lain"

Dzaki dan Ririn pun hanya bisa diam jika Ella sudah memantapkan hatinya untuk tetap membalas kelakuan mereka selama ini. Mereka akan membimbing Ella jika Ella sudah melebihi batasnya dalam membalas dendamnya, mereka akan menarik Eela keluar dari rencana gilanya. Ella pun mulai membicarakan maksud kedatangannya menemui kedua sahabatnya ini.

"Aku kesini Cuma mau meminta bantuan kalian.." Dzaki dan Ririn saling pandang saat mendengar Ella mengutarakan maksud kedatangannya.

"Aku ingin kalian yang mengelola cafe Jihan.." ucap Ella yang membuat Dzaki dan Ririn mengangakan mulut mereka

"Ka..ka..kami??" Tanya Ririn gugup

Ella menahan tawanya saat melihat ekspresi kedua sahabatnya yang seperti orang ketiban emas sekarung. Ella meminum coklat panasnya sebelum melanjutkan pembicaraannya.

"Iya karena aku tahu jika cafe itu pasti akan diambil lagi dengan Aurel. Dan jika cafe itu dipindahkan atas nama kalian otomatis Aurel tidak akan mengambil kembali cafe itu. Kalian tenang saja, aku yakin kalian tidak akan mengkhianatiku kan.."

"Tapi.." ucap Dzaki

"Cuma kalian yang bisa bantu aku. Dan aku pastikan tidak akan ada yang bisa mengambil cafe Jihan lagi karena ada om Bram yang siap bantu kita.." ucap Ella memotong Dzaki

"Om Bram ayahnya Devan yang pernah kamu tolong dari penculikkan itu??" Tanya Dzaki memastikan

"Iya..ternyata dia pengacara dan beliau lagi mengurus pengambilan hak milik cafe Jihan atas namaku. Dan sebentar lagi nama kalian berdua yang akan menjadi hak milik cafe ini. Aku mohon, di dunia ini Cuma ada kalian berdua, papa Adlan, dan.." Ella menggantungkan kalimatnya

"Siapa La?" Tanya Ririn yang penasaran siapa orang yang juga menyayangi sahabatnya ini

Ella hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia teringat kembali dengan sosok seseorang yang selalu berada disampingnya saat Ella kecil yang selalu kesepian dan menangisi sikap mama dan kakak tirinya yang begitu kejam kepadanya. Dan sampai sekarang pun Ella tidak berjumpa lagi dengannya setelah kejadian itu. Ella kehilangan graduan angelnya saat ia kecil dulu. Ia sangat rindu dengannya. Sangat sangat dan teramat sangat merindukannya.

Setelah menyampaikan maksud kedatangannya kepada kedua sahabatnya kini Ella sudah berada didepan kantor Rion. Ia memang sengaja tidak membawa mobilnya dan berharap Rion akan mengantarnya pulang. Ia yakin jika sampai ia berhasil mengajak pulang Rion pasti Aurel akan marah kepadanya dan benci itu akan semakin besar terhadapnya.

"Ella.."sapa seseorang dari dalam mobil

Tanpa melihat pun Ella sudah tahu siapa yang memanggilnya, yang tidak lain adalah Rion. Ia memang sedang menunggu taksi atau lebih tepatnya menunggu Rion.

Senyum Ella terukir di wajahnya, ia pun menghampiri mobil Rion yang berhenti di depan halte dimana ia duduk.

"Hai kak.." sapa Ella

"Mau pulang??" Tanya Rion yang diangguki oleh Ella

"Ya..udah kakak anterin yah.." tawar Rion

Ella pun mengangguk dan membuka pintu mobil Rion dan duduk disebelah Rion. Rion memang hari ini sengaja membawa mobilnya sendiri tanpa supir. Karena supir pribadinya sedang pulang kampung menjenguk anaknya yang sakit.

"Dari mana.Kok nggak bawa mobil?" Tanya Rion saat mobilnya sudah melaju dengan pelan

"Tadi habis ketemu teman lama kak.."

"Pacar??" Tanya Rion dan menatap Ella

"Bukan kak. Beliau yang mengurusi tentang kasus cafe milik Ella" terang Ella yang diangguki oleh Rion

"Maaf ya kak udah ngerepotin hari ini. Jadi nggak enak sama kak Rion.."

"Nggak masalah kok. Lagian kakak juga mau ketemu dengan Aurel.."

Ella melihat dari samping, ternyata Rion sangat tampan. Ia pun sudah berpikir yang aneh-aneh dan lihat saja kini ia sudah menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.

"Kamu kenapa Ella?" tanya Rion yang melihat Ella menggelengkan kepalanya

"Eh..ng..nggak kok kak emang Ella kenapa?" Tanya Ella balik

"Tadi kakak perhatiin kamu menggelengkan kepala kamu. Kamu pusing?"

"Nggak kok kak. Ella baik-baik aja.."kilah Ella

Tak terasa perjalanan yang jauh bisa secepat ini sampai dirumah Adlan. Ella melihat Aurel yang sudah berdiri tegak didepan pintu yang sangat terlihat sedang melemparkan tatapan membunuhnya pada dirinya.

Seperti biasa Ella tidak memperdulikannya, dan sebuah ide muncul diotak Ella untuk semakin membuat Aurel mendidih menahan amarahnya.

"Aduh kenapa susah gini ya.." gerutu Ella saat ia sedang berakting kesusahan melepas seatbelt-nya

"Kenapa Ella?" tanya Rion yang melihat Ella sedang kesesahan melepaskan sabuk pengamannya

"Nggak tahu nih.. kak seatbelt-nya susah dibuka. Kayaknya macet deh.." keluh Ella

"Sini kakak bantuin.."

Jeng jeng jeng....
Hati-hati, La. Di Aurel udah bertanduk tuh😅😅😅

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang